Pertanyaan

بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْم
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ

Mau tanya Ustadz
Qadarullah dari semalam saya demam, terus tadi malam ketiduran tidak sempat berniat untuk puasa, begitu bangun sudah lewat subuh. Ini puasa saya gimana ya? Apa saya termasuk orang pingsan ?

Syukron jazaakallahu khoyron Ustadz

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

(Disampaikan oleh Fulanah Sahabat BiAS)

Jawaban

وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ
بِسْـمِ اللّهِ

Niat itu letaknya di hati tidak harus dilafadzkan, selama sudah ada keinginan melakukan puasa maka itu sudah dianggap sebagai niat. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata :

ومن خطر بقلبه أنه صائم غداً فقد نوى

“Barangsiapa terbetik di dalam hatinya keinginan untuk berpuasa di esok hari, maka ia telah berniat”.

[ (Al-Ikhtiyarat Al-Fiqhiyyah : 1/191).]

Syaikh DR. Musthafa Al-Khin berkata :

وهي قصد الصيام، ومحلها القلب، ولا تكفي باللسان، ولا يشترط التلفظ بها، ودليل وجوب النية قوله – صلى الله عليه وسلم – ” إنما الأعمال بالنيات “

“Dan niat itu maknanya bermaksud untuk melaksanakan puasa, niat letaknya di hati, tidak cukup diucapkan lisan dan tidak disyaratkan untuk diucapkan. Dalil kewajibannya ialah sabda Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam ; “Sesungguhnya amal itu tergantung pada niatnya”.

[ (HR Bukhari : 1, Muslim : 1907).(Lihat Al-Fiqhul Manhaji ‘Ala Madzhab Imam Asy-Syafi’i : 2/282).]

Kumpulan ulama’ besar di kerajaan Saudi Arabia yang tergabung dalam Lajnah Da’imah berfatwa :

تكون النية بالعزم على الصيام ، ولا بد من تبييت نية صيام رمضان ليلاً كل ليلة

“Niat puasa itu dengan berazam kuat untuk melakukan puasa dan niat puasa Ramadhan harus di lakukan pada malam di setiap harinya”.

(Fatawa Lajnah Da’imah : 10/246).

Barangsiapa tidak memiliki keinginan puasa sebelumnya maka puasanya tidak sah dan ia harus mengganti puasa di hari yang lain. Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

مَنْ لَمْ يُبَيِّتْ الصِّيَامَ مِنْ اللَّيْلِ فَلا صِيَامَ لَهُ

“Barangsiapa tidak melakukan niat sejak dari malam, maka tidak ada puasa baginya”.

[ (HR Tirmidzi : 730, Nasa’i : 2334, dishahihkan oleh Imam Al-Albani dalam Shahih Sunan At-Tirmidzi : 583).]

Wallahu a’lam.
Wabillahittaufiq

Dijawab dengan ringkas oleh :
Ustadz Abul Aswad Al Bayati, حفظه الله تعالى

Referensi: https://bimbinganislam.com/bagaimana-status-puasa-orang-yang-tidak-sempat-berniat-puasa-karena-sakit-dan-ketiduran/