Pertanyaan:
Bismillah.
Assalamualaikum warrahmatullahi wabarokatuh, Ustadz. Saya mau tanya tentang hukum membeli saham perusahaan besar yang termasuk kategori syariah berdasarkan Dewan Syariah Nasional (seperti Telk*m, Garudaf*od, J*pfa atau Ind*food) dan menabungnya setiap bulan?
Maksudnya saya, membeli saham tersebut setiap bulan sebanyak minimal 1 lot (100 lembar saham), sehingga sekarang sudah terkumpul beberapa ribuan lembar saham. Apakah membeli dan menabung saham seperti ini diperbolehkan atau tidak? Mohon penjelasannya. Jazakallahu Khairan Barakallahu Fiik
Ditanyakan oleh Santri Mahad BIAS
Jawaban:
Waalaikumsalam warahmatullah wabarokatuh
Semoga Allah ta’ala memberikan kepada kita hidayah dan kemudahan untuk menjalankannya di dalam kehidupan kita.
Jual beli saham dengan transaksi syariah, sebagaimana pertanyaan di atas hukumnya adalah boleh, namun ada beberapa catatan yang harus di perhatikan di dalamnya terkait dengan jual beli saham secara umum.
Sebagaimana di sebutkan di dalam fatwa islam web no 313687:
Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam jual beli saham sehingga transaksi tersebut tetap diperbolehkan, antara lain:
Bagai
1. Kegiatan perusahaan yang di jual belikan adalah mubah, bukan produk yang haram.
2. Bahwa perusahaan tersebut benar benar tidak menyimpan modal/dananya di Bank konvensional, yang hampir semuanya bank konvensional tidak selamat sistem riba.
Sebagaimana yang telah di nyatakan dalam Majma Fiqih Islami ke 14 yang di adakan di Mekkah Mukkaromah disebutkan sebagai berikut ,”
لا خلاف في حرمة الإسهام في شركات غرضها الأساسي محرم، كالتعامل بالربا أو تصنيع المحرمات أو المتاجرة فيها. – لا يجوز لمسلم شراء أسهم الشركات والمصارف إذا كان في بعض معاملاتها ربا، وكان المشتري عالماً بذلك. …والتحريم في ذلك واضح لعموم الأدلة من الكتاب والسنة في تحريم الربا، ولأن شراء أسهم الشركات التي تتعامل بالربا مع علم المشتري بذلك يعني اشتراك المشتري نفسه في التعامل بالربا، لأن السهم يمثل جزءاً شائعاً من رأس مال الشركة، والمساهم يملك حصة شائعة في موجودات الشركة، فكل مال تقرضه الشركة بفائدة أو تقترضه بفائدة، فللمساهم نصيب منه، لأن الذين يباشرون الإقراض والاقتراض بالفائدة، يقومون بهذا العمل نيابة عنه وبتوكيل منه، والتوكيل بعمل المحرم لا يجوز…)
“Tidak ada khilaf tentang keharaman saham dalam perusahaan perusahaan yang dasar tujuannya haram. Seperti bertransaksi dengan riba, atau memproduksi barang haram, atau berdagang dengan cara yang haram.
Sehingga, ketika telah paham, tidak boleh bagi seorang muslim, untuk membeli saham perusahaan dan lembaga semisalnya bila di sebagian transaksinya didapatkan riba.
Keharaman tersebut sangat jelas, sebagaimana keumuman dalil dari kitab dan sunnah tentang haramnya riba. Sehingga ia tahu, bahwa ia membeli saham perusahaan yang bergelut dengan riba , di mana ia bergabung atas kemauan sendiri atas transaksi ribawi.
Karena pengertian saham itu seperti bagian besar dari modal suatu perusahaan. Jadinya, orang yang mempunyai saham sama halnya telah ikut andil di dalam produksi perusahaan tersebut. Maka setiap harta di mana perusahaan menjalankan proses pinjam meminjam dengan menggunakan bunga, maka orang yang bersaham di situ artinya telah mempunyai andil (dalam transaksi riba).
Wallahu a’lam.
Dijawab dengan ringkas oleh:
USTADZ MU’TASIM, Lc. MA. حفظه الله