Pertanyaan
بسم اللّه الرحمن الر حيم
السلام عليكم ورحمةالله وبركاته
Ustadz, apakah salah jika saya takut untuk hamil karena belum bisa mendidik anak.
Karena anak itu kan titipan dari Allah.
Bagaimana menghilangkan perasaan takut ini?
Mohon pencerahannya ustadz.
Syukran, jazakallahu khairan.
(Dari fulanah, Admin T05 )
Jawaban
Wa’alaikumussalam warahmatullah wabarakatuh
Jika rasa takut ini berimbang dengan rasa harap maka tidak berdosa. Akan tetapi ketika rasa takut mendominasi tanpa ada rasa harap maka ini yang keliru.
Ketika rasa takut memiliki anak mendominasi maka bacalah hadits-hadits tentang keutamaan memiliki anak. Agar timbul harapan dan semangat mengamalkan sunnah Nabi memperbanyak keturunan. Di sisi lain rasa takut juga diperlukan agar kita senantiasa berhati-hati dan bersungguh-sungguh di dalam mendidik anak-anak kita dengan agama.
Dalil sangat banyak menjelaskan bahwasanya anak akan menjadi mesin pencetak pahala bagi orang tuanya, Allah ta’ala berfirman :
إِنَّا نَحْنُ نُحْىِ الْمَوْتَى وَنَكْتُبُ مَاقَّدُموا وَءَاثَارَهُمْ وَكُلَّ شَىْءٍ أَحْصَيْنَاهُ فِي إِمَامٍ مُّبِينٍ
“Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang yang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan BEKAS-BEKAS YANG MEREKA TINGGALKAN. Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab induk yang nyata (Lauh Mahfuzh).“(QS. Yasin : 12).
Diantara makna “Bekas-bekas yang mereka tinggalkan” adalah anak-anak yang shalih, maka Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
“Jika seseorang telah meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu) : sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang shalih.” (HR. Muslim : 1631)
Anak juga merupakan penyejuk pandangan mata orang tuanya, ini diketahui dan diakui oleh setiap orang tua yang masih memiliki fitrah yang normal. Sebuah rumah akan terasa sangat sunyi, sepi, menjemukan, tanpa keberadaan anak-anak yang bermain di sana, gelak tawa dan tangisan anak adalah suara indah yang menyegarkan jiwa.
Belum lagi Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam membanggakan jumlah umatnya yang banyak, beliau bersabda :
تََزَوَجُوْا الوَدُوْدَ الْوَلُوْدَ فإني مُكَاثِرٌ بِكُمُ الأُمَمَ
“Nikahilah wanita yang sangat penyayang dan yang mudah beranak banyak(subur) karena aku akan berbangga dengan kalian dihadapan umat-umat yang lain” (HR Abu Dawud 2/220 no 2050 dan ini adalah lafalnya, Ibnu Hibban 9/363,364, An-Nasaai 6/65, berkata Syaikh Al-Albani , “Hasan Shahih”).
Karena kehadiran seorang anak di dalam Islam itu adalah sesuatu yang sangat ditunggu-tunggu dan akan menjadi sebuah keutamaan besar yang diharapkan para pahlawan Islam. Diriwayatkan dalam Kitab Adabul Mufrad :
حَدَّثَنَا حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ يَزِيدَ ، قَالَ : حَدَّثَنَا صَدَقَةُ بْنُ خَالِدٍ ، قَالَ : حَدَّثَنِي يَزِيدُ بْنُ أَبِي مَرْيَمَ ، عَنْ أُمِّهِ ، عَنْ سَهْلِ بْنِ الْحَنْظَلِيَّةِ ، ” وَكَانَ لا يُولَدُ لَهُ ، فَقَالَ : لأَنْ يُولَدَ لِي وَلَدٌ سَقْطٌ فَأَحْتَسِبَهُ ، أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ فِي الإِسْلامِ أَنْ تَكُونَ لِيَ الدُّنْيَا جَمِيعًا وَمَا فِيهَا ، وَكَانَ ابْنُ الْحَنْظَلِيَّةِ مِمَّنْ بَايَعَ تَحْتَ الشَّجَرَةِ
“Menyatakan kepadaku Ishaq bin Yazid ia berkata menyatakan kepadaku Shadaqah bin Khalid menyatakan kepadaku Yazid bin Abi Maryam dari ibunya dari Sahl bin Al-Handzaliyyah ia seorang yang tidak memiliki keturunan, ia berkata :
‘Seandainya dilahirkan untukku seorang anak yang keguguran sehingga aku bisa berharap pahala, itu lebih aku sukau dalam Islam ini dari pada dunia dengan seluruh isinya.’
Dan beliau ini salah satu sahabat yang membaiat Nabi di bawah pohon.”
(HR. Bukhari dalam Adabul Mufrad dilemahkan oleh Imam Al-Albani dalam Dhaif Adabul Mufrad no. 29).
Terlepas dari status keshahihan riwayat di atas tak ada yang mengingkari bahwa anak adalah anugrah besar dari Allah untuk kita. Jika kita mendidiknya dengan baik ia bisa menjadi sebab kita masuk syurga Allah ta’ala. Belum lagi manfaat anak di kehidupan dunia yang tidak bisa diingkari oleh seorangpun manusia.
Wallahu a’lam
Dijawab dengan ringkas oleh:
Ustadz Abul Aswad al Bayati حفظه الله
Referensi: https://bimbinganislam.com/takut-hamil-karena-tidak-bisa-mendidik-anak/