Pertanyaan:

بسم اللّه الرحمن الر حيم
السلام عليكم ورحمةالله وبركاته

Ustadz, kami adalah mualaf.
Pertanyaan ana apakah paman-paman kami yang saudara kandung orang tua, tetapi bukan beragama Islam, masih dihukumi sebagai mahrom?
Misal boleh menemani kami safar, bersalaman dll.

Mohon pencerahannya ustadz.
Syukran
Jazakallahu khairan.

(Penanya : SAHABAT BiAS )

 

Jawaban:

وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ
بِسْـمِ اللّهِ

Alhamdulillāh
Washshalātu wassalāmu ‘alā rasūlillāh, wa ‘alā ālihi wa ash hābihi ajma’in.

Iya, saudara dari orangtua adalah mahram.
Adapun apakah mahram yang kafir boleh menemani dalam safar seorang wanita muslimah, maka jumhur/mayoritas ulama menyatakan “boleh”, dengan syarat si mahram tersebut amanah dan bisa dipercaya serta tidak akan berbuat jahat kepada wanita tersebut.

Jika paman adalah orang kafir yang diharapkan bisa menjaga keponakannya, maka boleh. Tetapi jika si paman adalah seorang yang memiliki karakter jahat dan buruk, maka tidak boleh menjadi kawan safar bagi seorang wanita yang menjadi mahramnya.

Imam Ibnu Utsaimin berkata :

وإن كان دينه أنزل كالكافر مع المسلمة ، فإنه يكون محرما للمسلمة ، بشرط أن يؤمن عليها ، فإن كان لا يؤمن عليها فليس بمحرم ، ولا تمكن من السفر معه

“Jika agamanya menurun seperti lelaki kafir bagi wanita muslimah, maka lelaki kafir tadi menjadi mahram bagi si wanita muslimah dengan syarat wanita tadi bisa aman dari gangguannya. Tapi jika tidak aman, maka lelaki tadi tidak boleh menjadi mahramnya dan tidak boleh melakukan safar dengannya.” (Asy Syarhul Mumti’ : 7/41)

Wallohu A’lam
Wabillahit taufiq

Dijawab dengan ringkas oleh:
Ustadz Abul Aswad Al Bayati حفظه الله