Pertanyaan

بسم اللّه الرحمن الر حيم
السلام عليكم ورحمةالله وبركاته

Ustadz
Saya mau tanya bagaimana sikap kita menghadapi suami yang keras kapala dan susah menerima nasehat. Suka berbuat dzolim kepada istri dan keluarga?

Jazakalllahu khoiron…

(Sahabat BiAS T06 G-57)

Jawaban

Wa’alaikumussalam warahmatullah wabarakatuh

Jawaban terbaik dari pertanyaan ini adalah bersabar.

Berat? Iya

Sempit hati? Pasti

Marah? Jaminan

Karena sabar merupakan ungkapan yang ringan di lisan tetapi berat pada tataran praktek.

Orang orang bijak di negri kita menyatakan sabar itu latihannya setiap saat, ujiannya setiap hari, pahitnya awet, tapi ia akan manis kelak di kemudian hari.

Tidak pernah ada orang menyesal karena telah melakukan kesabaran, justru ia membanggakan.

Tapi orang yang marah, sudah tak terhitung jumlah para pemarah yang menyesal di kemudian hari.

Jika ada yang bertanya : terus apa saya harus diam saja?

Itu definisi sabar menurut orang awam, mereka beranggapan sabar itu sama dengan diam.

Dalam hal ini hendaknya kita sadar bahwa tidak ada satu musibahpun menimpa kita melainkan pasti dan pasti karena ulah tangan kita sendiri, karena dosa kita.

Allah ta’ala berfirman :

وَمَا أَصَابَكُم مِّن مُّصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ

“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu.” (QS. Asy-Syura : 30).

Kita tidak diam, tapi yang pertama kita mendekat kepada Allah, minta ampun kepada- Nya, memperbanyak istighfar atas semua dosa kita di masa lalu.

Yang kedua kita juga berdo’a agar Allah mencabut musibah ini dan memberikan kesadaran pada si suami.

Yang ketiga kita memperbanyak instrospeksi diri, apa kira-kira yang membuat suami suka marah. Kita berusaha menjauhinya dan membuatnya ridha.

Lebih banyak mengalah dalam hal-hal yang bersifat teknis/bukan hal yang prinsip, meski sebenarnya kita yang benar dan suami yang salah.

Seringlah membuat suami ridha dengan menghidupkan sunnah– sunnah yang dianjurkan seperti berdandan di hadapan suami, seringlah mengajak suami untuk hadir di majlis ilmu pada waktu-waktu senggang agar ada masukan ilmu dan juga hikmah ke dalam dirinya, dst.

Secara umum anjuran ini kami tujukan kepada kaum wanita. Adapun untuk si suami tentu lain lagi ceritanya. Agar masing-masing berinstrospeksi diri dan tidak selalu mencari celah dan kesalahan pasangannya. Karena dari situlah perselisihan bermula.

Wallahu a’lam

Dijawab dengan ringkas oleh :
Ustadz Abul Aswad Al-Bayati حفظه الله

Referensi: https://bimbinganislam.com/bagaimana-menghadapi-suami-yang-keras-kepala/