Pertanyaan:

بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ

Ustadz, saya mau nanya.
Apakah boleh seorang wanita melantunkan Al-Qur’an dengan tilawatil Qur’an pada pembukaan acara resmi/ikutan lomba MTQ?

Dan apakah bacaan Al Qur’an dengan tilawah 7 macam (seperti bayyati, soba, hijaz, nahwan, ros, sika, dan jiharka) sekaligus dibaca di perbolehkan dalam Islam?
Mohon penjelasannya Ustadz….

(Fulanah, Sahabat BiAS T07 G-13)

 

Jawaban:

وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ

Bismillah, was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,

Tidak boleh seorang wanita tampil di hadapan para lelaki yang melihat dia apalagi jika disertai adanya ikhtilath/campur baur antara lelaki dan wanita dalam satu ruangan.

Allah -ta’ala- berfirman :

وَإِذَا سَأَلْتُمُوهُنَّ مَتَاعًا فَاسْأَلُوهُنَّ مِنْ وَرَاءِ حِجَابٍ ذَلِكُمْ أَطْهَرُ لِقُلُوبِكُمْ وَقُلُوبِهِنَّ

“Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (isteri-isteri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka.” (QS Al-Ahzab : 53)

Adapun jenis tilawah yang dimaksud maka lebih baik dihindari, karena mayoritas pelakunya malah fokus kepada iramanya saja. Bahkan ada yang membaca dengan tasonnu’ (dibuat-buat) demi tuntutan irama agar sesuai dengan irama yang ditetapkan. Cukup kita membaca apa adanya, mengalir alami sesuai kaidah tajwid yang kita pelajari dengan penuh khusyu’ agar memberikan pengaruh dalam hati kita.

Imam Ibnu Katsir menyatakan :

والغرض أن المطلوب شرعاً إنما هو التحسين بالصوت الباعث على تدبر القرآن وتفهمه والخشوع والخضوع والانقياد للطاعة ، فأما الأصوات بالنغمات المحدثة المركبة على الأوزان والأوضاع الملهية والقانون الموسيقائي فالقرآن ينزه عن هذا ويُجلّ ، ويعظم أن يسلك في أدائه هذا المذهب

“Yang menjadi tujuan bahwa yang dituntut secara syari adalah membaca dengan suara bagus yang menyebabkan adanya tadabbur Al-Qur’an, memahaminya, khusyu’ dan tunduk untuk senantiasa taat pada Al-Qur’an. Adapun suara disertai irama-irama yang muhdats (diada-adakan) yang terdiri dari not-not serta irama yang melalaikan serta undang-undang musik maka Al-Qur’an bersih dari ini semua serta terlalu mulia untuk dibaca dengan cara-cara seperti ini.” (Fadhailul Qur’an : 114).

Wallohu A’lam, wabillahi taufiq.

Dijawab dengan ringkas oleh:
Ustadz Abul Aswad Al bayati حفظه الله

 

Sumber: https://bimbinganislam.com/tilawatil-quran-dengan-irama-dibuat-buat/