Pertanyaan:

بسم الله الرحمن الر حيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Dari Ibnu Abbas ia berkata,
“Jika wanita haid suci setelah Ashar maka ia tetap mengerjakan shalat Dhuhur dan shalat Asar. Jika ia suci di waktu Isya maka ia tetap mengerjakan shalat Maghrib dan shalat Isya.
(Dikeluarkan oleh Ibnu Abi syaibah 2/132, Ad Darimi 894, Ibnu Mundzir dalam Al Aasath 2/243 dan Al Baihaqi 1/387)

Ustadz, mohon penjelasan kesahihan hadits tersebut.

جَزَاكَ الله خَيْرًا

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Ditanyakan oleh Sahabat BiAS T08

Jawaban:

وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ الله وَبَرَكَاتُهُ
بِسْـمِ الله

Alhamdulillāhi rabbil ālamīn

Washshalātu wassalāmu ‘alā rasūlillāh, wa ‘alā ālihi wa ash hābihi waman tabi’ahum bi ihsānin Ilā yaumil Qiyāmah. Amma ba’du

Afwan Wajazākallāh khairan katsiran atas pertanyaan dan do’a yang antum sampaikan,

Berkenaan dengan hadits diatas, ana tidak dapati atsar tersebut dalam Sunan Ad-Darimi di nomor hadits yang tertera. Namun pembahasan tentang qadha shalat bagi wanita yang haid memang ada silang pendapat dikalangan para ‘ulama, dan yang rajih Insyaallāh tidak perlu mengqadha. Jadi andai selesainya Ashar, maka Dzuhurnya tidak perlu diqadha. Bagitupula jika mulai haidnya jam 4 sore, dan dia belum Ashar, maka setelah selesai haid juga tidak perlu mengqadha Asharnya yang lalu.

BACA JUGA
Hukum Jima Bagi Wanita Haidh Sebelum Mandi Junub
Hukum Memotong Kuku Ketika Haid
Siklus Haid Berantakan Karena Obat Dan KB
Adapun yang tercantum dalam hadits, dugaan ana itu pembahasan tentang istihadhah (haid tidak teratur atau darah flek), sebab dalam Sunan Ad-Darimi 1 nomor sebelum yang tercantum pembahasannya tentang hal tersebut (wanita mustahadhah/mengeluarkan darah yang tampak seperti haid).

أَخْبَرَنَا وَهْبُ بْنُ سَعِيدٍ عَنْ شُعَيْبٍ حَدَّثَنَا الْأَوْزَاعِيُّ أَخْبَرَنِي عَطَاءٌ أَنَّ ابْنَ عَبَّاسٍ كَانَ يَقُولُ لِكُلِّ صَلَاتَيْنِ اغْتِسَالَةٌ وَتُفْرِدُ لِصَلَاةِ الصُّبْحِ اغْتِسَالَةً

Telah mengabarkan kepada kami Wahab bin Sa’id dari Syu’aib, telah menceritakan kepada kami Al ‘Auza’i, telah mengabarkan kepadaku ‘Atha`, bahwa Ibnu Abbas radhiallahu’anhu berkata: “Untuk setiap dua waktu shalat (harus dilakukan dengan) sekali mandi, dan khusus untuk shalat subuh dengan sekali mandi”

[HR Ad-Darimi 893]

Dan memang sunnahnya demikian, yakni mandi setiap akan shalat bagi wanita yang mustahadhah (walaupun sebagian ulama lain berpendapat cukup dengan wudhu saja), lalu ada keringanan dengan seperti menggabungkan 2 waktu shalat, shalat Dzuhurnya di akhir waktu (menjelang Ashar), dan sebelum shalat Dzuhur ia mandi terlebih dulu, lalu tidak lama kemudian segera shalat Ashar.

Wallohu A’lam
Wabillahittaufiq.

Dijawab dengan ringkas oleh:
? Ustadz Rosyid Abu Rosyidah حفظه الله

Referensi: https://bimbinganislam.com/shahihkah-atsar-mengenai-wanita-haid-harus-mengqadha-shalat-setelah-suci/