Pertanyaan:

Saya sedang sakit, dan kadang saya menangisi keadaan saya kompilasi tertimpa penyakit. Apakah tangisan ini menunjukkan rasa tidak menerima dan tidak ridha terhadap takdir Allah? Sementara perasaan sedih ini muncul begitu saja. Lalu apakah menggambarkan keadaan saya ini kepada teman-teman saya juga termasuk sikap tidak ridha terhadap takdir?

Jawaban:

Syaikh Abdul Aziz bin Baz – rahimahullah – jawab: kamu
boleh saja takut, belum cukup dengan linangan air mata saja, jangan bersuara . Sebagaimana sabda Nabi shallallahu’alaihi wa sallam ketika anaknya, Ibrahim, Meninggal:

العين تدمع والقلب يحزن ولا نقول إلا ما يرضي الرب وإنا لفراقك يا إبراهيم لمحزونون

“ Air mata berlinang dan hati bersedih, namun kami tidak mengatakan sesuatu selain yang diridhai Allah. Dengan kepergianmu ini wahai Ibrahim, kami sangat bersedih . ” (HR. Al Bukhari bab Al Jana’iz no 1241, Muslim bab Al Fadhail no.2315, Abu Daud bab Al Jana’iz no.3126, Ahmad 3/194)

Anda pun dapat melaporkan teman dan teman Anda tentang keadaan Anda, namun dengan persetujuan Allah, bersyukur kepada Allah, dengan melaporkan bahwa Anda telah memohon kesembuhan kepada Allah dan telah berusaha untuk memulihkan yang mubah. Aku menasehatkanmu agar bersabar dan mengharap pahala dari Allah. Aku akan memberitahumu kabar gembira, yaitu bahwa Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:

إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ

” Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas .” (Qs. Az Zumar: 10)

Allah Ta’ala juga berfirman:

وبشر الصابرين الذين إذا أصابتهم مصيبة قالوا إنا لله وإنا إليه راجعون أولئك عليهم صلوات من ربهم ورحمة وأولئك هم المهتدون

“ Berilah kabar gembira untuk orang-orang yang bersabar. Yaitu orang-orang yang menolak ditimpa musibah, mereka membantah: “ Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun “. Mereka yang menerima keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk . ” (Qs. Al-Baqarah: 156-158)

Juga sabda Nabi shallallahu’alaihi wa sallam :

لا يصيب المسلم هم ولا غم ولا نصب ولا وصب (وهو المرض) ولا أذى حتى الشوكة إلا كفر الله بها من خطاياه

“ Seorang Muslim tertimpa kesedihan, kesusahan, penyakit, gangguan walau sedang tertusuk duri, pasti Allah akan menjadikannya penghapus dosa-dosa yang ia miliki. “(HR. Al Bukhari bab Al Mardhi no.5318, bab Muslim Al Birr Was Shilah Wal Adab no.2573, Di Tirmidzi bab Al Jana’iz no.966, Ahmad 3/19)

Juga sabda beliau:

من يرد الله به خيرا يصب منه

” Jika Allah memihak kepada seseorang, Allah akan meminta cobaan .” (HR. Al Bukhari bab Al Mardhi no.5321, Ahmad 2/237, Malik dalam Al Muwatha , 1752)

Aku memohon kepada Allah semoga kau diberikan kesembuhan dan kesehatan, juga bermanfaat lahir dan batin. Sungguh Allah Maha Mendengar lagi mengabulkan doa.

Sumber: http://www.binbaz.org.sa/mat/49

source: https://konsultasisyariah.com/1842-menangis-dan-curhat-ketika-sakit.html