Pertanyaan :

بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْم

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ

Semoga Allah senantiasa memberikan nikmat dan rahmat-Nya kepada ustadz dan keluarga, aamiin.

Ada titipan pertanyaan ustadz.
Saya bekerja di luar kota, nah setiap jumat siang saya pulang kerja naik bis jam 2 siang. Saya sampai di tempat tujuan biasanya jam 6.30 hingga jam 7 malam.
Yang ingin saya tanyakan. bolehkah sholat zhuhur jamak dengan sholat ashar setelah sholat jumat?
Sedangkan saya belum posisi musafir.

(Disampaikan oleh Fulan, anggota grup BiAS)

Jawaban :

وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ

بِسْـمِ اللّهِ

Alhamdulillah, wa laa haula wa laa quwwata illaa billaah, wash shalaatu was salaamu ‘alaa rasulillaah, Amma ba’du.

Jika statusnya bukan musafir berarti tidak bisa melakukan Qoshor, jika sudah sholat Jum’at maka tinggal sholat ashar di perjalanan. Tidak perlu menjama’ ashar dengan dzuhur, sebab kewajiban sholat dzuhur telah gugur dengan mengerjakan sholat Jum’at.

Apakah perlu sholat ashar dijama’ dengan sholat jum’at?
Lebih baik tidak. Walaupun ada silang pendapat dikalangan para ‘Ulama, namun yang paling berhati-hati adalah terlarang.

Syeikh Abdul Muhsin Al-‘Abbad pernah ditanya,

السؤال : هل يجوز الجمع بين صلاة الجمعة والعصر؟

Apakah boleh menjamak sholat Jum’at dan sholat Ashar?

Beliau menjawab,

الذي يظهر أنه لا يجوز؛ لأنه لم يثبت عن النبي صلى الله عليه وسلم في ذلك شيء، والجمع إنما جاء بين الظهر والعصر، وأما مع الجمعة فإنه لم يثبت في ذلك شيء، ولهذا لا يصلح أن يجمع بين الجمعة وبين العصر

“Pendapat yang nampak lebih tepat bagiku bahwa hal ini tidak diperbolehkan. Karena tidak ada riwayat shohih dari Nabi Sholallohu ’alaihi Wasallam tentang hal ini.
Menjamak sholat yang dibolehkan adalah sholat dzuhur dengan ashar. Adapun menjamak shalat Jum’at dengan shalat ashar, tidak ada riwayat shohih yang menyatakannya. Sehingga tidak dibenarkan bagi seseorang untuk menjamak sholat Jum’at dengan sholat ashar.”

Lebih baik ia kerjakan sholat ashar dalam perjalanan, tanpa jama’ tanpa qoshor. Jika ia bisa turun dari kendaraan hingga mengerjakan sholat ashar dengan tetap menghadap kiblat, itulah yang terbaik dan yang dicontohkan oleh Rosululloh sholallohu ‘alaihi wasallam :

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ كَانَ يُصَلِّيْ عَلَى رَاحِلَتِهِ نَحْوَ الْمَشْرِقِ فَإِذَا أَرَادَ أَنْ يُصَلِّيْ الْمَكْتُوْبَةَ نَزَلَ

“Sejatinya Nabi sholallohu ‘alaihi wa sallam sholat (sunnah) di atas kendaraannya ke arah timur. Apabila beliau hendak sholat wajib maka beliau turun dari kendaraan kemudian menghadap kiblat”
[HR Bukhori 1099]

Namun jika tidak bisa turun dari kendaraan usahakan tetap sambil berdiri, dan jika benar-benar tidak bisa maka silahkan dengan duduk.

Referensi : https://ar.islamway.net/fatwa/32071/حكم-الجمع-بين-صلاتي-الجمعة-والعصر

Wallahu A’lam,
Wabillahittaufiq.

Dijawab dengan ringkas oleh:
Ustadz Rosyid Abu Rosyidah حفظه الله

 

sumber:  https://bimbinganislam.com/bolehkah-jamak-shalat-jumat-dan-ashar/