Pertanyaan
بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُه
Ana baru mendengar rekaman seorang ustadz..
_”Saat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam rindu dengan khadijah, beliau datang ke kuburan khadijah lalu bercerita sampai menangis. Lalu ustadz berkata “siapa yang bermalam di kuburan, itu bid’ah..”_
Pertanyaan ana : Apakah boleh kita bermalam di kuburan, apakah termasuk bid’ah, ustadz? Dan apakah benar Rasululloh Shallallohu ‘alayhi wassallam pernah menangis di kuburan Khadijah??
Jazakallahu khoiron
Barakallahu fiika
(SAHABAT BiAS T06 G-23)
Jawaban
وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ
بِسْـمِ اللّهِ
Alhamdulillāh
Washshalātu wassalāmu ‘alā rasūlillāh, wa ‘alā ālihi wa ash hābihi ajma’in.
1. Setelah pencarian, kami belum mendapati riwayat yang dimaksud. Yang kami dapati justru Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menegur seorang wanita yang menangis di kuburan, berikut redaksinya :
وعن أنس رضي الله عنه قال مر النبي صلى الله عليه وسلم على امرأة تبكي عند قبر فقال اتقي الله واصبري فقالت إليك عني فإنك لم تصب بمصيبتي ولم تعرفه فقيل لها إنه النبي صلى الله عليه وسلم فأتت باب النبي صلى الله عليه وسلم فلم تجد عنده بوابين فقالت لم أعرفك فقال إنما الصبر عند الصدمة الأولى
Dari Anas radhiyallahu ‘anhu berkata ; Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melewati seorang wanita yang sedang menangis di kuburan kemudian beliau berkata ;
‘Bertaqwalah engkau kepada Allah dan bersabarlah ! ‘. Wanita tadi menyahut ; ‘Menjaulah engkau dari aku ! karena engkau tidak merasakan musibah yang aku alami’.
Wanita itu tidak tahu sedang berbicara dengan siapa. Lantas dikatakan kepadanya bahwa lelaki itu adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Wanita tadi lantas mendatangi pintu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam namun dia tidak menemukannya. Setelah bertemu, ia berkata ; ‘Aku tidak mengetahui engkau tadi.’
Kata Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ; ‘Sesungguhnya kesabaran itu ketika benturan pertama.”
(HR Bukhari pada kitab Al-Janaiz bab tentang Ziyarah Kubur no. 1223).
2. Yang kedua, bolehkah menginap di kuburan ? Jika tujuan menginap untuk beribadah, beri’tikaf di kuburan atau tujuan ibadah lainnya, maka haram hukumnya berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam :
لَا تَجعَلُوا بُيُوتَكُم مَقَابِرَ ، إِنَّ الشَّيطَانَ يَنفِرُ مِنَ البَيتِ الذِي تُقرَأُ فِيهِ سُورَةُ البَقَرَةِ
Jangan kalian jadikan rumah-rumah kalian seperti kuburan ! sesungguhnya setan akan lari dari rumah yang dibacakan di dalamnya surat Al-Baqarah.” (Muslim : 780).
Hadits ini dijadikan dalil akan tidak bolehnya melakukan ibadah di kuburan, karena ibadah itu dilakukan di masjid dan rumah. Syaikh Shalih Al-Fauzan berkata ketika menerangkan makna hadits di atas :
يعني: لا تعطلوا البيوت من ذكر الله، ومن صلاة النافلة، وتلاوة القرآن، لأنها إذا عُطلت صارت مثل القبور، لأن القبور ليس فيها عمل، خاوية خالية، حفر مظلمة، إلاَّ من نورها الله عليه بنور الإيمان الذي سبق لهم في الحياة الدنيا.
Maksudnya ; Jangan kalian kosongkan rumah kalian dari dzikir pada Allah, dari shalat sunnah, dari membaca Al-Quran. Karena jika rumah dikosongkan dari ini semua, ia akan menjadi seperti kuburan. Karena kuburan tidak ada amal di dalamnya, sepi, sunyi lubang yang gelap kecuali bagi orang yang Allah terangi dengan cahaya iman, yang telah mereka lakukan sewaktu masih hidup.”
(I’anatul Mustafid : 314).
Namun jika tidur di kuburan karena ada suatu hal penting lain selain beribadah, maka diperbolehkan seperti untuk menjaga dari pencurian dll.
Wallahu a’lam.
Dijawab dengan ringkas oleh :
Ustadz Abul Aswad Al Bayaty حفظه الله
Referensi: https://bimbinganislam.com/bermalam-di-kuburan/