Pertanyaan :

بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْم
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ

Afwan izin bertanya ustadz.
Ketika shalat n tiba pada tahiyat, kapan kita mengeluarkan jari telunjuk..?
Apakah dari awal melafazkan bacaan tahiyat, atau ketika sampai pada bacaan syahadat..?

جزاك الله خيرا

(Dari Fulan Anggota Grup Sahabat BiAS)

 

Jawaban :

وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ
بِسْـمِ اللّهِ

Alhamdulillah, wa laa haula wa laa quwwata illaa billaah, wash shalaatu was salaamu ‘alaa rasulillaah, Amma ba’du.

Kita memberi isyarat dengan jari telunjuk saat tahiyyah dimulai dari sejak awal kita membaca doa sampai selesai berdoa. Berdasarkan riwayat dari Wa’il bin Hujr radhiyallahu anhu :

أَنَّهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَفَعَ أُصْبُعَهُ فَرَأَيْته يُحَرِّكُهَا يَدْعُو بِهَا

“Bahwasanya beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengangkat jari beliau, maka aku melihat beliau menggerakkannya, seraya berdoa dengannya.” (HR. Abu Dawud dishahihkan Syeikh Al-Albany dalam Irwa’ul Ghalil : 367).

السنة للمصلي حال التشهد أن يقبض أصابعه كلها أعني أصابع اليمنى ويشير بالسبابة ويحركها عند الدعاء تحريكا خفيفا إشارة للتوحيد

Syeikh Bin Baz juga menyatakan:

“Sunnah bagi orang yang shalat saat tasyahud untuk menggemgamkan seluruh jemarinya maksudnya adalah jemari tangan kanan dan memberi isyarat dengan telunjuknya serta menggerakannya ketika berdoa dengan gerakan yang ringat sebagai isyarat akan tauhid.” (Majmu’ Fatawa Syeikh Bin Baz : 11/185).

Lebih rinci lagi Syeikh Al-Albany menyatakan kurang tepatnya anggapan memberi isyarat telunjuk hanya pada saat membaca syahadat saja saat tahiyat, beliau berkata :

هذه التحديدات والكيفيات لا أصل لشيء منها في السنة، وأقربها للصواب مذهب الحنابلة، لولا أنهم قيدوا التحريك عند ذكر الجلالة، ويبدو أنه ليس من أحمد نفسه، فقد ذكر ابن هانئ في “مسائله” صـ(80) أن الإمام سئل: هل يشير الرجل بإصبعه في الصلاة؟ قال: نعم شديداً. وظاهر حديث وائل المتقدم الاستمرار في التحريك إلى آخر التشهد دون أي قيد أو صفة

“Batasan dan tatacara seperti ini tidak ada asalnya dari sunnah. Yang paling dekat dengan kebenaran adalah madzhab Hanabilah seandainya mereka tidak mengikat aktifitas ‘menggerak-gerakkan telunjuk’ ini setiap kali menyebut lafadz jalalah.

Yang tampak pendapat madzhab Hanabilah yang seperti ini bukan berasal dari Imam Ahmad. Ibnu Hani telah menyebutkan di dalam ‘Masa’il-nya’ halaman ; 80 bahwasanya Imam Ahmad ditanya ;

Apakah seorang lelaki memberi isyarat dengan jarinya saat shalat? Beliau menjawab ; Iya banget.

Dan dzahir dari hadits Wa’il yang telah berlalu menunjukkan aktifitas menggerak-gerakkan telunjuk itu dilakukan terus menerus sampai akhir tasyahud dengan tanpa ada rincian serta sifat tertentu.” (Tamamul Minnah : 223).

Wallahu a’lam

Dijawab oleh:
Ustadz Abul Aswad Al-Bayati, BA. حفظه الله