Pertanyaan:
بسم الله الرحمن الر حيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Pertanyaan ana, apakah hadits di bawah ini dhaif atau shahih?
Tentang Anjuran Shalat Rabu Wekasan (Shalat Lidhaf’il Bala’ atau Shalat Tolak Bala’)
Sebagian para ulama mengatakan bahwasanya setiap tahun pada Rabu akhir di bulan shafar Allāh subhānahu wa ta’āla menurunkan 320.000 ribu bala, cobaan, musibah, ada yang mengatakan 820.000 ribu bala, cobaan, atau musibah.
Mari kita sama – sama di hari itu memperbanyak kebaikan, seperti sadaqah, jariyyah, infaq, tahmid, tahlil, istighfar, baca Al quran, shalat, berdoa untuk pribadi, nusa, bangsa khususnya agama.
Juga barang siapa yang shalat empat raka’at dihari itu, insyaAllāh dijauhkan dari malapetaka dan musibah aamiin aamiin aamiin ya rabbal aalamiin…
عن أبي هريرة رضي اللَّه عنه قال ؛ قال رسول اللّه صلى اللّه عليه وسلّم : ” مَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ يُصَلُّوْنَ فِيْ آخِرِ الْأَرْبِعَاءِ مِنْ صَفَرَ إِلاَّ نَجَّاهُمُ اللهُ مِنَ الْكَوَارِثِ (هذا الحديث حسن )
←اَلْكَوَارِثُ اي اَلْبَلَايَا
Artinya : Dari Abu Hurairah radhiiallāhu’anhu berkata, Rasulullah shallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda :” Tidaklah berkumpul suatu kaum mereka shalat di akhir hari Rabu pada bulan Shafar terkecuali Allāh subhānahu wa ta’āla akan menyelamatkan mereka dari malapetaka-malapetaka dan musibah-musibah”.
ذكر بعض العارفين من اهل الكشف والتمكين انه ينزل في كل سنة ثلاثمائة الف بلية وعشرين الفا من البليات وكل ذلك في يوم الاربعاء الاخير من صفر فيكون ذلك اليوم اصعب ايام السنة.
Artinya : Diantara para ulama arifiin dan ahli mukasyafah berkata sesungguhnya Allāh subhānahu wa ta’āla menurunkan 320.000 bala dan malapetaka ( musibah ) di hari Rabu terakhir pada bulan Shafar. Hari tersebut menjadi hari yang paling rawan dan dikhawatirkan.
واللّفظ للقضاعي من طريق ابن زكريا عن يحيى بن عياض عن أبي الدبّوس عن صالح بن أبي زكريا بن شميل عن أبيه عن جدّه قال ؛ قال رسول اللّه صلى اللّه عليه وسلّم : ” إِنَّ اللهَ يُنْزِلُ فِيْ آخِرِ أَرْبِعَاءَ مِنْ صَفَرَ ثَمَانَمِائَةِ أَلْفٍ وَعِشْرِيْنِ مِنَ الْبَلاَيَا فَمَنْ صَلَّى صَلَاتَهُ عَصَمَهُ اللهُ مِنَ الْبَلاَيَا” (في رواية الإمام عبد الرزّاق في المسند ج ٢ ص: ٢٠٧ والإمام إبن زيد بن علي في المسند ج ١ ص: ٣٤ والقضائي في التّاريخ ج ٩ ص: ٢٠٣ ، أخرجاه شيخنا رضي اللَّه عنه أو كما قال)
Artinya : Lafadz hadits ini dari Imam Al Qudha’i dari jalan sanad Thariq bin Zakariya dari Yahya bin ‘Iyadz dari Abi Ad Dabbus dari Shalih bin Abi Zakariya bin Syumail Dari Ayahnya dari Kakeknya berkata, Rasulullah shallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Sesungguhnya Allāh subhānahu wa ta’āla menurunkan pada hari Rabu terakhir di bulan Shafar 820.000 ribu dari bala’ (musibah), barangsiapa yang shalat dihari rabu itu maka Allāh subhānahu wa ta’āla akan menjaganya dari pada bala’-bala’ dan bencana-bencana/ malapetaka/musibah” (Diriwayatkan Imam Abdur Razzaq didalam Musnad Juz 2 hal: 208, dan Imam Ibnu Zaid bin Ali didalam Musnad Juz 1 hal: 34 dan Al Imam Al Qudha’i didalam Kitab Tarikh Juz 9 hal: 203).
Didalam sebuah hadits lain yang diriwayatkan oleh Sayyidatuna Fathimah Radhiallahu ‘anha. Bahwa Nabi Muhammad shallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ صَلىَّ لَيْلَةَ اْلأَرْبِعَاءِ رَكْعَتَيْن
ِ يَقْرَاءُ فِى اْلأُوْلَى فَاتِحَةَ اْلكِتَابِ وَقُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ اْلفَلَقْ عَشْرَ مَرَّاتٍ وَفِى الثَّانِيَّةِ قُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِ عَشْرَ مَرَّاتٍ ثُمَّ إِذَا سَلَمَ أَسْتَغْفِرُ اللهَ عَشْرَمَرَّاتٍ ثُمَّ يُصَليِّ عَلَى مُحَمَّدٍ عَشْرَمَرَّاتٍ نَزَل َمِنْ كُلِّ سَمَاءٍ سَبْعُوْنَ أَلْفَ مَلَكٍ يَكْتُبُوْنَ ثَوَابَهُ إِلَى يَوْمِ اْلقِيَامَةِ
Artinya :”Barangsiapa yang berkenan mengerjakan shalat 2 rakaat di malam Rabu, pada rakaat pertama membaca surat al-Fatihah dan al-Falaq 10 kali, kemudian pada rakaat kedua membaca al-Fatihah dan an-Nas 10 kali, kemudian setelah salam membaca istighfar 10 kali dan shalawat 10 kali, maka 70 malaikat akan turun dari langit bertugas mencatatkan pahalanya sampai hari kiamat.”
TATACARA PELAKSANAANNYA ADALAH:
Niat shalatnya adalah shalat sunnah mutlak 4 raka’at, atau bisa dengan niat shalat Li daf’il bala’ 4 raka’at dengan satu kali salam boleh (tanpa tahiyyatul awwal). dua kali salam juga boleh, di antara bacaan usolinya
أُصَلِّى سُنَّةً لِدَفْعِ اْلبَلاَء أْرْبَعَ رَكَعَاتٍ إِمَاًمًا \مَأْمُوْمًا لِلهِ تَعَالَى أَللهُ أَكْبَرْ .
Atau
اُصلي سنة المطلق اربع ركعات اماما / ماموما لله تعالي
الله اكبر .
“Aku niat shalat sunnah sebanyak empat raka’at agar dijauhkan dari malapetaka karena Allāh ta’āla “.
Setelah selesai membaca al-Fatihah pada tiap-tiap rakaat, kemudian membaca surat al-Kautsar 17 kali, surat al-Ikhlas 5 kali dan surat al-Mu’awwidzatain 1 kali.
Lalu membaca doa shalat sunnah Rebo Wekasan sebagai berikut:
أَللَّهُمَّ يَا شَدِيْدَ اْلقَوِىِّ وَيَاشَدِيْدَ اْلمِحَالِ يَا عَزِيْزُ ذَلَّلْتَ بِعِزَّتِكَ جَمِيْعَ خَلْقِكَ إِكْفِنِىْ مِنْ جَمِيْعِ خَلْقِكَ يَامُحْسِنُ يَا مُجَمِّلُ يَا مُتَفَضِّلُ يَا مُنْعِمُ يَا مُكْرِمُ يَا مَنْ لاَإِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ أَللَّهُمَّ بَسِّرْ اْلحَسَنَ وَأَخِيْهِ وَجَدِّهِ وَأَبِيْهِ إِكْفِنِىْ شَرَّ هَذَا اْليَوْمِ وَمَا يَنْزِلُ فِيْهِ يَا كَافِيَ الْمُهِمَّاتِ يَا دَافِعَ اْلبَلِيَاتِ فَسَيَكْفِيْكَهُمُ اللهُ وَهُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ وَحَسْبُنَا اللهُ وَنِعْمَ اْلوَكِيْلُ وَلاَحَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلَّابِاللهِ اْلعَلِيِّ اْلعَظِيْمِ اَللَّهُمَّ إِعْصِمْنَا مِنْ جَهْدِ اْلبَلاَءِ وَدَرْكِ الشَّقَاءِ وَسُوْءِ اْلقَضَاءِ وَشَمَاتَةِ اْلأَعْدَاءِ وَمَوْتِ اْلفُجْأَةِ وَمِنْ شَرِّ السَّامِ وَالْبَرْسَامِ وَالْحُمَى وَاْلبَرَصِ وَاْلجُذَامِ وَاْلأَسْقَامِ وَمِنْ جَمِيْعِ اْلأَمْرَاضِ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ وَصَلَّى اللهُ عَلَى َسِّيدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمْ .
Menurut sebagian ulama’ Al Arif Billah: “Bala’ atau malapetaka yang ditakdirkan oleh Allāh subhānahu wa ta’āla akan terjadi selama satu tahun. Semuanya diturunkan dari Lauhul Mahfudz ke langit dunia pada malam atau hari Rabu terakhir di bulan Shafar. Maka barang siapa yang bersedia menulis 7 ayat di bawah ini kemudian dilebur dengan air lalu diminum, maka orang tersebut akan dijauhkan dari malapetaka. Adapun ayatnya adalah sebagai berikut:
سَلَامٌ قَوْلًا مِنْ رَبٍّ رَحِيمٍ , سَلَامٌ عَلَى نُوحٍ فِي الْعَالَمِينَ , سَلَامٌ عَلَى إِبْرَاهِيمَ , سَلَامٌ عَلَى مُوسَى وَهَارُونَ سَلَامٌ عَلَى إِلْ يَاسِينَ , سَلَامٌ عَلَيْكُمْ طِبْتُمْ فَادْخُلُوهَا خَالِدِينَ , سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ
(peringatan) Ingat!!! Azimah/Ayat ini tidak akan memberi keberkahan dan kemanfaatan kepada kita, tapi yang memberikan keberkahan dan kemanfaatan kepada kita itu adalah Allāh subhānahu wa ta’āla . Semoga kita semuanya dijaga, dilindungi, dan dihindarkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dari berbagai macam musibah dan bencana aamiin aamiin aamiin ya rabbal aalamiin bisirri asrari Al Fatihah…
Catatan:
hari rabu yang terakhir di tahun 2018 ini bertepatan dengan 29 Shafar 1440 H – 7 November 2018 M.
keterangan ini juga di terangkan dalam kitab.
1. كتاب فتح الملك المجيد
2. جواهر الخامس جلد
3. مشكات الانوار جلد
4. الاتحاف جلد
والله اعلم بالصواب، نرجو منكم واصلح الفسد بتاُمل وان بديهة فلا تبدل.
الفقير الحقير معصوم احمد حسن خادم طلبة معهد الاسلامي مفتاح الهدى عثمانية الشيكولي حارة والشياُمس بلدة.
Kemudian apakah hadits beserta penjelasan diatas dapat dijadikan landasan hukum untuk melakukan Shalat Lidhaf’il Bala’?
Jazakumullah khairan
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Ditanyakan oleh Sahabat BiAS
Jawaban:
وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ الله وَبَرَكَاتُهُ
بِسْـمِ الله
Alhamdulillāh
Washshalātu wassalāmu ‘alā rasūlillāh, wa ‘alā ālihi wa ash hābihi ajma’in.
Wajazakallahu khairan katsiran atas pertanyaan dan do’a yang antum sampaikan,
Kita selalu memohon kepada Allāh subhānahu wa ta’āla dengan taufiq dan petunjukNya.
Apakah hadits-hadits dibawah ini shahih ?
عن أبي هريرة رضي اللَّه عنه قال ؛ قال رسول اللّه صلى اللّه عليه وسلّم : ” مَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ يُصَلُّوْنَ فِيْ آخِرِ الْأَرْبِعَاءِ مِنْ صَفَرَ إِلاَّ نَجَّاهُمُ اللّٰهُ مِنَ الْكَوَارِثِ (هذا الحديث حسن )
←اَلْكَوَارِثُ اي اَلْبَلَايَا
Artinya : Dari Abi Hurairah radhiiallāhu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda :” Tidaklah berkumpul suatu kaum mereka shalat di akhir hari Rabu pada bulan Shafar terkecuali Allāh subhānahu wa ta’āla menyelamatkan mereka dari malapetaka-malapetaka/musibah-musibah”.
Penjelasan jawaban: untuk mengetahui hadits ini shahih atau hasan, maka diperlukan sanad haditsnya atau paling tidak dimana hadits ini bisa ditemukan, jika sanad nya belum ditemukan / tidak dicantumkan maka tidak bisa ditentukan apakah hadits tersebut shahih atau hasan.
Jika untuk menentukan shahih dan hasan saja belum bisa, apalagi untuk diamalkan, bahkan disana ada kemungkinan seorang jatuh kepada thiyarah atau merasa sial dengan hari tersebut. Padahal thiyarah merupakan bagian dari kesyirikan.
Kemudian lafadz, dikatakan oleh sebagian ulama arif, ahli mukasyafah, ini tidak bisa dijadikan landasan amalan.
Kesimpulannya bahwa untuk menentukan keshahihan hadits diperlukan sanad dan sumber hadits tersebut. Jika sumber atau sanadnya (rangkaian orang yang meriwayatkan) belum diketahui, maka tidak bisa dijadikan landasan hukum untuk melakukan sebuah amalan.
Itu yang bisa kami sampaikan.
Wallahu A’lam
Wabillahittaufiq.
Dijawab dengan ringkas oleh:
? Team Tanya Jawab Bimbingan Islam
Referensi: https://bimbinganislam.com/hadits-tentang-rebo-wekasan-shahih/