Pertanyaan :

السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

Pak Ustadz, saya mau bertanya apa hukumnya bila kita menerima pendonor darah dari seorang non muslim, apalagi kita tidak tahu halal atau haramnya makanan yang di makan oleh pendonor?

Jazakallah khoiran

Ditanyakan oleh Sahabat BiAS T05 G25

Jawaban :

وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته

Boleh hukumnya kita menerima donor darah dari orang non muslim, jika orang kafir tadi tidak sedang memerangi umat islam, dan diperkirakan aman, Imam Ibnu Baz berkata dalam salah satu fatwa beliau :

لا أعلم مانعاً من ذلك ، لأن الله تعالى يقول في كتابه العظيم : ( لا ينهاكم الله عن الذين لم يقاتلوكم في الدين ولم يخرجوكم من دياركم أن تبروهم وتقسطوا إليهم ) الممتحنة /8

فأخبر الله سبحانه أنه لا ينهانا عن الكفار الذين لم يقاتلونا ولم يخرجونا من ديارنا أن نبرَّهم ونُحسن إليهم ، والمضطر في حاجة شديدة إلى الإسعاف ، وقد جاءت أم أسماء بنت أبي بكر الصديق رضي الله عنها إلى بنتها وهي كافرة ، في المدينة في وقت الهدنة بين النبي صلى الله عليه وسلم وأهل مكة ـ تسألها الصلة ، فاستفتت أسماء النبي صلى الله عليه وسلم في ذلك فأفتاها أن تصِلها ، وقال : ( صلي أمك وهي كافرة )

فإذا اضطر المعاهد أو الكافر المستأمن الذي ليس بيننا وبينه حرب ، إذا اضطر إلى ذلك فلا بأس بالصدقة عليه من الدم ، كما لو اضطر إلى الميتة ، وأنت مأجور في ذلك ، لانه لا حرج عليك أن تسعف من اضطر إلى الصدقة .”

“Aku tidak mengetahui adanya larangan dalam hal itu, karena Allah ta’ala berfirman : ‘Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil’. (QS Al-Mumtahanah : 8).

Allah ta’ala mengabarkan bahwa Dia tidak melarang kita dari orang kafir yang tidak memerangi kita serta tidak mengusir kita dari negri kita untuk berbuat baik dan adil kepada mereka, dan orang kafir yang sangat membutuhkan ambulance kita bantu. Ummu Asma’ bintu Abu Bakar Ash-Shidiq radhiyallahu ‘anha datang kepada anak wanitanya (Asma’) sedang ia seorang wanita kafir di Madinah ketika perjanjian damai antara Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam dengan ahli Mekah ingin menyamung silaturrahim. Kemudian Asma’ bertanya kepada Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam tentang masalah ini, Nabi memerintahkannya untuk menyambung silaturrahim terhadap ibunya beliau berkata ;

‘Sambunglah silaturrahim terhadap ibumu meski ia orang kafir’.

Apabila ada orang kafir mu’ahad (yang memiliki perjanjian damai dengan kaum muslimin) atau kafir musta’man (yang mendapat jaminan keamanan dari penguasa muslim) yang antara kita dengan mereka tidak ada peperangan. Jika mereka membutuhkan maka tidak masalah bersedekah darah kepada mereka. Seperti pula jika mereka terancam mati, dan engkau mendapatkan pahala atas donor yang engkau lakukan. Karena tidak mengapa engkau menolong orang yang membutuhkan bantuan”. (Fatawa Nurun ‘Alad Darbi : 1/376).

Di dalam fatwa para ulama besar yang tergabung dalam Lajnah Daimah disebutkan :

يجوز التبرع بالدم لمسلم ، سواء كـان المتبرع مسلما أم كافرا ، كتابيا أو وثنيا ، إذا أمن من حصول ضرر على المتبرع به ، وكان المتبرع له في ضرورة إليه . وقد صدرت منا فتوى في حكم نقل الدم من إنسان لآخر ، فنرفق لك صورتها زيادة في الفائدة . وبالله التوفيق ، وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم .

“Boleh hukumnya donor darah untuk orang islam, sama saja apakah pendonor dari kalangan orang islam ataupun orang kafir, ahli kitab (yahudi dan nasrani) ataupun yang lainnya, jika dirasa tidak akan ada bahaya yang mengancam pendonor dan penerima donor sangat membutuhkannya. Dan telah keluar fatwa dari kami tentang hukum pemindahan darah dari satu manusia kepada manusia lainnya, maka kami menambahkan untuk engkau kasusnya sebagai bentuk tambahan faidah. Dan hanya Allah saja pemberi taufik, shalawat dan salam semoga tercurah kepada Muhammad, keluarga dan juga para sahabatnya”. (Fatawa Lajnah Da’imah : 5253). Wallahu a’lam.

Konsultasi Bimbingan Islam

Ustadz Abul Aswad Al Bayati