Pertanyaan

بسم اللّه الرحمن الر حيم
السلام عليكم ورحمةالله وبركاته

Afwan Ustadz izin bertanya.

Ada wanita ditalaq yang ketiga oleh suaminya dengan syarat asset mereka telah terjual. Namun ditengah perjalanan waktu suami dan wanita jadi menyesal dan tidak ingin bercerai sedangkan mereka juga telah berniat ingin bebas dari riba dengan menjual asset mereka yang bila diteruskan masih ada 3 tahun lagi angsuran ke bank.

Jadi manakah yang terbaik Ustadz, meneruskan pernikahan atau terbebas dari riba dengan menjual asset mereka…?
Mohon pencerahannya Ustadz, jazaakallahu khayran sebelumnya

(Fulanah, member bias T04 -58)

Jawaban

وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته
بِسْـمِ اللّهِ

Alhamdulillāh
washshalātu wassalāmu ‘alā rasūlillāh, wa ‘alā ālihi wa ash hābihi ajma’in.

Kami melihat di sana masih ada jalan keluar lain untuk melepaskan diri dari riba dengan tanpa menjual aset. Berusahalah keras, lobi ke berbagai pihak untuk membantu melepaskan diri dari jerat riba insyaAllah jika kita bersungguh Allah ta’ala akan menunjukkan jalan keluar terbaik insyaAllah. Bisa dengan mencari pinjaman lunak atau menghubungi sanak kerabat, mengajukan bantuan ke lembaga-lembaga sosial dll. Tentu semua usaha ini harus diiringi pula dengan doa–doa tulus yang kita panjatkan pada waktu-waktu yang mustajabah.

Dan jika memang tidak ada jalan keluar yang halal yang mungkin untuk ditempuh, maka tidak mengapa si suami membatalkan talak bersyarat tersebut di atas. Imam Ibnu Utsaimin rahimahullah berkata :

مسألة: إذا علق طلاق امرأته على شرط، فهل له أن ينقضه قبل وقوع الشرط أو لا؟ مثاله: أن يقول لزوجته: إن ذهبتِ إلى بيت أهلك فأنت طالق، يريد الطلاق لا اليمين، ثم بدا له أن يتنازل عن هذا، فهل له أن يتنازل أو لا؟

الجمهور يقولون: لا يمكن أن يتنازل، لأنه أخرج الطلاق مِنْ فِيهِ على هذا الشرط، فلزم كما لو كان الطلاق منجزاً.
وشيخ الإسلام يقول: إن هذا حق له فإذا أسقطه فلا حرج، لأن الإنسان قد يبدو له أن ذهاب امرأته إلى أهلها يفسدها عليه، فيقول لها: إن ذهبت إلى أهلك فأنت طالق، ثم يتراجع ويسقط هذا.

“Masalah : Jika seorang lelaki menggantung talak kepada istrinya dengan sebuah syarat. Apakah ia boleh membatalkannya sebelum terjadinya syarat tersebut ataukah tidak boleh?

Misalnya ia berkata terhadap istrinya : Kamu kalau pergi ke rumah orang tuamu maka kamu saya cerai. Ia menginginkan talak dan bukan sekedar sumpah.

Kemudian ia menyesal dan ingin mencabut/membatalkan talak bersyarat ini, apakah boleh?

Mayoritas ulama menyatakan : Tidak mungkin membatalkan talak bersyarat ini krn ia mengeluarkan talak ini dr mulutnya dengan syarat ini. Maka talak ini berlaku sebagaimana talak biasa

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata : Ini haknya dia, jika ia ingin membatalkannya maka tidak mengapa. Karena sebagian orang berpendapat perginya wanita ke rumah orang tuanya akan merusak hubungan suami istri. Lalu ia mengatakan : jika engkau pergi ke rumah ortumu maka kamu aku ceraikan, lalu ia membatalkannya/meralat ucapannya tersebut.”

(Syarhul Mumti’ : 13/127)

Berdasarkan hal ini tidak mengapa membatalkan talak bersayartnya berdasarkan pendapat yang dikuatkan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah.

Wallohu A’lam
Wabillahit taufiq.

Dijawab dengan ringkas oleh:
Ustadz Abul Aswad Al Bayaty حفظه الله

Referensi: https://bimbinganislam.com/hukum-membatalkan-talak-yang-bersyarat/