Pertanyaan:

السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

Bagaimana hukumnya memakai mukenah untuk shalat yang berwarna selain putih ?

(Dari Harmawati Di Makasar Anggota Grup WA Bimbingan Islam T05 G-69).

Jawaban:

وعليكم السلام ورحمة الله وبر كاته

Boleh selama warna tersebut memang secara U’rf/kebiasaan masyarakat kita menjadi warna yang biasa dan lumrah dipakai serta tidak mencolok dan mencuri perhatian banyak orang. Karena para sahabat wanita pun banyak yang memakai warna selain putih dan hitam.

Dan perlu kita ketahui bersama bahwa sesungguhnya kriteria pakaian wanita ketika shalat itu sama dengan kriteria pakaian wanita di luar shalat. Ketika di dalam shalat mereka diperintahkan untuk menutup seluruh tubuhnya kecuali muka dan telapak tangan, maka begitu pula seharusnya yang ia lakukan di luar shalat. Begitu pula dengan jenis warna pakaian yang dipakai. Disebutkan dalam Fatawa Nurun Alad darbi ;

س : هذه السائلة من سوريا أ . م . تسأل عن الحجاب الشرعي بالنسبة للمرأة في الصلاة وفي غير الصلاة

Pertanyaan : Ada penanya dari Syiria bertanya tentang pakaian syar’i untuk wanita di dalam shalat dan di luar shalat.

ج : أما في الصلاة فتستر جميع بدنها إلا الوجه هذا هو الأفضل إذا صار ما عندها أجانب تبدي الوجه ، سنة كشف الوجه في الصلاة ، وتستر جميع بدنها حتى الكفين ، وإن أبدت الكفين فلا حرج لأن سترهما أفضل في الصلاة ، أما إذا كان عندها أجنبي فإنها تستر بدنها كله حتى الوجه ، وأما عند الناس غير الأجانب في الأسواق والبيوت فإنها تكشف

Jawab : Adapun di dalam shalat maka ia menutup seluruh badannya kecuali wajah, ini yang lebih utama. Jika tidak ada lelaki asing di sana ia menampakkan wajahnya. Sunnah hukumnya menyingkap wajah ketika shalat serta menutup seluruh badan bahkan juga telapak tangan jika ia menampakkan kedua telapak tangannya maka tidak mengapa karena menutupinya lebih utama di dalam shalat. Adapun jika di sana ada lelaki asing (yang bukan mahram-pent) maka ia menutup seluruh badannya bahkan wajahnya juga (dalam masalah ini ada perbedaan di kalangan ulama’-pent). Adapun jika ia shalat di di sisi orang yang bukan orang asing baik di pasar maupun di rumah maka ia menyingkap wajahnya”. (Fatawa Nurun Alad Darbi : 7/245).

Kemudian mengenai warna pakaian yang diperbolehkan ialah sebagaimana yang telah kita isyaratkan tadi di awal, Syaikh Ali bin Hasan Al Halaby Al-Atsari berkata tentang jenis warna pakaian bagi wanita muslimah :

يا أخي موضوع الألوان موضوع يحكمه العرف يعني أن تخيل الآن امرأة تلبس عباءة بيضاء في الأردن وتمشي قال هذا الملك نازل من السماء طبعا هذه ليس عرفنا ……. إذا موضوع الألوان موضوع متعلق بالعرف ليس متعلقا بالشرع إننا نلزم بلون معين فإذا كان اللون مقبولا لعموم المسلمين وعموم الصالحين كائنا ما كان هذا اللون فهذا لا مانع منه. نعم والله أنا أقولك أن لون الأسود أو لون القاطمة أفضل ليش ؟ لأنها أقل النظر وأقل جانب الانتباه هذا ممكن لكن أيضا لا نلزم بما لم يلزم به الشرع الحكيم لأن أش صفة اللباس ؟ اللباس المهم أن يكون فضفاضا لا يصف ولا يشف وأن يكون شاملا للرأس كله إلا اليدين والوجه وفي اليدين والوجه خلاف بين العلماء منهم من يقول واجب منهم من يقول غير واجب ولا شك أن الأفضل والأتقى والأورع هو ستر الوجه والكفين

“Saudaraku, masalah warna pakaian wanita muslimah adalah masalah yang ditentukan oleh ‘Urf/kebiasaan. Maksudnya coba bayangkan sekarang jika ada wanita memakai pakaian putih di Yordania dan ia berjalan, orang akan berkata ; ‘Ini ada malaikat yang turun dari langit’. Karena sudah barang tentu ini bukan kebiasaan kita (kaum muslimin Yordania-pent)..…. Masalah warna ini adalah masalah yang berkaitan dengan kebiasaan dan tidak berkaitan dengan syariat hingga kita mengharuskan memakai warna tertentu.

Apabila suatu warna diterima oleh keumuman kaum muslimin dan keumuman orang-orang shalih dari jenis manapun warna tersebut, maka itu tidak terlarang. Iya demi Allah aku katakan bahwa warna hitam dan warna gelap itu lebih utama kenapa ? karena ia warna yang paling sedikit mengundang pandangan dan mencuri perhatian, ini mungkin saja. Akan tetapi kita tidak boleh mengharuskan warna tertentu yang tidak diharuskan oleh syariat yang mulia.

Karena apa itu sifat pakaian ? sifat pakaian menurut syariat itu yang penting longgar, tidak membentuk lekuk tubuh dan tidak menerawang dan hendaknya menutup kepala semuanya kecuali wajah dan kedua telapak tangan. Dan untuk wajah dan telapak tangan ini ada perbedaan pendapat di kalangan para ulama, diantara mereka ada yang mewajibkan untuk menutupnya ada pula yang mengatakan tidak wajib. Namun tidak diragukan lagi bahwa yang lebih utama, lebih taqwa dan lebih wara’ adalah menutup wajah dan telapak tangan”.

Imam Muhammad Nashiruddin Al-Albani berkata :

واعلم أنه ليس من الزينة في شيء أن يكون ثوب المرأة الذي تلتحف به ملونا بلون غير البياض أو السواد كما يتوهم بعض النساء الملتزمات وذلك لأمرين :

الأول : قوله صلى الله عليه وسلم: (طيب النساء ما ظهر لونه وخفي ريحه) .وهو مخرج في مختصر الشمائل ص 188
والآخر : جريان العمل من نساء الصحابة على ذلك وأسوق هنا بعض الآثار الثابتة في ذلك مما رواه الحافظ ابن أبي شيبة في المصنف 8 / 371 – 372

“Dan ketahuilah bahwasanya tidak termasuk perhiasan (yang dilarang untuk ditampakkan-pent) jika warna pakaian wanita muslimah yang ia kenakan itu berwarna dengan selain warna putih atau hitam sebagaimana yang disangka oleh sebagian kaum wanita yang konsisten melaksakan syariat. Hal ini dikarenakan dua sebab :

Pertama : Sabda Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam ‘Parfum wanita yang baik itu kelihatan warnanya dan tersembunyi bau wanginya’. Riwayat ini dikeluarkan di dalam Mukhtashar Syama’il halaman : 188.

Kedua : Para wanita dari kalangan sahabat pun memakai pakaian yang berwarna selain putih dan hitam. Dan aku akan cantumkan di sini atsar-atsar yang sah dalam permasalahan ini berdasarkan apa-apa yang telah diriwayatkan oleh Al-Hafidz Ibnu Abi Syaibah di dalam Mushannaf : 8/371-372”.

(Jilbab Mar’ah Muslimah : 121-122).

Kesimpulannya adalah boleh bagi seorang wanita memakai pakaian atau mukena selain warna putih atau hitam selama warna tersebut familiar dan biasa digunakan ditengah-tengah masyarakat setempat, wallahu a’lam.

(Sumber fatwa : https://www.youtube.com/watch?v=Y_WJN5tSC_k ).

Konsultasi Bimbingan Islam

Ustadz Abul Aswad Al Bayati

Referensi: https://bimbinganislam.com/bolehkah-mengenakan-mukena-selain-putih/