Pertanyaan:

بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْم
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ

Ustadz bagaimana baiknya adab kita terhadap orang yang merendahkan orang lain. Kita sebagai yang dipandang rendah atau kita melihat orang lain direndahkan di hadapan kita bagaimana adab dan akhlaknya yang baik. Terima kasih ustadz.

جزاك الله خيرا

(Dari Fulan Anggota Grup Whatsapp Sahabat BiAS)

 

Jawaban:

Alhamdulillah, wa laa haula wa laa quwwata illaa billaah, wash shalaatu was salaamu ‘alaa rasulillaah, Amma ba’du. Wa’alaikumussalam Warahmatullah Wabarakatuh

Waspada Dari Sikap Merendahkan Manusia
Jika kita berada di dalam sebuah pertemuan sosial, baik dalam dunia nyata maupun media sosial dunia maya, dan kita mendapati ada orang yang merendahkan orang lain, maka sikap terbaik adalah mencegahnya atau memalingkan tema pembicaraan, hal ini adalah sebuah pencegahan dari tindakan kezaliman.

Mencegah Ketika Orang Menghina
Dahulu sahabat Anas Bin Malik radhiallahu ‘anhu pernah menceritakan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

انْصُرْ أَخَاكَ ظَالِمًا أَوْ مَظْلُومًا

“Tolonglah saudaramu yang berbuat zalim dan yang dizalimi.”

فَقَالَ رَجُلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَنْصُرُهُ إِذَا كَانَ مَظْلُومًا ، أَفَرَأَيْتَ إِذَا كَانَ ظَالِمًا كَيْفَ أَنْصُرُهُ قَالَ « تَحْجُزُهُ أَوْ تَمْنَعُهُ مِنَ الظُّلْمِ ، فَإِنَّ ذَلِكَ نَصْرُهُ »

Kemudian ada seseorang bertanya tentang bagaimana cara menolong orang yang berbuat zalim?

Beliau menjawab, “Kamu cegah dia dari berbuat zalim, maka sesungguhnya engkau telah menolongnya.” (HR. Bukhari, no. 6952; Muslim, no. 2584)

Cara Menghentikan Orang yang Merendahkan
Kita bisa mengatakan pada dia yang ingin merendahkan orang lain; kita ini banyak kekurangan, maka tidak perlu mengurusi kekurangan-kekurangan orang lain, atau ucapan; stop, sampai di sini saja, mari pindah kepada pembahasan yang lebih urgen/penting, dan ungkapan-ungkapan yang semakna.

Bentuk-Bentuk Merendahkan Martabat dan Harga Diri
Sering kita dapati ada di antara manusia yang kasar ucapan lisannya, sehingga bermudah-mudahan jatuh pada perbuatan tercela seperti saling mengejek, saling menghina, dan saling mengolok-olok di media sosial.

Berbagai gelar dan julukan yang buruk pun mudah terucap, baik melalui lisan atau melalui jari-jemari komentar di media sosial. Sebutlah misalnya julukan (maaf) “cebong”, “kampret”, “IQ 200 sekolam” dan ucapan-ucapan buruk lainnya. Ucapan-ucapan yang tampak ringan di lisan dan tulisan, padahal amat berat timbangannya di sisi Allah Ta’ala di hari kiamat kelak.

Allah ‘Azza Wa Jalla melarang kita dari perbuatan saling menghina dan mengolok-olok, sebagaimana dalam firmanNya Yang Mulia;

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِنْ قَوْمٍ عَسَى أَنْ يَكُونُوا خَيْرًا مِنْهُمْ وَلَا نِسَاءٌ مِنْ نِسَاءٍ عَسَى أَنْ يَكُنَّ خَيْرًا مِنْهُنَّ وَلَا تَلْمِزُوا أَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوا بِالْأَلْقَابِ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوقُ بَعْدَ الْإِيمَانِ وَمَنْ لَمْ يَتُبْ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) itu lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok). Dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita yang lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olok) itu lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri (maksudnya, janganlah kamu mencela orang lain, pen.). Dan janganlah kamu saling memanggil dengan gelar (yang buruk). Seburuk-buruk panggilan ialah (penggilan) yang buruk (fasik) sesudah iman. Dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang dzalim” (QS. Al-Hujuraat [49]: 11).

Bagaimana Sikap Ketika Dihina?
Bagaimana sikap ketika dihina? Seorang muslim harus selalu ingat, bahwa Nabi (ﷺ) yang maksum (terlepas dari segala dosa) saja dihina, dicaci dan direndahkan dengan yang lebih buruk oleh kaumnya, pun demikian beliau tetap senantiasa mendoakan kebaikan bagi umatnya. Dan inilah yang terbaik.

Katakan kepada yang merendahkan, bahwa yang buruk yang tidak diketahuinya adalah lebih banyak, tapi Allah Yang Maha Pemaaf menyembunyikannya dari pandangan manusia. Dan berpalinglah dari insan yang suka bersikap merendahkan orang lain.

Merendahkan Orang Lain Sama dengan Merendahkan Diri Sendiri
Pada hakikatnya mereka yang suka merendahkan orang lain, maka semua itu akan kembali kepada mereka. Orang -orang munafik yang mencela sahabat, maka celaan itu kembali kepada mereka, plus tambahan azab yang pedih dari Allah Yang Maha Adil.

الَّذِينَ يَلْمِزُونَ الْمُطَّوِّعِينَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ فِي الصَّدَقَاتِ وَالَّذِينَ لَا يَجِدُونَ إِلَّا جُهْدَهُمْ فَيَسْخَرُونَ مِنْهُمْ سَخِرَ اللَّهُ مِنْهُمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ

“(Orang-orang munafik) yaitu orang-orang yang mencela orang-orang mukmin yang memberi sedekah dengan sukarela dan (mencela) orang-orang yang tidak memperoleh (untuk disedekahkan) selain sekadar kesanggupannya, maka orang-orang munafik itu menghina mereka. Allah akan membalas penghinaan mereka itu, dan untuk mereka adzab yang pedih” (QS. At-Taubah [9]: 79).

Maka, setiap insan harus mawas diri dan berhati-hati! Karena semua yang kita ucapkan dan semua yang kita tulis, semuanya akan dimintai pertanggungjawaban di sisi Allah Ta’ala Yang hisabNya sangat cepat.

Wallahu Ta’ala A’lam.

Dijawab dengan ringkas oleh:
Ustadz Fadly Gugul S.Ag. حفظه الله

 

Sumber: https://bimbinganislam.com/bagaimana-sikap-saat-dihina-direndahkan/