Pertanyaan :
Assalamu’alaikum ustadz, kemarin ana sudah kasih nasihat ke anak ana untuk minta maaf sama anak yg ana marahi minggu kemarin..dan ana selalu ingatkan ke anak ana bahwa berbohong itu tidak baik, kemarin sholat maghrib anak ana ketemu anak tsb di musholla, anak ana langsung cerita pas pulang ke rumah kalo anak ana sudah salaman dan minta maaf sama anak tsb, kalo saya dengar ceritanya sepertinya insyaaAllah benar…Wallahu’alam bishowab… dan semalam juga ana bahas ke suami mengenai kedekatan kita terhadap anak, dan ana juga minta maaf sama anak ana kalo ana selama ini keras dan selalu marah-marah, dan insyaaAllah ana berjanji ke anak ana untuk tidak marah-marah lagi…
ustadz…ana mohon bantuan do’anya dari ustadz dan teman-teman sholiha lainnya yg insyaaAllah dijabah mudah-mudahan Allah memperbaiki keadaan ana dan anak ana dan keluarga ana, insyaaAllah Aamiiin… dan mohon sarannya dari ustadz apa yg harus ana lakukan untuk memperbaiki keadaan ini terutama ke anak ana yg saat ini sudah terekam bahwa ana tidak sayang sama anak ana. Ana saat ini selalu peluk anak ana dan katakan bahwa ana sayang sama anak-anak ana…dan ana terkadang menangis sedih saat minta maaf dan memeluk anak ana.
Jazaakallah khairan ustadz..
(Fulanah G6-T006)
Jawaban :
Wa’alaikumussalam warahmatullah wabarakatuh
Bertaubatlah kepada Allah ta’ala atas sikap keliru yang selama ini dilakukan, meminta maaf kepada anak, dan sering-seringlah menggendong, memeluk dan mencium pipi anak kita karena itu merupakan sunnah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam dan karena hal tersebut bisa menimbulkan rasa cinta di hati anak kepada kita. Disebutkan dalam satu riwayat :
عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قبل النبي الحسن بن علي رضي الله عنهما، وعنده الأقرع بن حابس، فقال الأقرع: إن لي عشرة من الولد ما قبلت منهم أحدًا. فنظر إليه رسول الله صلى الله عليه وسلم فقال: من لا يرحم لا يرحم
Diriwayatkan Abu Hurairah radhiyallahu anhu Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam mencium Al-Hasan ibn ʻAli sementara Al-Aqra` ibn Habis At-Tamimi sedang duduk bersamanya. Al-Aqra` berkata, “Saya memiliki sepuluh anak dan tidak pernah mencium salah satu dari mereka.” Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam menatapnya dan berkata, “Siapa pun yang tidak berbelas kasihan kepada orang lain tidak akan diperlakukan dengan penuh belas kasihan.” (HR Bukhari : 5997 ).
Imam Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz menyatakan saat menjelaskan makna hadits ini :
فهذه الأحاديث فيها الدلالة على وجوب رحمة الناس، والإحسان إليهم، وتحريم الظلم والقسوة والغلظة، وأنه ينبغي للمؤمن أن يكون رحيمًا، رقيقًا، يحب الخير للمسلمين، ويرحمهم، ويعطف عليهم، ولا سيَّما مع الصبيان والضعفاء
“Hadits-hadits ini menjadi dalil akan wajibnya menyayangi manusia, berbuat baik kepada mereka. Sekaligus pengharaman dari perilaku zalim kepada mereka, keras, ganas. Dan bahwasanya seornag yang beriman itu selayaknya menjadi pribadi yang yang penyayang, mencintai kebaikan bagi kaum muslimin, menyayangi dan mengasihi mereka terlebih-lebih lagi kepada anak-anak kecil dan orang-orang lemah.” (Fatawa Syaikh Bin Baz no. 2236).
Kemudian juga hadir ke majlis ta’lim atau menyimak pengajian dari para ustadz sunnah utamanya yang mengusung tema pendidikan anak dalam Islam. Terakhir sering-seringlah memanjatkan doa guna mendoakan kebaikan bagi anak-anak. Mendoakan agar mereka menjadi anak-anak yang shalih, berbakti, beriman dan bertaqwa kepada Allah ta’ala.
Wallahu a’lam
Dijawab dengan ringkas oleh :
Ustadz Abul Aswad Al Bayati حفظه الله