Pertanyaan:

بسم الله الرحمن الر حيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Ustadz, dalam Islam kita disunnahkan makan dengan tiga jari.

Pertanyaannya, ketika kita makan kurma / biskuit dengan dua jari, atau makan nasi dengan lebih dari 3 jari, apakah kehilangan pahala sunnah? Kemudian apa hukumnya makan dengan memakai sendok atau sumpit (yang disediakan oleh rumah makan)?

جَزَاكَ الله خَيْرًا

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Ditanyakan oleh Sahabat BiAS T07-G76

Jawaban:

وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ الله وَبَرَكَاتُهُ
بِسْـمِ الله

Alhamdulillāhi rabbil ālamīn

Washshalātu wassalāmu ‘alā rasūlillāh, wa ‘alā ālihi wa ash hābihi waman tabi’ahum bi ihsānin Ilā yaumil Qiyāmah. Amma ba’du

Afwan Wajazākallāh khairan katsiran atas pertanyaan dan do’a yang antum sampaikan, semoga Allāh tabāraka wa ta’āla senantiasa memberikan pertolongan-Nya dengan memudahkan kita meneladani Sunnah Nabi kita yang mulia, Muhammad Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam.

Saudaraku, sebagaimana telah kita ketahui bersama bahwa Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam biasa makan dengan menggunakan tiga jari, hal ini dijelaskan oleh Ibnu Ka’ab bin Maalik, dari ayahnya radhiallahu ‘anhuma

كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يأكل بثلاث أصابع ، ويلعق يده قبل أن يمسحها

“Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam makan dengan menggunakan tiga jari, dan Beliau menjilat tangannya sebelum membersihkannya” [HR Muslim 2032].

Dari hadits di atas kita bisa ambil pelajaran tentang adab makan, dan salah satu dari adab yang tidak sepatutnya ditinggalkan oleh kaum muslimin saat menyantap makanan adalah makan menggunakan tiga jari.

Syeikh Ibnu Utsaimin rahimahullah mengatakan, “Dianjurkan untuk makan dengan tiga jari, yakni jari tengah, jari telunjuk, dan jempol, karena hal tersebut menunjukkan sifat tidak rakus dan ketawadhu’an. Namun hal ini berlaku untuk makanan yang bisa dimakan dengan menggunakan tiga jari. Adapun makanan yang tidak bisa dimakan dengan menggunakan tiga jari, maka diperbolehkan untuk menggunakan lebih dari tiga jari, misalnya nasi. Dengan catatan, makanan yang bisa dimakan dengan menggunakan tiga jari maka hendaknya kita hanya menggunakan tiga jari saja, karena hal itu merupakan sunnah Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam” (Syarah Riyadhus shalihin Juz 7/243)

‘Illat atau sebab hukum menggunakan lebih dari tiga jari adalah karena adanya kebutuhan. Hal itu sama dengan penggunaan sendok, ia pun boleh dipakai karena kebutuhan (untuk makan makanan yang berkuah seperti sayur asem, sop, mie rebus, dan lain lain). Oleh karena itu, makan dengan sendok dan makan menggunakan lebih dari tiga jari memiliki ‘illat hukum yang sama.

Syeikh Al-Albani rahimahullah juga memberikan pandangan yang serupa, bahkan beliau memberikan penjelasan lebih detail;

و من الغريب أن بعضهم يستوحش من الأكل بالمعلقة ، ظنا منه أنه خلاف السنة ! مع أنه من الأمور العادية ، لا التعبدية ، كركوب السيارة و الطيارة و نحوها من الوسائل الحديثة

“Anehnya, sebagian orang merasa tidak nyaman jika makan menggunakan sendok karena beranggapan hal tersebut menyelisihi sunnah. Padahal makan dengan sendok adalah masalah non ibadah, bukan perkara ibadah. Makan dengan menggunakan sendok itu semisal berpergian dengan mobil, pesawat terbang, atau sarana transportasi modern lainnya.”

وأنا أشبه أن من يأكل الأن بالقبضة مخالفاً للسنة ويأبى أن يأكل بالملعقة بدعوى أن الأكل بها مخالف للسنة , أُشبه هذا بمن يتكلف أن يحج على الحمار أو على الناقة أو على الفرس ولا يتمتع بهذه النعم التي خلقها الله عز وجل لنا في هذا الزمان

“Orang yang makan dengan menggunakan genggaman tangan (lebih dari tiga jari) adalah orang yang menyelisihi sunnah (makan dengan tiga jari). (Sebab) Orang yang seperti itu tidak makan menggunakan sendok karena beranggapan bahwa makan menggunakan sendok adalah perbuatan yang menyelisihi sunnah. Ini seperti orang yang memaksakan diri untuk berhaji dengan naik keledai, onta ataupun kuda. Tidak mau menikmati nikmat (fasilitas transportasi modern) yang telah Allah berikan kepada kita di zaman ini.” (Silsilah Dhaifah 3/201).

Dari penjelasan di atas kita bisa ambil pelajaran bahwa makan menggunakan lebih dari 3 jari saat menyantap kurma atau biscuit adalah perkara yang mubah, sebab hukum asalnya non ibadah. Namun hendaknya menjadi perhatian bagi kita selaku ummat Nabi Muhammad shallallāhu ‘alaihi wa sallam untuk mengikuti sunnah Beliau, yakni makan menggunakan 3 jari untuk sesuatu yang bisa dijangkau dengannya (seperti kurma, biscuit, kerupuk, dan lain lain). Jangan sampai kita menganggap sepele sebuah kebaikan sekecil apapun itu, terlebih lagi jika itu sunnah Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam yang pasti akan berpahala jika ikhlas menerapkannya.

Adapun makan menggunakan sendok atau sumpit yang disediakan di rumah-rumah makan, tidak ada masalah. Satu catatan tambahannya adalah habiskan makanan anda, jangan menjadi orang yang dermawan untuk syaitan namun kikir untuk fuqara’. Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda melalui hadits Jabir radhiallahu ‘anhu:

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا وَقَعَتْ لُقْمَةُ أَحَدِكُمْ فَلْيَأْخُذْهَا فَلْيُمِطْ مَا كَانَ بِهَا مِنْ أَذًى وَلْيَأْكُلْهَا وَلَا يَدَعْهَا لِلشَّيْطَانِ وَلَا يَمْسَحْ يَدَهُ بِالْمِنْدِيلِ حَتَّى يَلْعَقَ أَصَابِعَهُ فَإِنَّهُ لَا يَدْرِي فِي أَيِّ طَعَامِهِ الْبَرَكَةُ

“Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam, Jika jatuh suapan salah seorang diantara kalian, hendaklah ia mengambilnya. Kemudian membersihkan kotoron yang mungkin menempel dan memakannya. Janganlah ia tinggalkan suapan itu untuk syaitan, dan janganlah membersihkan tangannya sampai ia menjilatinya. Karena ia tidak tahu, di bagian mana berkah dari makannya.” [HR Muslim 2033]

Dan ini banyak terjadi di sekeliling kita, saat makan di rumah-rumah makan maka gengsi melonjak naik, suapan yang jatuh pun enggan dipungut, tanpa disadari sejatinya itulah bentuk pemberian makan pada syaitan, padahal belum tentu ia telah bershadaqah pada fakir miskin di hari itu.

Karenanya saudaraku, dimanapun anda makan, di rumah, di istana, kaki lima, bintang lima, sampai bintang tujuh yang terpercaya, baik itu menggunakan tangan, sendok atau bahkan keduanya, pastikan tak ada yang bersisa dari makanan anda, entah itu di tangan, sendok, atau piring anda. Serta jangan gengsi untuk mengambil kembali suapan yang jatuh, membersihkannya, dan memakannya kembali, karena bisa jadi disuapan yang jatuh itulah letak keberkahan dari makanan kita.

Demikianlah pembahasan adab makan dengan tiga jari, wa akhiru da’wanā ‘anilhamdulillāhi rabbil ālamīn

referensi: http://majles.alukah.net/showthread.php?t=26425 .

Wallāhu a’lam
Wabillāhittaufiq

Dijawab dengan ringkas oleh:
? Ustadz Rosyid Abu Rosyidah حفظه الله

Referensi: https://bimbinganislam.com/adab-makan-menggunakan-lebih-dari-tiga-jari/