Pertanyaan:

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ

Ustad bagaimana hukumnya qunut subuh dan apa yang harus di lakukan jika bermakmum pada imam yang qunut? Mohon penjelasannya

جَزَاك اللهُ خَيْرًا

Ditanyakan oleh Sahabat BiAS N06 G:15

Jawaban:

وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته

Hukum qunut subuh yang dilakukan terus menerus seperti yang banyak dikerjakan kaum muslimin adalah tidak disyariatkan. Apabila imam berqunut di shalat subuh secara terus menerus maka sikap makmum adalah tidak mengikuti imam tersebut karena sandaran amalan tersebut tidak shahih (lemah), namun makmun tetap menyibukkan dengan dzikir i’tidal yang banyak diajarkan oleh Rasulullah dalam hadits-hadits yang shahih.

Sebagian ulama’ syafi’i dan maliki berpendapat disyariatkannya qunut subuh, namun dalil yang mereka gunakan adalah dalil yang dha’if (lemah), sehingga tidak bisa dijadikan sebagai hujjah dalam masalah ini. Diantara dalil tersebut adalah hadits:

مَا زَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ يَقْنُتُ فِيْ صَلاَةِ الْغَدَاةِ حَتَّى فَارَقَ الدُّنْيَا

“Terus-menerus Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam qunut pada shalat Shubuh sampai beliau meninggalkan dunia.” (HR. Ahmad 3/110 No. 4964).

Namun hadits ini lemah sehingga qunut subuh tidak disyariatkan untuk dikerjakan pada setiap shalat subuh.

Adapun qunut yang dikerjakan Rasulullah adalah qunut nazilah, yaitu qunut yang dikerjakan pada semua shalat fardhu dan tidak dikhususkan pada shalat subuh saja.

Qunut ini dikerjakan Rasulullah ketika sedang ada musibah yang menimpa kaum muslimin atau untuk mendoakan kejelekan kepada musuh-musuh Allah.

Sebagaimana disebutkan dalam hadits berikut ini:

قَنَتَ رَسُولُ اللهِ شَهْرًا بَعْدَ الرُّكُوعِ يَدْعُو عَلَى أَحْيَاءٍ مِنَ الْعَرَبِ

“Selama satu bulan, Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam melakukan qunut setelah ruku’, mendoakan kecelakaan terhadap beberapa kabilah Arab.” (Muttafaqun alaihi). Dan hadits:

أَنَّ النَّبِيَّ كَانَ يَقْنُتُ إلّاَ إذَا دَعَى لِقَوْمٍ أَوْ دَعَى عَلَى قَوْمٍ

“Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam tidak melakukan qunut kecuali ketika mendoakan kebaikan atau kejelekan atas suatu kaum.” (HR. al-Khathib al-Baghdadi). Serta hadits:

كَانَ رَسُولُ اللهِ لَا يَقْنَتُ فِي صَ ةَالِ الصُّبْحِ إِلّاَ أَنْ يَدْعُوَ لِقَوْمٍ أَوْ عَلَى قَوْمٍ

“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam tidak melakukan qunut pada shalat subuh kecuali ketika mendoakan kebaikan atau kejelekan atas suatu kaum.” (HR. Ibnu Hibban).

Konsultasi Bimbingan Islam

Ustadz Muhammad Romelan, Lc.

Referensi: https://bimbinganislam.com/imam-qunut-bagainama-sikap-makmum/