Pertanyaan

بسم اللّه الرحمن الر حيم
السلام عليكم ورحمةالله وبركاته

Ustadz, terkait dengan materi tentang taat pada penguasa dari Kitab “Mu’ammalatul Hukkam”,

Bagaimana dengan syarat-syarat ulil amri itu sendiri, Ustadz?

Seperti yang disampaikan oleh Syeikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah bahwa diantaranya adalah:

1. maujud (ada)
2. ma’lum (diketahui/dikenal)
3. memiliki qudrah (kemampuan)

Siapakah ulil amri yang pantas kita taati di Indonesia berdasarkan syarat ketiga diatas?

Jazaakallahu khoyr
Baarakallahu fiik

(Dodi – Admin BiAS N01)

Jawaban

وعليكم السلام و رحمة الله وبر كاته

Ketiga syarat tersebut ada dan bisa kita saksikan dalam diri penguasa di negeri kita, adapun kemampuan itu bertingkat-tingkat dari sisi lemah dan kuatnya. Keberadaan negeri kita dan exist nya negeri kita, demikian pula syiar-syiar Islam yang masih tetap berjalan hingga hari ini, sedikit banyak menerangkan kepada kita keberadaan kemampuan tersebut.

Banyak para ulama ahlis sunnah wal jama’ah yang menjelaskan dengan terang siapa ulil amri di sebuah negeri. Baik secara global/garis besar maupun secara rinci dengan menta’yinnya. Diantara yang menyebut dengan global bahwa penguasa dalam sebuah negeri berbentuk republik adalah presidennya (terlepas dari hukum republik yang merupakan pembahasan lain), ialah Imam Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin Rahimahullah.

Beliau menyatakan :

والامامة نوعان: إمامة في الدين، وإمامة في التدبير والتنظيم فمن امامة الدين الامامة في الصلاة، فإن الامام في الصلاة امامته امامة دين ومع ذلك فله نوع من التدبير حيث ان النبي صلى الله عليه وسلم امر بمتابعته ونهى عن سبقه والتخلف عنه فهذا نوع تدبير، لانه مثلا اذا كبّر كبرنا واذا ركع ركعنا واذا سجد سجدنا وهكذا.

واما امامة التدبير فتشمل الامام الاعظم ومن دونه، والامام الاعظم هو الذي له الكلمة العليا في البلاد كالملوك ورؤساء الجمهوريات وما اشبه ذلك

“Ke-Imaman/kepemimpinan itu ada dua : Imam dalam agama dan imam dalam pengaturan dan sistem.

Diantara imam dalam agama adalah imam shalat. Imam shalat itu jenis keimamannya adalah imam dalam agama, bersamaan dengan itu ia memiliki unsur pengaturan juga, karena Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan untuk mengikuti gerakannya, serta melarang dari mendahului atau terlalu terlambat darinya.

Ini merupakan unsur pengaturan karena jika ia bertakbir kita ikut takbir, jika ia rukuk kita ikut rukuk, dan jika ia sujud kita ikut sujud dan seterusnya.

Adapun imam dalam pengaturan dan sistem maka ia mencakup Imamul A’dzom (khalifah) dan jajarannya. Imamul A’dzom adalah yang memiliki kalimat tertinggi di suatu negeri, seperti para raja dan para presiden (pemimpin republik), atau yang semisal dengannya.”

(Syarah Aqidah As-Sifariniyah : 1/663).

Lihatlah bahwa Imam Ibnu Utsaimin dengan terang-terangan menyebut presiden dalam republik adalah imamul a’dzom atau kata lainnya Ulil Amri bagi rakyatnya. Dan beliau mengetahui dengan detail apa itu republik karena beliau hidup di masa kita hidup.

Diantara ulama ahlis sunnah wal jama’ah yang dengan terang-terangan menyebut presiden Indonesia adalah Ulil Amri yang sah ialah Syaikh Prof. DR. Ibrahim bin Amir Ar Ruhaili (mufti masjid Nabawi kota Madinah), fatwa beliau bisa disimak di sini insya’Allah :

 

Wallahu ta’ala a’lam.

Dijawab dengan ringkas oleh :

Ustadz Abul Aswad Al Bayati, Lc حفظه الله

Referensi: https://bimbinganislam.com/syarat-ulil-amri-dan-mengenai-ulil-amri-indonesia/