Pertanyaan:

السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

Bolekah kita mengucapkan ah/ih/uh kepada orangtua meskipun orangtua tidak marah dengan hal tersebut, Ustadz?

Syukron

(Dari Hamba Alloh Anggota Grup WA Bimbingan Islam N04-64).

Jawaban:

وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته

Jazakallahu khairan kami haturkan pada penanya atas pertanyaannya, semoga Allah menjadikan kita semua anak-anak yang berbakti kepada kedua orang tua, senantiasa mendoakan kebaikan dan bertutur kata manis di hadapan mereka serta bersabar atas segala hal yang kurang kita sukai dari keduanya.

Perkataan ah atau ih atau uh atau perkataan yang menunjukkan kurang suka dengan drajat yang paling ringan sekalipun tidak diperbolehkan meskipun orang tua tidak marah. Marah dan tidaknya orang tua itu bukan patokan. Karena ada orang tua yang dipanggil anaknya dengan panggilan nama langsung (njangkar dalam bahasa jawa atau lancang) tapi tidak marah. Meski demikian hal itu tetap tidak diperkenankan. Allah berfirman :

وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُل لَّهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا

“ Dan tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah satu seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada kepada keduanya perkataan ‘ah’ dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.”(QS. Al-Isra’ : 23).

Maksud dari ucapan “ih” ini ialah sebagaimana yang dinyatakan oleh Al-Imam Ibnu Katsir rahimahullah :

لا تسمعهما قولا سيئا حتى ولا التأفيف الذي هو أدنى مراتب القول السيئ

“Janganlah kalian perdengarkan kepada kedua orang tua kalian perkataan yang buruk, jangan pula ta’fif/”ih” yaitu perkataan buruk yang drajatnya paling ringan”. (Tafsir Ibnu Katsir : 1113).

Al-Imam Abu Ja’far Ath-Thabari berkata ketika menafsirkan firman Allah -Dan jangan kalian ucapkan “ah”- :

فلا تؤفف من شيء تراه من أحدهما أو منهما مما يتأذّى به الناس، ولكن اصبر على ذلك منهما، واحتسب في الأجر صبرك عليه منهما، كما صبرا عليك في صغرك.

“Dan janganlah kalian mengucapkan ah/ih terhadap sesuatu yang kalian lihat dari kedua orang tua kalian, sesuatu yang biasanya manusia terganggu karenanya. Akan tetapi sabarlah atas sesuatu tadi yang berasal dari orang tua kalian. Berharaplah pahala atas kesabaran tersebut, sebagaimana dahulu orang tua kalian bersabar kepada kalian ketika kalian masih kecil”. (Tafsir Ath-Thabari : 17/415).

Tak ketinggalan Al-Imam Al-Baghowi kemudian menukil ucapan Mujahid yang berkata menafsirkan ayat ini :

قَالَ مُجَاهِدٌ فِي هَذِهِ الْآيَةِ أَيْضًا: إِذَا بَلَغَا عِنْدَكَ مِنَ الْكِبَرِ مَا يَبُولَانِ فَلَا تَتَقَذَّرْهُمَا وَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ حِينَ تُمِيطُ عَنْهُمَا الْخَلَاءَ وَالْبَوْلَ كَمَا كَانَا يُمِيطَانِهِ عَنْكَ صَغِيرًا.

Mujahid berkata tentang ayat ini pula ; Apabila kedua orang tua kalian sudah menginjak usia tua lalu mereka buang air, jangan merasa jijik kepada keduanya. Dan janganlah kalian mengatakan “ih” karena jijik ketika kalian membersihkan kotoran keduanya dan air kencing keduanya sebagaimana dahulu mereka berdua juga membersihkan kotoran kalian ketika masih kecil”. (Ma’alimut Tanzil Fi Tafsiril Qur’an/Tafsir Al-Baghowi : 5/86).

Apabila kita simak ayat berikutnya, serta ucapan para ulama ahli tafsir ini, kita mendapati sebab dari dilarangnya ucapan “ih” di hadapan orang tua itu karena beberapa sebab bukan hanya supaya orang tua tidak marah saja. Diantara sebab-sebab itu ialah :

– Agar kita menjadi orang yang sabar dalam bermuamalah dengan orang tua kita. Dan kita berharap pahala atas kesabaran kita tersebut, sebagaimana ucapan Imam Ath-Thabari di atas.

– Agar kita membalas budi baik orang tua yang dulu ketika mereka membersihkan kotoran kita mereka juga tidak mengatakan “ih”.

لا تقل لهما أف لما تميط عنهما من الأذى الخلاء والبول كما كانا لا يقولانه فيما كانا يميطان عنك من الخلاء والبول

Jangan kalian katakan “ih” ketika kalian bersihkan kotoran dan kencing orang tua, sebagaimana mereka tidak mengatakan “ih” pada waktu membersihkan kotoran dari kalian di waktu kecil”. (Fathul Bayan Fi Maqashidil Qur’an : 7/376 Shidiq bin Hasan bin Ali Al-Qanuji An-Najjari)

– Agar kita terhindar dari hal yang sia-sia tanpa faidah.

– Agar kita berbuat ihsan/baik kepada kedua orang tua, dll.

Berdasarkan sebagian dari hal ini maka Syaikh Muhammad Abdul Qadir As-Sanabawi Asy-Syafi’i menyatakan ucapan “ih”ini hukumnya haram beliau berkata :

دلالة: {لَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ} على حُرْمةِ التأفيف.

“Ayat -Jangan kamu ucapkan “ih” ini menunjukkan haramnya ucapan ini”. (Tsamaruts Tsimam Syarah Ghayatul Ihkam : 1/107).

Demikian pula ulama yang lain bernama Syaikh Muhammad Ali At-Tahanawi mengatakan hal serupa :

دلالة لا تقل لهما أف على تحريم التأفيف منطوق صريح

“Sisi pendalilan ayat -dan jangan kamu ucapkan “ih” ini menunjukkan haramnya “ih” dengan tersurat jelas”. (Kasyaf Isthilahat Al-Funun Wal-Ulum : 2/1660).

Kesimpulannya kata-kata “ih” ini HARAM kita ucapkan pada kedua orang tua kita meskipun mereka tidak marah ketika mendengarnya.

Wallahu a’lam.

Referensi :

Tafsir Ibnu Katsir oleh Al-Imam Ibnu Katsir
Tafsir Ath-Thabari oleh Al-Imam Abu Ja’far Ath-Thabari
Tafsir Al-Baghowi oleh Al-Imam Al-Husain bin Mas’ud Al-Baghowi).
Fathul Bayan Fi Maqashidil Qur’an oleh Al-Imam Shidiq bin Hasan bin Ali Al-Qanuji An-Najjari
Tsamaruts Tsimam Syarah Ghayatul Ihkam oleh Syaikh Muhammad Abdul Qadir As-Sanabawi Asy-Syafi’i
Kasyaf Isthilahat Al-Funun Wal-Ulum oleh Syaikh Muhammad Ali At-Tahanawi

Konsultasi Bimbingan Islam
Ustadz Abul Aswad Al Bayati

Referensi: https://bimbinganislam.com/sebab-larangan-ucapan-ih-kepada-orang-tua/