Pertanyaan:

Assalamualaikum ustadz
Kaif hal ustadz? Ustadz mungkin bisa di bahas terkait boleh tidak nya membayar zakat di awal Ramadhan?

Dari Haris, di Sanden, Bantul.

Jawaban:

Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh.

Bismillah walhamdulillah was sholaatu wassalam’ala Rasulillah wa ba’du. Alhamdulillah bi Khoiron.

Ada yang punya ide membayarkan zakat fitrah sejak awal Ramadan. Mengingat kondisi masyarakat saat ini sedang kesusahan karena pandemi corona. Pembahasan boleh dan tidaknya, kembali pada diskusi para ulama tentang waktu penunaian zakat fitrah.

Namun sebelumnya, perlu kita ketahui bahwa waktu penunaian zakat fitrah ada dua macam :

[1] Waktu afdhol atau waktu wajib.

Yaitu di pagi hari raya idul fitri, sebelum shalat ‘ied dilaksanakan. Tentang waktu ini, tak ada perdebatan di kalangan ulama.

[2] Waktu boleh.

Yaitu waktu mulai bolehnya mengeluarkan zakat fitrah. Waktu jenis inilah yang diperselisihkan oleh pada ulama. Berikut rincian pendapat mereka:

Pendapat pertama, dimulai sejak dua hari sebelum ‘ied.

Pendapat ini adalah dipegang oleh Mazhab Maliki dan Hambali.

Mereka berdalil dengan hadis dari sahabat Abdullah bin Umar radhiyallahu’anhuma, beliau menceritakan,

وَكَانُوا يُعطُونَ قَبلَ الفِطرِ بِيَومٍ أَو يَومَينِ

Para sahabat di dahulu biasa menunaikan zakat fitri sehari atau dua hari sebelum hari raya. (Riwayat Bukhori no. 1511)

Sebagian ulama juga ada yang berpandangan boleh ditunaikan tiga hari sebelum ‘ied. Sebagaimana tertulis dalam kitab Al-Mudawwanah (1/385), Imam Malik berkata,

أخبرني نافع أن ابن عمر كان يبعث بزكاة الفطر إلى الذي تجمع عنده قبل الفطر بيومين أو ثلاثة .

Nafi’ mengabarkan kepadaku bawah Ibnu Umar membayarkan zakat fitri untuk orang-orang yang serumah dengan beliau, dua atau tiga hari sebelum hari raya idul fitri.

Syekh Ibnu Baz rahimahullah, memilih pendapat ini. (Lihat : Majmu’ Fatawa beliau (14/216)

Pendapat kedua, boleh ditunaikan sejak awal ramadan.

Ulama yang memilih pendapat ini adalah Mazhab Hanafi dan Mazhab Syafi’i. (Lihat : Al-Umm 2/75, Al-Majmu’ 6/87, Bada-i’ As-Shonaa-i’ 2/74).

Mereka beralasan:

Karena sebab wajib mengeluarkan zakat fitrah itu dua : puasa dan Iedul fitri. Bila salah satu dari kedua sebab ini ada, maka boleh menyegerakan penunaian zakat fitrah. Sebagaimana boleh menyegerakan penunaian zakat mal, setelah terpenuhi nisob, padahal belum sempurna satu tahun (haul).

Pendapat ketiga, boleh dibayar sejak awal tahun (penanggalan Hijriah).

Sebagian ulama mazhab Hanafi dan Syafi’i memegang pendapat ini.

Mereka beralasan:

Karena zakat fitrah adalah zakat. Sehingga ia sama dengan zakat mal yang boleh disegerakan penunaiannya kapanpun.

(Ketiga paparan pendapat di atas kami kutip dari situs ilmiyah Islamqa.info, asuhan Syekh Sholih Al Munajjid -hafidzohullah-)

Mana Pendapat yang Kuat?
Pendapat yang paling kuat –wallahua’lam– adalah pendapat pertama, zakat fitrah boleh ditunaikan sejak dua atau tiga hari sebelum hari raya idul fitri.

Hal ini karena dua alasan berikut :

Pertama, sebab disyariatkan zakat fitrah adalah hari raya idul fitri.

Hal ini tampak dari penamaan zakat ini, “Zakat Fitri”.

Yang dimaksud sebab zakat fitrah di sini adalah, waktu penunaian zakat fitrah. Yaitu saat tiba hari raya idul fitri. Para ulama mengistilahkan ini dengan,

إضافة الشيء إلى سببه

Penisbatan sesuatu kepada sebabnya.

Atau ungkapan yang semakna,

إضافة الشيء إلى وقته

Penisbatan sesuatu kepada waktunya.

Syekh Ibnu ‘Utsaimin menerangkan,

فهنا زكاة الفطر أضيفت إلى الفطر لأن الفطر سببها ؛ ولأن الفطر وقتها ، ومن المعلوم أن الفطر من رمضان لا يكون إلا في آخر يوم من رمضان ، فلا يجوز دفع زكاة الفطر إلا إذا غابت الشمس من آخر يوم من رمضان ، إلا أنه رُخص أن تُدفع قبل الفطر بيوم أو يومين رخصة فقط ، وإلا فالوقت حقيقة إنما يكون بعد غروب الشمس من آخر يوم من رمضان ؛ لأنه الوقت الذي يتحقق به الفطر من رمضان ، ولهذا نقول : الأفضل أن تؤدى صباح العيد إذا أمكن

“Di sini zakat fitri dinisbatkan kepada “fitri” (hari idul fitri, yang artinya hari mulai boleh tidak puasa/berbuka, pent). Karena fitri adalah sebabnya, karena fitri adalah waktunya. Kita ketahui bersama bahwa fitri dari puasa ramadhan, tidak terjadi kecuali di hari akhir ramadhan.

Oleh karenanya, tidak boleh menunaikan zakat fitri kecuali setelah matahari terbenam di hari terakhir ramadhan. Kecuali pertimbangan keringanan (rukhsoh), zakat fitri boleh dibayarkan sehari atau dua hari sebelum hari idul fitri, ini hanya sebagai rukhsoh saja.

Kalau bukan karena adanya rukhsoh, maka pada asalnya waktu penunaian zakat fitri adalah setelah terbenamnya matahari di hari terakhir ramadhan. Karena sejak hari itulah fitri ramadhan (boleh kembali tidak puasa) terjadi. Oleh karenanya kami sarankan, “Lebih afdhol zakat fitri itu ditunaikan di pagi hari idul fitri, jika memungkinkan.” (Majmu’ Fatawa Ibnu ‘Utsaimin, 18/267-268 soal nomor 180)

Kedua, tujuan dari zakat fitri adalah, membantu para fakir miskin memiliki ketersediaan makanan pokok di hari raya idul fitri.

Nabi Shallallahu ‘alaihi Wasallam bersabda:

زكاة الفطر طهرة للصائم من اللغو والرفث وطعمة للمساكين, مَنْ أَدَّاهَا قَبْلَ الصَّلَاةِ، فَهِيَ زَكَاةٌ مَقْبُولَةٌ، وَمَنْ أَدَّاهَا بَعْدَ الصَّلَاةِ، فَهِيَ صَدَقَةٌ مِنَ الصَّدَقَاتِ

“Tujuan zakat fitri adalah, adalah untuk membersihkan perbuatan sia-sia dan rofats yang dilakukan oleh orang yang berpuasa. Dan sebagai makanan untuk orang-orang yang miskin. Siapa yang menunaikannya sebelum sholat Idul fitri maka itulah zakat yang diterima. Namun siapa menunaikannya setelah sholat Idul fitri, maka itu hanya bernilai sedekah biasa.” (HR. Abu Daud, Shahih Abi Daud: 1427)

Imam Ibnu Qudamah rahimahullah menerangkan,

سبب وجوبها الفطر ، بدليل إضافتها إليه ، والمقصود منها الإغناء في وقت مخصوص ، فلم يجز تقديمها قبل الوقت

“Sebab wajibnya zakat fitri adalah tibanya hari fitri itu sendiri. Dengan dalil penisbatan zakat ini kepada fitri. Tujuannya adalah, mencukupi kebutuhan makanan pokok kaum fakir miskin di waktu yang khusus (yaitu hari raya idul Fitri, pent). Maka dari itu, tidak boleh didahulukan sebelum waktunya. (Lihat : Al-Mughni, 2/389)

Jadi kesimpulannya, tidak boleh menyegerakan penunaian zakat fitrah sejak awal Ramadan, meskipun untuk kepentingan bantuan masyarakat yang terdampak COVID-19. Karena zakat fitrah adalah ibadah yang waktunya telah ditentukan oleh syari’at, minimal boleh ditunaikan dua hari atau sehari sebelum hari raya idul fitri. Kita bisa membantu masyarakat yang terdampak COVID-19, melalui sedekah jenis lainnya.

Demikian…

Wallahua’lam bish showab.

******

Dijawab oleh Ustadz Ahmad Anshori, Lc

 

Referensi: https://konsultasisyariah.com/36339-bolehkah-membayar-zakat-fitrah-di-awal-ramadhan.html