Pertanyaan :

السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

Mohon penjelasan mengenai sholat di masjid atau mushola yang terletak bersebelahan dengan makam, ada yang berpendapat boleh dan ada yang tidak, mana yang benar ?

(Dari Noor di Sleman Anggota Grup WA Bimbingan Islam di Sleman )

Jawaban :

وعليكم السلام ورحمة الله وبر كاته

Bismillah,

Kasus serupa pernah ditanyakan pada Syaikh Bin Baz dan berikut ini jawaban beliau :

إذا كان في قبلة المسجد شيء من القبور فالأحوط أن يكون بين المسجد وبين المقبرة جدار آخر غير جدار المسجد أو طريق يفصل بينهما ، هذا هو الأحوط والأولى ليكون ذلك أبعد عن استقبالهم للقبور .
أما إن كانت عن يمين المسجد أو عن شماله ، أي عن يمين المصلين ، أو عن شمالهم فلا يضرهم شيئا

“Apabila di arah kiblatnya masjid ada kuburannya maka yang lebih berhati-hati hendaknya terdapat tembok yang memisahkan antara masjid dan kuburan, atau terdapat jalan yang memisahkan antara masjid dengan kuburan, ini yang lebih hati-hati dan lebih utama. Agar menjadikan orang-orang yang shalat jauh dari sikap menghadap kuburan ketika shalat.

Adapun jika lokasi kuburan ada di sebelah kanan masjid, atau samping kiri, atau ada di sebelah kanan jama’ah shalat atau di sebelah kirinya, yang seperti ini tidak mengapa”. (Majmu’ Fatawa Syaikh Bin Baz : 13/357).

Dari fatwa di atas kita memahami bahwa tidak boleh shalat menghadap ke kuburan, hal ini cocok dengan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ;

ﻻَ ﺗُﺼَﻠُّﻮْﺍ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟْﻘُﺒُﻮْﺭِ ﻭَﻻَ ﺗَﺠْﻠِﺴُﻮْﺍ ﻋَﻠَﻴْﻬَﺎ

“Janganlah kalian shalat menghadap kuburan, dan janganlah duduk di atasnya.” (HR. Muslim No. 972)

Dari fatwa ini pula kita tahu bahwa larangan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam tentang shalat menghadap kuburan ini mencakup shalat di area kuburan dan shalat di mesjid yang kiblatnya ke arah kuburan, kecuali kalau ada pemisah antara dinding mesjid dengan kuburan tersebut.

Dan yang perlu untuk kita fahami pula ialah bahwa masjid yang ada kuburannya itu ada dua macam sebagaimana keterangan Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah sebagai berikut :

الصلاة في مسجد فيه قبر على نوعين :

الأول: أن يكون القبر سابقاً على المسجد، بحيث يبنى المسجد على القبر، فالواجب هجر هذا المسجد وعدم الصلاة، وعلى من بناه أن يهدمه، فإن لم يفعل وجب على ولي أمر المسلمين أن يهدمه.

والنوع الثاني: أن يكون المسجد سابقاً على القبر، بحيث يدفن الميت فيه بعد بناء المسجد، فالواجب نبش القبر، وإخراج الميت منه، ودفنه مع الناس.

Masjid yang ada kuburannya itu ada dua macam ;

Keberadaan kuburan lebih dulu dari pada keberadaan masjid, sehingga masjid dibangun di atas kuburan. Yang wajib hendaknya masjid ini dijauhi dan tidak shalat di dalamnya, dan yang membangun masjid di atas kuburan hendaknya meruntuhkannya, jika tidak maka kewajiban tersebut beralih kepada penguasa kaum muslimin setempat.
Keberadaan masjid lebih dulu dari pada kuburan, yang mana mayat dikuburkan di dalamnya setelah selesai pembangunan masjid. Yang wajib ialah membongkar kuburan, mengeluarkan mayatnya dan memakamnya bersama dengan manusia lainya.

(Majmu’ Fatawa War Rosail Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin : jilid 12 bab Ijtinabun Najasah).

Wallahu a’lam.

Konsultasi Bimbingan Islam
Ustadz Abul Aswad Al Bayati

Referensi: https://bimbinganislam.com/shalat-di-masjid-yang-ada-kuburannya/