Pertanyaan
بسم اللّه الرحمن الر حيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Ustadz, ana mau tanya,
1. Sebelumnya saya ceritakan dulu kronologinya. Ayah saya sudah usia 70an. Punya sebidang tanah yang ditanami Aren. Saat ini belum menghasilkan. Rencana nanti akan dibuat usaha gula merah dari aren tersebut. Ayah berpesan bahwa tanah ini sepeninggal Ayah kelak tidak boleh dijual selamanya biar jadi milik bersama (keluarga), harus diusahakan terus dan hasilnya sebagian disedekahkan. Luas tanah ini lebih dari 1/3 tanah yang dimiliki Ayah. Yang saya mau tanyakan, bagaimana hukumnya keinginan Ayah ini dari pandangan Islam?

2. Berkaitan dengan itu juga, Ayah berniat memindahkan makam ibu ke tanah itu. Tadinya di pemakaman umum, tapi karena pemakaman digusur terpaksa dipindah. Sebenarnya sudah ada alternatif dipindahkan ke pamakaman umum yang baru. Tapi Ayah tetap ingin ke tanah yang ditanami aren tersebut (yang niat tidak boleh dijual selamanya). Sebagai gambaran di sekitar tanah Ayah ini ada penduduk, pesantren. Yang saya mau tanyakan, bagaimana hukumnya menguburkan di tanah pribadi?

شكرا
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Ditanyakan oleh Sahabat BiAS T06 G-21

Jawaban
Wa’alaikumussalam warahmatullah wabaraktuh

1. Boleh menunaikan wasiat selama banyaknya wasiat tidak melebihi sepertiga dari total harta warisan disebutkan dalam sebuah riwayat :

استأذن سعد بن أبي وقاص رضي الله عنه رسول الله صلى الله عليه وسلم أن يوصي بثلثي ماله قال : (لا ، قال : فالشطر ؟ قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : لا ، قال : فالثلث ؟ قال النبي صلى الله عليه وسلم : الثلث والثلث كثير . إنك أن تذر ورثتك أغنياء خير من أن تذرهم عالة يتكففون الناس)

Sa’ad bin Abi Waqash meminta izin kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk mewasiatkan dua pertiga hartanya beliau berkata, “Tidak boleh”, Lalu Sa’ad berkata, “Setengahnya”. Rasulullah Shallallah ‘alaihi wa sallam pun berkata, “Tidak boleh”,

Lalu Sa’ad berkata lagi, “Kalau begitu sepertiganya”. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

Sepertiganya. Sepertiganya itu cukup banyak. Sesungguhnya jika engkau meninggalkan para ahli warismu dalam keadaan kaya (cukup) itu lebih baik daripada engkau meninggalkan mereka dalam keadaan miskin sehingga meminta-minta kepada orang lain”. (HR Bukhari : 1295, Muslim : 1628).

2. Memakamkan jenazah di tanah pribadi pun juga diperbolehkan yang sunnah memakamkan jenazah di pemakaman umum bersama kaum muslimin lainnya. Imam Nawawi berkata :

يجوز الدفن في البيت وفي المقبرة ، والمقبرة أفضل بالاتفاق

“Boleh hukumnya memakamkan jenazah di rumah boleh juga di kuburan akan tetapi memakamkan jenazah di kuburan lebih utama dengan kesepakatan para ulama.” (Majmu’ Syarah Muhadzdzab : 5/245).

Wallahu a’lam

Dijawab dengan ringkas oleh:
Ustadz Abul Aswad Al bayati حفظه الله

Referensi: https://bimbinganislam.com/wasiat-dan-penguburan-jenazah-di-pekarangan-rumah/