Pertanyaan:

بسم اللّه الرحمن الر حيم

السلام عليكم ورحمةالله وبركاته

Ustadz, saya ingin bertanya, bagaimana hukumnya menghadiri acara aqiqah anak dari hasil zina sebelum menikah? Dan bolehkah kita memberikan kado/hadiah?

(Dari Fulanah Di Jakarta Anggota Grup WA Bimbingan Islam T06 G-57).

Jawaban:

وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته

Boleh kita hadir aqiqah bagi anak hasil zina, karena aqiqah untuk mereka juga disyariatkan, yang demikian karena Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam tidak mengecualikan anak zina dari hukum aqiqah, namun beliau menyebutkan ghulam/anak secara umum siapapun itu, beliau bersabda :

كُلُّ غُلَامٍ رَهِينَةٌ بِعَقِيقَتِهِ : تُذْبَحُ عَنْهُ يَوْمَ سَابِعِهِ ، وَيُحْلَقُ ، وَيُسَمَّى

“Setiap anak tergadai dengan aqiqahnya disembelih atasnya pada hari ke tujuh, dan dicukur rambutnya serta diberi nama.” (HR Abu Dawud : 2838, Tirmidzi : 1522, dishahihkan oleh Imam Al-Albani dalam Irwaul Ghalil : 4/385).

Syaikh Abdul Aziz bin Baz berkata :

نعم ، لها أن تعق ، يستحب لها أن تعق عن ولدها ، وعليها أن تنفق عليه ، إذا قدرت ، فإذا ما قدرت : يسلم للحاضنات في الدولة ، وإذا قدرت : تربيه وتحسن إليه ، وتعق عنه ، ويلزمها أن تربيه وأن تتوب إلى الله مما فعلت ، وهو منسوب إليها .

والذي زنا بها : عليه التوبة ، وليس عليه شيء من النفقة ، وليس هو ولدا له ، ولد زنا ، عليه التوبة إلى الله ، والولد لها هي ، ينسب إليها ، وعليها نفقته

“Iya bagi ibunya boleh mengaqiqahi anaknya (Anak hasil zina), dan ia menafkahinya jika mampu, jika tidak mampu. Jika tidak mampu menafkahinya maka ia serahkan ke panti asuhan di negri tempat ia tinggal.

Jika mampu, ia memiliki kewajiban untuk memeliharanya, berbuat baik kepadanya, mengaqiqahinya. Wajib bagi ia untuk mendidiknya dan ia harus bertaubat pada Allah atas perbuatannya (zina), dan anak tersebut dinasabkan kepadanya.

Sedang lelaki yang menzinahinya juga wajib bertaubat, ia tidak memiliki kewajiban menafkahi anak hasil zinanya, dan anak tersebut bukan anaknya, ia anak hasil zina, wajib bagi dia untuk bertaubat dan anak tersebut anak ibunya dan dinasabkan kepadanya dan ia (si wanita) wajib menafkahinya.” (Majmu’ Fatawa Syaikh Bin Baz : 28/124).

Dari sini kita berkesimpulan bahwa aqiqah untuk anak zina itu boleh sehingga kita diperbolehkan menghadirinya ataupun memberi hadiah kepadanya tapi bukan sebagai bentuk setujunya kita atas perbuatan zina tersebut wallahu a’lam.

Konsultasi Bimbingan Islam

Abul Aswad Al Bayati

Referensi: https://bimbinganislam.com/aqiqah-untuk-anak-dari-hasil-zina/