Pertanyaan
بسم اللّه الرحمن الر حيم
السلام عليكم ورحمةالله وبركاته

Ustadz, teman saya ada yang titip pertanyaan:

Hukumnya bagaimana, jika seorang istri sudah selesai haid tetapi belum mandi junub, lalu jima’ ?

Jazakumullah khoyron.

(Dari Sahabat BiAS T05)

Jawaban

وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ
بِسْـمِ اللّهِ

Alhamdulillāh
Washshalātu wassalāmu ‘alā rasūlillāh, wa ‘alā ālihi wa ash hābihi ajma’in.

Haram hukumnya yang demikian, Allāh Ta’ālā
berfirman :

وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الْمَحِيضِ ۖ قُلْ هُوَ أَذًى فَاعْتَزِلُوا النِّسَاءَ فِي الْمَحِيضِ ۖ وَلَا تَقْرَبُوهُنَّ حَتَّىٰ يَطْهُرْنَ ۖ فَإِذَا تَطَهَّرْنَ فَأْتُوهُنَّ مِنْ حَيْثُ أَمَرَكُمُ اللَّهُ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ

“Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah: “Haidh itu adalah suatu kotoran”. Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haidh; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allāh kepadamu. Sesungguhnya Allāh menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.” (QS Al-Baqarah : 222).

Imam Ibnu Qudamah Al-Maqdisi menyatakan :

فإن انقطع دمها فلا توطأ حتى تغتسل، وجملته أن وطء الحائض قبل الغسل حرام وإن انقطع دمها في قول أكثر أهل العلم

“Jika darahnya dia telah berhenti maka tidak boleh di jima’-i sampai ia mandi. Secara umum menjima’-i wanita yang haidh sebelum ia mandi haram hukumnya meskipun telah berhenti darahnya menurut pendapat mayoritas ahli ilmu.” (Al-Mughni : 1/353 melalui perantara Mausu’ah Fiqhiyyah Muyassarah : 1/277).

Wallohu A’lam
Wabillahit Taufiq.

Dijawab dengan ringkas oleh:
Ustadz Abul Aswad Al Bayati حفظه الله

Referensi: https://bimbinganislam.com/hukum-jima-bagi-wanita-haidh-sebelum-mandi-junub/