Pertanyaan :
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, ijin bertanya.
Apa sebenarnya Waliyullah itu, dan siapa Waliyullah tersebut? Kenapa banyak sekali yang mengatakan bahwa susah mencari Waliyullah itu.
(Aldimas Asana A, Donatur BIAS)
Jawaban :
Siapa itu wali Allah?
Secara bahasa kata al-wali berasal dari kata dasar “al-walaayah” yang artinya cinta, pertolongan dan kedekatan, atau dari kata “al-wilayah” yang artinya adalah kekuasaan dan daerah. Lawan kata dari kata al-walaayah adalah al-‘adaawah yang artinya permusuhan. Orang yang taat kepada Allah Ta’ala disebut wali Allah, karena kedekatannya dengan Allah melalui ibadah yang dia lakukan dan ketundukannya untuk berusaha mengikuti semua aturan Sang Pencipta.
Jadi bisa disimpulkan bahwa disebut wali itu karena kedudukan yang tinggi di dalam agama yang tidak akan dicapai kecuali oleh orang-orang yang melaksanakan tuntunan agama baik secara lahir maupun batin.
Dari sini, kewalian itu memiliki dua sisi sudut pandang:
Pertama; Sisi yang terkait dengan hamba, yaitu melaksanakan segala perintah dan menjauhi segala larangan, kemudian secara bertahap dia meningkatkan ubudiyahnya kepada Allah Ta’ala dengan amalan-amalan sunnah.
Kedua; Sisi yang terkait dengan Allah ‘Azza wa Jalla, yaitu Allah Yang Maha Mulia akan mencintainya, menolongnya, dan mengokohkannya di atas sikap istiqamah. (lihat Madkhal Syarh Ushul I’tiqad, 9/7)
Batasan Wali Allah
Allah ‘Azza Wa Jalla telah memberikan batasan, siapakah wali Allah yang sesungguhnya. Dalam al Qur’an, Allah Ta’ala telah menjelaskan definisi wali Allah Ta’ala, Dan Dia lah Yang Maha Mengetahui segalanya
أَلَا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ . الَّذِينَ آَمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ
“Sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati – jaminan masuk surga – (Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa.” (QS. Yunus: 62-63).
Pakar Tafsir di zamannya, Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata;
يخبر تعالى أن أولياءه هم الذين آمنوا وكانوا يتقون، كما فسرهم ربهم، فكل من كان تقيا كان لله وليا
“Allah Ta’ala mengabarkan bahwa wali-wali-Nya adalah setiap orang yang beriman dan bertaqwa. Sebagaimana yang Allah jelaskan. Sehingga setiap orang yang bertaqwa maka dia adalah wali Allah.” (Tafsir Ibn Katsir, 4/278).
Maka siapa saja yang benar keimanannya, dan jujur kataqwaannya, dia ber-wala’ (loyal) kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Mereka mencintai segala yang dicintai-Nya, membenci segala yang dibenci-Nya, ridha terhadap segala yang diridhai-Nya, murka terhadap segala yang dimurkai-Nya, memerintahkan kepada segala yang diperintahkan-Nya, mencegah segala yang dicegah-Nya, memberi kepada orang yang Dia cintai untuk diberi, dan tidak memberi kepada siapa yang Dia larang untuk diberi.” (lihat al-Furqan dalam kitab Majmu’atut Tauhid, hal. 329).
Wallahu Ta’ala A’lam.
Dijawab dengan ringkas oleh:
Ustadz Fadly Gugul S.Ag. حفظه الله