Pertanyaan:

Assalamu’alaikum warohmatullah wabarokatuh.

‘Afwan Ustadz, izin bertanya. Dulu sebelum hijrah, ana merasa teman-teman ana terlihat santai ketika bergaul dengan ana. Namun, setelah hijrah, ana merasa jika teman-teman ana menjadi canggung dan baku ketika berbicara dan bersikap kepada ana. Tetapi canggung dan baku dalam arti yang positif (ana merasa dihormati dan menjadi lebih berwibawa).

Akan tetapi, tetap saja ada perasaan yang kurang mengenakan di hati ana, mungkin karena kami seumuran dan ana merasa terlalu jadi serius. Apa yang sebaiknya ana lakukan Ustadz? Apakah ini merupakan tanda yang baik/kurang baik? Jazaakumullah khoiron wa barakallahufiikum Ustadz.

(Ditanyakan oleh Santri Mahad BIAS)

 

Jawaban:

Waalaikum salam warahmatulah wabarokatuh

Semoga Allah berikan kepada Anda dan kita semua istiqamah untuk terus mengutamakan dan menjaga agama dan hidayah yang telah Allah berikan kepada kita.

Kecanggungan dengan perubahan yang di lakukan adalah hal biasa yang terjadi. Sambil tetap belajar ilmu agama islam lebih banyak dan lebih baik lagi, terutama berkaitan dengan ilmu adab dan akhlak dalam pergaulan islami. Diharapkan bisa menggabungkan antara keakraban/fleksibilitas dalam pergaulan, supaya tidak kaku dan disukai teman, dan juga dengan hukum syar`i supaya tidak melampaui batas dalam bersikap.

Rasulullah telah menunjukkan dan memberikan contoh yang sangat baik kepada para sahabatnya, bahkan kepada orang non muslim, karena Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam di utus untuk menyempurnakan akhlak manusia, sebagaimana sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

إِنَّمَا بُعِثْتُ ِلأُتَمِّمَ صَالِحَ اْلأَخْلاَقِ.

“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang baik.” [HR. Al-Bukhari dalam al-Adabul Mufrad no. 273 (Shahiihul Adabil Mufrad no. 207), Ahmad (II/381), dan al-Hakim (II/613)

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِيْنَ إِيْمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا، وَخِيَارُكُمْ خِيَارُكُمْ لِنِسَائِهِمْ.

“Kaum Mukminin yang paling sempurna imannya adalah yang akhlaknya paling baik di antara mereka, dan yang paling baik di antara kalian adalah yang paling baik kepada istri-istrinya.” [[4]. HR. At-Tirmidzi (no. 1162), Ahmad (II/250, 472)]

Akhlak yang baik adalah bagian dari amal shalih yang dapat menambah keimanan dan memiliki bobot yang berat dalam timbangan. Pemiliknya sangat dicintai oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan akhlak yang baik adalah salah satu penyebab seseorang untuk dapat masuk Surga. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَا شَيْءٌ أَثْقَلُ فِيْ مِيْزَانِ الْمُؤْمِنِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ خُلُقٍ حَسَنٍ وَإِنَّ اللهَ لَيُبْغِضُ الْفَاحِشَ الْبَذِيْءَ.

“Tidak ada sesuatu pun yang lebih berat dalam timbangan seorang mukmin di hari Kiamat melainkan akhlak yang baik, dan sesungguhnya Allah sangat membenci orang yang suka berbicara keji dan kotor.” [HR. At-Tirmidzi (no. 2002) dan Ibnu Hibban (no. 1920, al-Mawaarid)]

Dengan akhlak dan dakwah yang baik, berharap kita bisa merangkul orang orang sekitar kita untuk bisa mengikuti jejak hijrah yang hakiki, untuk mengubah keadaan kepada yang lebih baik dan lebih islami. Wallahu a`lam.

Dijawab dengan ringkas oleh:
Ustadz Mu’tashim, Lc. MA. حفظه الله