Pertanyaan :

بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْم

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ

Semoga Allah senantiasa memberikan nikmat dan rahmat-Nya kepada ustadz dan keluarga, aamiin.
‘Afwan ustadz izin bertanya.

Dapet broadcast ini di sebuah grup, apakah benar perkara ini ustadz :
• Sunnah hari Rabu adalah mencukur rambut anak anak, hal itu menjadi sebab kesolehan.
Karena hari rabu adalah hari di ciptakan nur ilmu.

• Hari selasa adalah hari di ciptakan malapetaka.
Maka hikmah daripada mencukur adalah menghilangkan yang buruk dan menumbuhkan kebaikan lagi.

Mohon penjelasan kebenarannya ustadz.

(Ditanyakan Oleh Fulanah, Sahabat BiAS T09-G07)

Jawaban :

وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ

بِسْـمِ اللّهِ

Alhamdulillah, wa laa haula wa laa quwwata illaa billaah, wash shalaatu was salaamu ‘alaa rasulillaah, Amma ba’du.

Tentang Khurafat
Itu semua adalah Khurofat, atau berita dusta. Sekedar mitos atau cerita yang tidak berdasarkan dalil atau bukti ilmiyah.

Az-Zirikli menjelaskan definisi Khurofat :

خرافة : رجل من بني عذرة، غاب عن قبيلته زمناً ثم عاد فزعم أن الجن استهوته وأنه رأى أعاجيب جعل يقصها عليهم، فأكثر، فقالوا في الحديث المكذوب – ديث خرافة

“Khurofat adalah nama seorang lelaki dari Bani ‘Udzrah yang hilang dari kampungnya dalam waktu yang lama, kemudian dia kembali.
Dia menyangka telah diculik Jin, dan dia pun telah melihat berbagai kejadian ajaib, aneh atau asing. Lalu diceritakannya kepada masyarakat dengan panjang lebar. Hingga jadi istilah mereka untuk menyebut berita dusta, ‘Beritanya Khurafat’.”
(Al-A’lam, Az-Zirikli, II/303)

Isi Broadcast Mencukur Rambut di Hari Rabu Adalah Khurafat
Sungguh broadcast tersebut tidak layak untuk diamalkan. Semua hari baik dalam syari’at, tidak ada yg namanya hari buruk dalam agama kita.
Dalil yang ada justru menetapkan sebaik-baik hari adalah hari Jumat, lalu mengapa broadcast nya kok tidak memerintahkan potong rambut anak di hari Jumat saja?

Menisbatkan cerita tersebut pada agama adalah kekeliruan, seakan syariat menetapkan hal itu, seakan Alloh & Rosul-Nya membenarkan hal tersebut. Maka membuat, menyebarkan, dan mempercayai berita dusta atas nama agama adalah sebuah keharaman.

Mari kita lihat bagaimana anggapan Yahudi & Nashrani ketika mengatakan bahwa merekalah yang paling layak untuk masuk surga, lalu mereka pun meng-Klaim (mengaku-ngaku dgn kedustaan) sebagai anak Alloh. Alloh Ta’ala berfirman,

انْظُرْ كَيْفَ يَفْتَرُونَ عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ وَكَفَى بِهِ إِثْمًا مُبِينًا

“Lihatlah bagaimana mereka berbuat dusta atas nama Allah. dan cukuplah itu sebagai perbuatan dosa yang nyata”
(QS An-Nisa 50)

Karenanya saudaraku, tinggalkan & campakkan broadcast tersebut.

 

Wallahu A’lam,
Wabillahittaufiq.

Dijawab dengan ringkas oleh:
Ustadz Rosyid Abu Rosyidah حفظه الله

 

sumber:  https://bimbinganislam.com/mencukur-rambut-hari-rabu-bikin-sholeh-khurafat-atau-bukan/