Berbicara tentang kematian, berarti kita sedang berbicara tentang sebuah keniscayaan yang tak ada satupun makhluk hidup yang mengingkarinya. Tidak ada yang lebih nyata daripada kejadian terlepasnya ruh dari badan meninggalkan kehidupan dunia untuk selama-lamanya.

Tidak berlebihan jika kita mengatakan bahwa mengingat kematian merupakan obat paling ampuh untuk memberantas penyakit kelalaian yang disebabkan oleh kenikmatan duniawi. Karena sadar akan kematian berarti sadar bahwa kenikmatan dunia yang dirasakan tidak kekal dan akan ditinggalkan. Rasulullah ﷺ bersabda:

أكْثِرُوا ذِكْرَ هاذِمِ اللَّذّاتِ يَعْنِي المَوْتَ

“Perbanyaklah mengingat pemutus kelezatan”. Yaitu : kematian (HR. Tirmidzy : 2307).

كَفى بِالمَوْتِ واعِظًا

“Cukuplah kematian sebagai pemberi peringatan” (Kitab Azzuhud li ibnil Mubarak : 2/37).

Kematian adalah rahasia ilahi.
Tidak ada satupun makhluk hidup yang mengetahui rahasia ajal. Hanya Sang penciptalah yang tahu batas umur sebenarnya dari seorang makhluk. Banyak dan sering kita mendengar orang yang sudah divonis banyak dokter tidak memiliki waktu hidup yang lama, ternyata bisa lebih panjang umurnya daripada orang yang sehat. Begitu pula, sering kita mendengar anak bayi yang baru lahir telah menemui ajalnya.

Rahasia batas waktu umur seseorang begitu pula dimanakah dia akan menemui ajalnya, hanya Allah ﷻ yang mengetahuinya. Allah ﷻ berfirman:

وَمَا تَدۡرِي نَفۡسُۢ بِأَيِّ أَرۡضٖ تَمُوتُۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرُۢ

“….. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS Luqman : 34)

Hikmah yang Allah ﷻ kehendakilah yang menjadi alasan mengapa Allah ﷻ merahasiakan kapan batas akhir kehidupan. Diantaranya adalah agar seorang hamba selalu berada dalam ketaatan dan segera bertaubat jika terjatuh dalam kemaksiatan.

Jika manusia tahu kapan matinya, mereka akan senantiasa bermaksiat kepada Allah ﷻ dan bertaubat 1 jam sebelum kematiannya. Jika demikian, tentu manusia akan menjadi budak dari hawa nafsunya dan bukan lagi menjadi hamba Allah ﷻ yang diharapkan. Tidak terbayangkan bagaimana kerusakan yang akan timbul dimuka bumi ini.

Tanda-tanda kematian akan datang.
Sebagaimana yang telah dipaparkan pada penjelasan diatas, tidak ada yang bisa memastikan kapan tepatnya seseorang akan meninggal, tidak ada sumber yang valid untuk menjelaskan hal tersebut, karena kematian merupakan rahasia Allah ﷻ.

Kendati demikian, ada beberapa hal yang mungkin bisa kita jadikan tanda ajal akan menjemput. Bukan untuk memastikan waktu datangnya, namun untuk lebih memberikan warning, agar diri lebih bisa mempersiapkan jika ajal tiba.

Diantara tanda tersebut adalah umur yang sudah mencapai 60 tahun, rasulullah ﷺ bersabda:

أعْمارُ أُمَّتِي ما بَيْنَ السِّتِّينَ إلى السَّبْعِينَ، وأقَلُّهُمْ مَن يَجُوزُ ذَلِكَ

“Umur umatku antara 60 sampai 70 tahun, dan sedikit sekali yang melewati itu.” (HR. Tirmidzy : 3550).

Orang yang Allah ﷻ berikan kenikmatan, sehingga bisa mencapai umur ini, hendaklah berupaya untuk fokus mempersiapkan diri. Karena sangat besar kemungkinan ajal akan segera datang.

Seorang ahli hikmah berkata:
الأسْنانُ أرْبَعَةٌ سِنُّ الطُّفُولِيَّةِ ثُمَّ الشَّبابِ ثُمَّ الكُهُولَةِ ثُمَّ الشَّيْخُوخَةِ وهِيَ آخِرُ الأسْنانِ وغالِبُ ما يَكُونُ ما بَيْنَ السِّتِّينَ والسَّبْعِينَ فَحِينَئِذٍ يَظْهَرُ ضَعْفُ القُوَّةِ بِالنَّقْصِ والِانْحِطاطِ، فَيَنْبَغِي لَهُ الإقْبالُ عَلى الآخِرَةِ بِالكُلِّيَّةِ

“Umur manusia ada empat tingkatan: masa anak-anak, masa muda, paruh baya, dan tua. Dan masa tua adalah masa akhir dalam kehidupan, yang berkisar antara 60 sampai 70 tahun. Pada masa itu mulai tampak melemahnya badan dan degenarasi. Oleh karenanya sudah sepantasnya untuk fokus secara total untuk kehidupan akhirat.” (Tuhfatl Ahwadzy : 6/513).

Diantara tanda kematian yang lainnya adalah sakit yang parah dan kecil kemungkinan untuk sembuh. Walaupun penyakit yang parah tidak menjadi patokan kematian seseorang, namun ini bisa menjadi peringatan bagi dirinya, karena bisa jadi penyakit tersebut adalah penyebab kematiannya.

Syaikh bin Baz berkata:

الإنسان لا يعلم الغيب ولا يشعر بالأجل، لكن قد يعرف الأمارات إذا رأى المرض الشديد أو الجرح الشديد قد يحس بأن هذا في الغالب سوف يقضي عليه، وسوف يحصل بعده الموت، وإلا فالعلم عند الله

“Manusia tidak mengetahui perkara ghaib, dan tidak bisa merasakan kapan pastinya ajal akan datang. Tapi, bisa jadi dia mengetahui tanda-tanda kematian. Seperti : jika dia mengalami sakit atau luka yang parah. Dia merasa kemungkinan besar penyakit ini bisa membunuhnya, dan menyebabkan kematiannya. Namun, tetap ilmu kepastiannya hanya Allah yang mengetahuinya.”

Kesimpulannya adalah setiap kita tidak ada yang mengetahui dengan pasti kapan dan dimana malaikat maut akan menemuinya, semuanya berada ditangan Allah ﷻ. Memang ada sebab-sebab yang menjadi tanda akan dekatnya kematian seperti umur yang sudah tua ataupun sakit yang parah. Namun itu bukanlah kepastian dia akan segera mati, karena banyak anak muda dan orang yang fisiknya sehat lebih dahulu menemui ajalnya.

Yang terpenting adalah mempersiapkan apa yang akan kita bawa ketika kematian itu datang, apa yang sudah kita persiapkan untuk menemui Allah ﷻ. Sebagaimana dahulu ada sahabat yang bertanya kepada Rasulullah ﷺ tentang kapan terjadinya kiamat, maka rasulullah ﷺ pun menjawab dengan pertanyaan:

وماذا أعْدَدْتَ لَها

“Apa yang telah anda persiapkan jika kiamat terjadi?” (HR. Bukhari : 3688).

Wallahu a’lam

Disusun oleh :
Ustadz Muhammad Ihsan حفظه الله

 

Sumber: https://bimbinganislam.com/tanda-tanda-kematian-akan-datang/