Pertanyaan:

Benarkah dianjurkan takbiran ketika terjadi gerhana? Bagaimana dg sedekah makanan setelah shalat gerhana di masjid?

 

Jawab:

Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,

Ada beberapa amalan yang dianjurkan untuk dilanjutkan ketika terjadi gerhana. Anjuran itu disampaikan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadisnya,

إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ ، لاَ يَنْخَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ ، فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَادْعُوا اللَّهَ وَكَبِّرُوا ، وَصَلُّوا وَتَصَدَّقُوا

“Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Gerhana ini tidak terjadi karena kematian seseorang atau lahirnya seseorang. Jika melihat hal tersebut maka berdo’alah kepada Allah, bertakbirlah, kerjakanlah shalat dan bersedekahlah.” (HR. Bukhari 1044)

Dalam hadis ini, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menganjurkan umatnya untuk melakukan 4 amalan ketika gerhana,

Pertama, memperbanyak berdoa kepada Allah

Karena ketika gerhana, Allah sedang menunjukkan kekuasaan-Nya kepada para hamba-Nya, agar mereka semakin takut kepada-Nya.

Allah menjelaskan dalam al-Qur’an,

وَمَا نُرْسِلُ بِالْآَيَاتِ إِلَّا تَخْوِيفًا

“Tidaklah kami mengirim ayat-ayat itu selain untuk menakut-nakuti (hamba).” (al-Isra: 59)

Dan bagian dari bentuk rasa takut kepada-Nya, kita merendahkan diri di hadapan-Nya dengan memperbanyak berdoa dan memohon ampun kepada Allah.

Doa yang dibaca ketika terjadi gerhana, bisa doa apapun, karena tidak ada doa khusus di sana.

Terutama ketika shalat sudah selesai, sementara gerhana belum terbuka. Dianjurkan untuk memperbanyak berdoa sampai gerhana selesai.

As-Syaukani mengatakan,

قوله ” فصلوا وادعوا ” يدل على أن من سلم من الصلاة قبل الانجلاء يتشاغل بالدعاء حتى تنجلي، وقرره ابن دقيق العيد قال: لأنه جعل الغاية لمجموع الأمرين

Sabda beliau, “Kerjakanlah shalat dan perbanyak berdoa” menunjukkan bahwa siapa yang salam selesai shalat sebelum gerhana hilang, dianjurkan untuk memperbanyak berdoa, sampai matahari terlihat. Ini seperti yang ditegaskan Ibnu Daqiqil Id, yang menyatakan, “Karena beliau menjadikan tujuan besarnya adalah dilakukan semuanya.” (Nailul Authar, 3/398)

Kedua, memperbanyak bertakbir

Masing-masing membaca takbir sendiri-sendiri, dan tidak berjamaah. Juga tidak dengan suara keras melalui speaker. Mengapa memperbanyak takbir?

Karena ketika itu kita dianjurkan banyak mengagungkan Allah. Salah satunya dengan memperbanyak bertakbir. Baik dengan lafadz yang pendek: Allahu akbar atau dengan ditambahi dzikir lainnya.

Dalam penjelasanya untuk sunan Abu Daud, Syaikh Abdul Muhsin al-Abbad mengatakan,

وينبغي للناس أن يكبروا ويدعوا، لكن ليس تكبيرا جماعيا، ولا هو تكبير برفع الصوت، وإنما يكبرون مثلما يكبرون إذا جاءوا للعيد، فكل واحد يكبر على حدة

Selayaknya bagi masyarakat memperbanyak takbir dan berdoa. Namun tidak dengan takbiran berjamaah, atau takbiran yang menggunakan pengeras suara. Akan tetapi melakukan takbiran seperti ketika mereka takbiran saat mendatangi shalat id. Masing-masing bertakbir sendiri-sendiri. (Syarh Sunan Abi Daud, Abdul Muhsin al-Abbad, 7/51).

Ketiga, memperbanyak sedekah

Sedekah di sini bebas, bisa sedekah makanan atau uang atau yang lainnya.

Mengapa dianjurkan bersedekah?

Karena sedekah termasuk salah satu sebab dihilangkannya balak dan adzab. Dan termasuk sebab orang diselamatkan dari adzab neraka. Sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

اتَّقُوا النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ

(Bertaqwalah kepada Allah, meskipun hanya dengan secuil kurma). (HR. Bukhari 1417).

Sehingga sedekah termasuk sebab bisa selamat dari adzab dan keburukan.

Mengenai teknis sedekah, bentuknya bebas. Bisa juga dalam bentuk bersedekah makanan untuk orang yang melaksanakan shalat gerhana.

Keempat, mengerjakan shalat

Mengenai tata caranya, telah kami bahas di: Cara Shalat Gerhana

Demikian,

Allahu a’lam

Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits

 

sumberi: https://konsultasisyariah.com/26536-dianjurkan-takbiran-ketika-terjadi-gerhana.html