Pertanyaan :

بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْم

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ

Semoga ustadz selalu diberikan kesehatan. Aamiin.

Ijin bertanya ustadz.
Jika kita sudah terlanjur mencela orang lain atas perbuatan maksiat dan dosa yang telah orang tersebut lakukan.
Apa yang harus ana lakukan sebagai bentuk penyesalan ana?

Jazaakallohu khoyro ustadz

(Disampaikan oleh Fulan, Sahabat BiAS T08)

Jawaban :

وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ

بِسْـمِ اللّهِ

Alhamdulillāh
Alhamdulillah, wa laa haula wa laa quwwata illaa billaah, wash shalaatu was salaamu ‘alaa rasulillaah, Amma ba’du
Ayyuhal ikhwan Baarakallah fiikum

Sering terjadi di lingkungan masyarakat, ada di antara saudara kita yang melakukan dosa atau maksiat, kemudian menjadi bahan perbincangan atau ghibah. Padahal bisa jadi pelaku dosa tersebut sudah bertaubat dari dosa tersebut.
Mengenai hal ini, mari kita perhatikan nasihat dari beberapa ulama, yaitu orang yang menjelek-jelekkan saudaranya yang sudah bertaubat dari dosa, bisa jadi dia akan melakukan dosa tersebut.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

ﺇِﻥَّ ﺍﻟﺮَّﺟُﻞَ ﻟَﻴَﺘَﻜَﻠَّﻢُ ﺑِﺎﻟْﻜَﻠِﻤَﺔِ ﻟَﺎ ﻳَﺮَﻯ ﺑِﻬَﺎ ﺑَﺄْﺳًﺎ ﻳَﻬْﻮِﻱ ﺑِﻬَﺎ ﺳَﺒْﻌِﻴﻦَ ﺧَﺮِﻳﻔًﺎ ﻓِﻲ ﺍﻟﻨَّﺎﺭِ

“Sesungguhnya ada seseorang yang berbicara dengan satu kalimat, ia tidak menganggapnya berbahaya; dengan sebab satu kalimat itu ia terjungkal selama tujuh puluh tahun di dalam neraka.”
(Hadits shahih. HR. Bukhari, no. 6487)

Tabi’in Hasan Al Basri rahimahullah berkata :

كانوا يقولون من رمي أخاه بذنب قد تاب إلى الله منه لم يمت حتى يبتليه الله به

Para sahabat dan tabi’in berkata : “Barang siapa yang mencela saudaranya, karena dosa-dosanya, sedangkan saudaranya itu sudah bertaubat kepada Allah, maka si pencela tidak akan meninggal dunia kecuali dia akan mengalami dosa saudaranya tersebut.”
(HR. Ibnu Abid Dunya dalam kitab Ash-Shamt).

Maka sebagai muslim sejati terus berusaha menjaga lisannya dari perbuatan seperti ini, dan segera bertaubat nasuha kepada Allah Ta’ala.

Bagi pelaku perbuatan ini, kalau memungkinkan untuk minta maaf maka ini disyariatkan dalam agama kita yang mulia, bahkan diwajibkan (meminta kehalalan).
jika tidak memungkinkan misalkan karena orang yang dicela sudah pergi jauh dan tidak tahu rimbanya/miss contact atau dampak buruk/mudharat yang ditimbulkan lebih besar (jika kita minta maaf di depannya dan mengatakan pernah mencela dosanya), maka cukup doakan kebaikan kepada saudara ini, dan banyak berbuat baik kepadanya semisal memberi hadiah, shadaqoh/bantuan dan perbuatan baik lainnya.
Semoga Allah Ta’ala memberikan Taufiq.

Wallahu Ta’ala A’lam.

Disusun oleh:
Ustadz Fadly Gugul S.Ag. حفظه الله

 

sumber: https://bimbinganislam.com/apa-boleh-mencela-dosa-orang-lain/