Pertanyaan

بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُه

Ustadz, ada seseorang mendatangi ibu saya lalu menuduh saya telah melakukan hal buruk. Semenjak itu beliau selalu sensitif terhadap saya, bahkan sampai bilang “untuk apa memakai cadar kalau sikapnya buruk?”

Saya belum bisa menjelaskan kebenarannya karena ibu saya memiliki sifat tempramental, dan maunya menang sendiri. Bahkan, ketika ayah saya mencoba untuk menengahi yang terjadi malah keributan yang semakin besar.

Apakah boleh, bila saya memilih pisah lalu tinggal sendiri dulu karena khawatir kalau ada di rumah malah membuat dosa karena membuat keributan terus dengan orang tua.

Dengan tidak tinggal di rumah, tentunya saya pun bisa instrospeksi diri dan mungkin ibu saya pun bisa sedikit tenang. Juga saya pun berusaha untuk selalu berbakti meskipun tidak di rumah lagi (di rumah ada bapak, 2 saudara kandung, juga cucu)

Ditanyakan oleh Sahabat BiAS T07

Jawaban

وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ
بسم الله الرحمن الرحيم
الحمدلله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين

Penanya yang budiman, semoga Allah Ta’ala senantiasa menjaga anda dan juga ibu. Kamipun pernah mengalami kasus serupa insyaAllah.

Berpisah dengan orang tua itu bukan jalan keluar yang baik. Kadang malah menimbulkan su’udzan di hati mereka, disangkanya kita tidak mau dekat dengan mereka dan tidak nyaman tinggal dengan mereka.

1. Yang perlu kita lakukan ketika menghadapi kasus seperti ini adalah mengingat-ingat jasa besar orang tua kepada kita terutama ibu. Bagaimana ketika kita kecil kita mengencingi ibu kita, buang air besar di pangkuan ibu kita, siapa yang membersihkan ? Siapa yang begadang setiap malam demi untuk membuat tidur kita nyaman ?

Al-Imam Al-Baghowi kemudian menukil ucapan Mujahid yang berkata :

قَالَ مُجَاهِدٌ فِي هَذِهِ الْآيَةِ أَيْضًا: إِذَا بَلَغَا عِنْدَكَ مِنَ الْكِبَرِ مَا يَبُولَانِ فَلَا تَتَقَذَّرْهُمَا وَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ حِينَ تُمِيطُ عَنْهُمَا الْخَلَاءَ وَالْبَوْلَ كَمَا كَانَا يُمِيطَانِهِ عَنْكَ صَغِيرًا.

“Mujahid berkata tentang ayat ini pula ; Apabila kedua orang tua kalian sudah menginjak usia tua lalu mereka buang air, jangan merasa jijik kepada keduanya.

Dan janganlah kalian mengatakan “ih” karena jijik ketika kalian membersihkan kotoran keduanya dan air kencing keduanya sebagaimana dahulu mereka berdua juga membersihkan kotoran kalian ketika masih kecil”.
(Ma’alimut Tanzil Fi Tafsiril Qur’an : 5/86).

2. Yang kedua, Islam mengajarkan kita untuk senantiasa menghormati orang yang beruban apalagi orang tua kita. Karena mereka telah lebih dulu beribadah kepada Allah dari pada kita, mereka lebih dulu bersedekah dari pada kita. Sehingga penghormatan kita kepada Allah di antaranya diwujudkan dengan menghormati orang tua. Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

رِضَى الرَّبِّ فِي رِضَى الوَالِدِ، وَسَخَطُ الرَّبِّ فِي سَخَطِ الْوَالِدِ

“Ridha Allah tergantung pada ridha orang tua dan murka Allah tergantung pada murka orang tua”
(HR At-Tirmidzi : 1899, Al-Hakim : 7249, Ath-Thabarani dalam Al-Mu’jamul Kabir : 14368, Al-Bazzar : 2394)

3. Yang ketiga senantiasalah berusaha mencintai kedua orang tua kita sepenuh hati, tulus dari hati yang paling dalam. Bukan sekedar ucapan akan tetapi kita menyimpan kebencian terhadap orang tua karena perilaku mereka yang kurang mengenakkan hati kita.

Di antara cara untuk menumbuhkan rasa cinta di dalam hati kepada orang tua adalah dengan senantiasa mendoakan kebaikan bagi orang tua. Siang malam, pagi sore dan selalu mengingat-ingat kasih sayang mereka kepada kita di waktu kita kecil.

4. Yang keempat, selalulah memberikan udzur kepada orang tua ketika mereka marah. Memang secara umum manusia ketika menginjak usia tua. Ia akan mudah marah, sangat sensitif dst, fahami ini dan kelak kita pun akan melalui fase itu. Kelak kita akan menjadi orang tua yang sensitif, pemarah dst.

Namun jika hari ini kita bersabar menghadapi orang tua. Kita memiliki harapan kelak jika kita tua dan sensitif, kita tetap akan diperlakukan baik oleh anak-anak kita. Namun jika kita tiada bersabar, maka Allah akan menyiapkan anak-anak bengis yang akan menyia-nyiakan kita di masa tua kita kelak naudzubillah min dzalik.

Orang tua kita sudah pernah mengalami masa muda namun kita belum pernah mengalami masa tua. Hormati, cintai mereka dan doakan selalu dengan kebaikan, berikan udzur kepada mereka dan bersabarlah.

Semoga Allah Ta’ala menjadikan kita anak-anak yang berbakti dan semoga Allah menganugerahkan kepada kita anak-anak yang penyabar di dalam merawat kita kelak ketika kita sudah tua tak berdaya.

Wallahu A’lam,
wabillahittaufiq

Dijawab dengan ringkas oleh:
Ustadz Abul Aswad al Bayati حفظه الله

Referensi: https://bimbinganislam.com/menyikapi-orang-tua-yang-suudzon-pada-anaknya/