Pertanyaan:
Bismillah, saya ijin bertanya. Saya berada pada situasi yang serba salah. Ayah saya meninggal dan keluarga mengadakan acara tahlilan. Saya sangat mengingkari acara tersebut akan tetapi saya tidak bisa berbuat apa-apa. Saya sudah sampaikan bahwa acara tersebut tidak ada dalam sunnah. Namun acara tetap dilaksanakan. Saya mau pergi namun tidak bisa meninggalkan ibu dalam kondisi berduka dan saya sendiri pun masih terpukul. Mau tidak mau saya sedikit terlibat dalam acara tersebut dan makan makanan pada acara tersebut meski hati saya mengingkarinya. Apa yang harus saya lakukan, apa saya sudah sangat berdosa karena terlibat dengan terpaksa acara tersebut? Mohon jawabannya. Jazaakumullohu khoiron.
(Ditanyakan oleh Sahabat BIAS via Instagram Bimbingan Islam)
Jawaban:
Mudah-mudahan Allah ‘Azza wa Jalla mengampuni dosa-dosa dan kesalahan kita. Kadang kita terpaksa melakukan hal yang tidak disukai, apalagi ketika meyakini hal tersebut adalah perbutan terlarang dan tidak boleh, tapi kita tetap terjatuh ke dalamnya suka ataupun enggan.
Nasihat kami untuk kita semua sebagai anggota keluarga yang statusnya lebih muda, jadilah anak yang berbakti pada orang tua yang hidup, maupun yang telah wafat dengan menjadi anak shaleh, teruslah berbuat baik pada mereka, juga pada kerabat keluarga. Berlakulah dan bergaul dengan akhlak yang mulia, jangan membenci serta jangan bertengkar, apalagi sampai bermusuhan, maafkanlah kesalahan mereka yang belum tahu dan belum mau untuk memahami agama dengan benar.
Karena Hidayah taufiq di tangan Allah Ta’ala semata, dan manusia hanya bisa menyampaikan saja;
وما علينا إلا البلاغ
Kewajiban kita hanya menyampaikan saja.
Jika pada perkara mengadakan acara peringatan kematian 7 hari, 40 hari, setahun, dan lainnya, dan Anda terpaksa hadir karena sebagai keluarga inti ahli mayit, maka jangan bantu inti acara tersebut seperti membuat undangan, ikut mengadakan ritual khusus (tabur bunga dan siram air di kuburan), tapi pilih tugas sekunder yang tidak terjun langsung (ini lebih ringan mudharatnya in syaAllah). Adapun pada perkara makan pada acara ‘tahlilan”, maka Anda sebagai anggota keluarga boleh makan bukan pada inti acara pas berlangsungnya ritual peringatan acara kematian, tapi makanlah karena Anda lapar bukan dipaksa makan, karena ini adalah hak Anda dan memang ini merupakan kebutuhan tubuh, maka khusus masalah ini tidak mengapa in syaAllah.
Di waktu yang akan datang, jelaskan dengan santun dan sopan penuh adab pada keluarga, bahwa Anda punya prinsip agama yang tidak boleh dilanggar, karena jika dilanggar Anda akan merasa bersalah, punya perasaan tersakiti berbalut dosa.
Semoga AllahYang Maha Pemurah menganugerahkan taufiq pada kita semua untuk tolong menolong dalam kebaikan dan taqwa, dan bukan saling membantu dalam dosa serta kemaksiatan yang mendatangkan ketidakridhaan Ar Rahman.
Allah ‘Azza wa Jalla berfirman dalam surat al-Maidah ayat 2;
وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلا تَعَاوَنُوا عَلَى الإثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
Dan tolong-menolonglah kalian dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan janganlah kalian tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kalian kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya.
Wallahu Ta’ala A’lam.
Dijawab dengan ringkas oleh:
Ustadz Fadly Gugul S.Ag. حفظه الله
Sumber: https://bimbinganislam.com/terpaksa-tahlilan/