Pertanyaan :

بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْم

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ

Ustadz saya mohon pencerahan dan solusi yang menjadi polemik dalam hidup saya. Alhamdulillah saya hijrah ke manhaj salaf, ibu dan saudara laki laki sangat jauh dari yang namanya ibadah. Dan saya saat ini status janda (yang mana anak saya sudah berpulang 2th yang lalu). Usia beliau 5th, dan saya selama menjanda mencari nafkah sendiri, karena di dalam keluarga saya juga sering membantu keuangan. Sampai saat ini juga saya harus bekerja. Sering saya memendam perasaan jika pulang ke rumah, karena ibu senang berhutang riba. Saya sempat memberikan saran, tetapi selalu ada alibi dan jawaban yg menyakitkan hati saya. Dan selalu hutangnya di limpahkan ke anak-anaknya khususnya saya yang sering membantu. Bagaimana sikap saya sebagai anak perempuan Ustadz? Sata takut dosa mama saya bertambah, dan keberkahan tidak ada. Saya bingung jika menyangkut tentang agama, mereka nyerang dengan kata “sekarang bukan zaman rasulullah shallallahu alaihi wa sallam“. Dan saat ini saya hanya berdiam diri di rumah, dan menunggu proyek kantor akan start lagi. Apa yg harus saya lakukan? Jazaakallahu khairan

(Disampaikan oleh Fulanah, Sahabat BiAS T09)

Jawaban :

وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ

بِسْـمِ اللّهِ

Alhamdulillah, wa laa haula wa laa quwwata illaa billaah, wash shalaatu was salaamu ‘alaa rasulillaah, Amma ba’du.

Semoga Alloh memudahkan urusan anda, dan memberikan ganjaran besar atas kesabaran anda.

Sebagai seorang makhluk yang berperasaan, tentu kita ingin dan berharap bisa hidup dengan tenang tanpa dipusingkan dengan masalah. Namun percayalah itu adalah hal yang mustahil. Terlebih lagi kita adalah orang yang beriman, pasti Alloh akan berikan ujian. Alloh berfirman :

أَحَسِبَ ٱلنَّاسُ أَن يُتۡرَكُوٓاْ أَن يَقُولُوٓاْ ءَامَنَّا وَهُمۡ لَا يُفۡتَنُون

“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan : “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?”
(QS Al-Ankabut 2)

Karenanya, keliru jika kita minta dihindarkan dari ujian atau cobaan, yang benar kita minta dikuatkan dan diteguhkan dalam iman saat menghadapi ujian.

Dan berkaitan dengan ujian yang menimpa saudari, tak ada sandaran utama untuk menyadarkan hati seseorang kecuali Dzat yang menguasai hati, yakni Alloh. Teruslah berdoa agar Alloh melembutkan hati sang ibu, jangan letih meminta kepada Alloh. Kuatkan lisan dengan sholat malam dan tilawah Al-Quran. Tetap hadapi ibu dengan santun. Dan coba bicara 4 mata dengan saudara kandung, biasanya sesama saudara lebih ada kesamaan. Sampaikan padanya untuk bareng-bareng perbaiki kehidupan keluarga, secara duniawi juga ukhrowi. Secara duniawi dengan bersama-sama memikul beban keluarga dan merawat ibu. Secara ukhrowi dengan menjalankan kewajiban agama dalam diri seperti sholat, puasa dan lain-lain.

Adapun kebiasaan ibu yang suka berhutang dan riba, jangan sampai anda sebagai anak menurutinya dengan terus membiarkan kedzoliman itu terjadi. Larang larang dan larang, cegah cegah dan cegah, tapi tetap dengan sesantun santunnya. Tak ada kata kendor dalam dosa, apalagi ini dosa besar. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

لرِّبَا اثنان وسبعون بابًا، أدناها مثل إتيان الرجل أمَّه

“Riba memiliki tujuh puluh dua pintu, yang paling rendah seperti menzinahi ibu kandungnya”
(Silsilah Shahihah 1871).

Dan bisa jadi ini adalah solusi –Wallohu A’lam-, yakni dengan anda mencari suami sehingga bisa tinggal bersamanya. Dengan begitu anda bisa lebih fokus beribadah dan menyelamatkan agama anda di mata Alloh. Terlebih anda masih punya saudara kandung laki-laki yang sudah menjadi kewajiban sepanjang masa baginya untuk mendahulukan orangtua.

Semoga Alloh senantiasa menjaga kita, dan memberi hidayah kepada orang-orang yang kita sayangi.

Wallahu A’lam,
Wabillahittaufiq.

Dijawab dengan ringkas oleh:
Ustadz Rosyid Abu Rosyidah حفظه الله

Referensi: https://bimbinganislam.com/nasehat-bagi-anak-yang-orang-tuanya-bergelimang-dengan-riba/