Pertanyaan :

بسم اللّه الرحمن الر حيم
السلام عليكم ورحمةالله وبركاته

Pada materi kajian kitab “Nuzhatul Muttaqin” hadist ke-37;
‘Tidaklah sesuatu yang menimpa seorang muslim, baik berupa Min Nashobin (rasa letih), sakit, gelisah, sedih, Walaa Adza (gangguan), Walaa Ghommin (gundah gulana), maupun duri Yusyaakuha (yang mengenainya), melainkan dengan ujian itu Alloh akan mengampuni dosa-dosanya”. [Muttafaq ‘Alaih]

Dengan faedah hadits: ’Penyakit yang diderita seorang muslim dan penderitaan lain yang menimpa dirinya adalah sarana untuk membersihkan dirinya dari dosa.’

Ustadz, apakah hal tersebut berlaku pada orang yang sakit (menderita, ~sebagian orang mengartikan sebagai adzab), yang kemudian akhirnya meninggal?

جَزَاك الله خَيْرًا

(Disampaikan Oleh : Umm’Abrisam, Admin BiAS T06)

Jawaban :

وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ
Bismillah, Alhamdulillāh, was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,

Ya bisa. Yang jelas selama dia ridho dengan ketetapan Alloh tersebut, tidak memaki-maki keadaannya, tidak mengumpat-umpat pada taqdir, Insya Alloh hal itu akan jadi kebaikan untuk dirinya.

Rosululloh صلى الله عليه وسلم juga bersabda dalam hadits yang telah masyhur,

إِنَّ عِظَمَ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلَاءِ وَإِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلَاهُمْ فَمَنْ رَضِيَ فَلَهُ الرِّضَا وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السَّخَطُ

“Sejatinya besarnya balasan tergantung dari besarnya ujian,X dan apabila Alloh cinta kepada suatu kaum Alloh akan mengujinya, barangsiapa yang ridho maka baginya keridhoan Alloh, namun barangsiapa yang murka maka baginya kemurkaan Alloh“. [HR Tirmidzi 2320]

Syeikh BinBaz rohimahulloh pernah ditanya tentang musibah, sebagai ujian atau siksaan/adzab.

Beliau pun menjawab;

فالغالب على الإنسان التقصير وعدم القيام بالواجب ، فما أصابه فهو بسبب ذنوبه وتقصيره بأمر الله ،
فإذا ابتلي أحد من عباد الله الصالحين بشيء من الأمراض أو نحوها فإن هذا يكون من جنس ابتلاء الأنبياء والرسل رفعاً في الدرجات , وتعظيماً للأجور , وليكون قدوة لغيره في الصبر والاحتساب

“Umumnya manusia itu meremehkan kewajiban atau tidak melakukan kewajiban sebagaimana seharusnya. Sehingga musibah yang menimpanya adalah disebabkan tumpukan dosa dan kelalaian terhadap perintah Alloh.

Jika ada hamba Alloh yang shalih mendapatkan ujian berpa penyakit atau lainnya, maka musibah yang menimpanya adalah sejenis dengan ujian yang dialami oleh para Nabi dan Rasul. Itulah ujian untuk meninggikan derajat dan memperbesar tabungan pahala. Demikian supaya orang shalih tersebut bisa menjadi teladan bagi yang lain dalam masalah kesabaran dan berharap pahala.
___________
Referensi :
[Majmu Fatawa wa Maqolat Mutanawi’ah juz 4/370]

Sungguh apapun yang terjadi menimpa kita, itu adalah sinyal, bisa karena dosa-dosa kita, atau sebagai bentuk cintanya Alloh kepada kita.
Dan keduanya tetap mengharuskan Taubat serta Ridho. Taubat jika ia merasa bermaksiat, dan Ridho pada taqdir Alloh baik ia orang yang sholih ataupun ingkar.

Sebab taubat adalah perintah yang diperuntukkan kepada seluruh hambanya, juga diajarkan oleh Rosululloh Sholallohu ‘Alaihi Wasallam.
Sedangkan Ridho adalah perintah Alloh kepada seluruh hambaNya atas segala taqdirNya

Maka bertaubatlah atas dosa-dosa yang lampau, lalu ridholah.

Wallohu A’lam, wabillahittaufiq.

Dijawab dengan ringkas oleh:
? Ustadz Rosyid Abu Rosyidah حفظه الله

Referensi: https://bimbinganislam.com/penghapusan-dosa-melalui-penyakit-sebelum-wafat/