Pertanyaan:

السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

Pada materi hak kepada sesama muslim, yang pertama dianjurkan untuk mengucapkan salam. Bagaimana hukumnya mengucapkan salam kepada seorang lelaki tapi dia adalah ustadz ( guru ngaji).

(Dari Lilis Sulistyaningsih di Pandeglang banten Anggota Grup WA Bimbingan Islam)

Jawaban:

وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته

Jika diperkirakan aman dari fitnah, aman dari perasaan-perasaan yang bisa mengantarkan pada sesuatu yang terlarang maka boleh hukumnya mengucapkan salam kepada lawan jenis. Namun jika dikhawatirkan akan timbul fitnah, maka tidak boleh hukumnya.

Hanya saja rata-rata pertanyaan seperti ini ditanyakan berkenaan dengan kasus mengucapkan salam kepada orang yang si penanya memiliki ketertarikan kepadanya. Seperti salam kepada ustadz, kepada ikhwan yang masih muda, atau kepada wanita yang masih muda, masih cantik. Dalam kondisi seperti ini haram hukumnya mengucapkan salam dalam rangka mencegah munculnya fitnah yang menjerumuskan seseorang ke dalam kemaksiatan. Syaikh Musthafa Al-Adawi ditanya :

هل يجوز إلقاء السلام على النسوة الأجنبيات الموجودات في الشارع ؟

“Apakah boleh mengucapkan salam kepada wanita asing yang kebetulan ada di jalan ?”

إذا لم تكن هناك فتنة ستتولد جاز إلقاء السلام على النساء، فإذا كانت شابة في سنك فيُخشى عليها من الافتتان بك أو عليك من الافتتان بها فالله لا يحب الفساد لكن لو عجوز مثل أمك أو خالتك يعني كبيرة عنك والفساد غير موجود أو فتاة صغيرة في مثل بناتك والفتنة غير موجودة فالسلام لا بأس به، قد مَّر النبي صلى الله عليه وسلم على نسوةٍ فيهن أسماء بنت يزيد بن السكن فسلم عليهن وفي زيادةٍ في المقال فألوى يديه في التسليم إليهن فقال سهل بن سعد الساعدي ما كنا نقيل ولا نتغدا إلا بعد الجمعة وكنا نفرح بيوم الجمعة ونحن صغار وكنا نذهب إلى إمرأةٍ عجوزٍ بيتها قريب من المسجد فتصنع لنا سِلقًا فنأتيها نسلم عليها فالسلام على العجوز جائز لكن يختلف السلام عن المصافحة بلا شك المصافحة شيء والسلام شيء، المصافحة تكون باليد وهذا يُمنع الرجل منه أن يسلم على المرأة الأجنبية لما ورد في الأثر “لأن يطعن أحدكم بمخيط من حديد في رأسه خير له من ان يمس امرأة لا تحل له ” هذا والله تعالى أعلم وصلِّ اللهم على نبينا محمدٍ وسلم

“Jika tidak ada fitnah yang akan muncul di sana, maka boleh mengucapkan salam kepada wanita. Namun jika si wanita masih muda, usianya sepantaran engkau, sehingga dikhawatirkan si wanita akan terfitnah/tertarik kepadamu atau engkau yang tertarik kepadanya, maka Allah tidak menyukai kerusakan. Tapi jika si wanita itu sudah tua seusia ibumu atau bibimu, maksudnya usianya jauh di atasmu dan tidak ada fitnah, atau kepada anak kecil wanita seusia anakmu dan tidak ada fitnah maka boleh mengucapkan salam ketika itu. Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah melewati sekelompok wanita yang ada Zinab bintu Yazid bin As-Sakan di dalamnya, beliau mengucapkan salam kepada mereka. Dalam sebuah redaksi tambahan disebut beliau mengisyaratkan tangan ketika salam kepada mereka.

Sahl bin Sa’ad As-Saidi berkata tidaklah kami tidur dan makan melainkan setelah shalat jumat. Dan kami sangat gembira di hari jumat, ketika itu kami masih anak-anak. Kami seringkali pergi kepada seorang wanita tua yang rumahnya ada di dekat masjid dan ia membuatkan kami makanan, kami pergi kepadanya dan megucapkan salam kepadanya.

Maka mengucapkan salam kepada orang yang sudah tua itu boleh. Akan tetapi berbeda antara mengucapkan salam dengan salaman/berjabat tangan dengan tanpa keraguan. Salam itu sesuatu dan jabat tangan itu sesuatu yang lain. Jabat tangan itu dengan bersentuhan tanga, dan ini lelaki dilarang darinya ketika mengucapkan salam berdasarkan apa yang tersebut di dalam atsar ‘Salah seorang dari kalian ditusuk kepalanya dengan jarum besi itu lebih baik dari pada ia menyentuh wanita yang tidak halal baginya’. Ini saja yang bisa saya sampaikan dan semoga Allah mencururahkan shalawat kepada Nabi kita Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam”.

(Sumber fatwa : https://www.youtube.com/watch?v=uxXZ8gJlQis). Wallahu a’lam

Konsultasi Bimbingan Islam

Ustadz Abul Aswad Al Bayati

Referensi: https://bimbinganislam.com/mengucap-salam-dengan-lawan-jenis/