Pertanyaan :

بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ

Afwan Ustadz, mau tanya.
Bagaimana hukum makanan berbentuk makhluk bernyawa itu ya Ustadz?

Syukron

(Disampakan oleh Fulanah, Sahabat BiAS)

 

Jawaban :

وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ

بِسْـمِ اللّهِ

Alhamdulillah, wa laa haula wa laa quwwata illaa billaah, wash shalaatu was salaamu ‘alaa rasulillaah, Amma ba’du

Apabila bentuknya menyerupai makhluk bernyawa dengan sempurna, ada wajah lengkap dengan detail mata, hidung, telinga dan lain-lain. Lengkap dengan badan, tangan dan kaki, maka tidak boleh karena termasuk ke dalam larangan membuat gambar ataupun patung makhluk bernyawa.
Diantara dalilnya adalah sabda Rasulullah :

لعن الله المصورين

“Allah melaknat orang-orang yang menggambar (makhluk bernyawa).”
(HR. Bukhari no. 4928)

Beliau juga bersabda :

كل مصور في النار

“Semua yang menggambar (makhluk bernyawa) di dalam neraka.”
(HR. Muslim no. 3945)

Meskipun berupa makanan atau yang lainnya selama menyerupai makhluk bernyawa maka ia terlarang. Ahmad An-Nafrawi menyatakan :

وأما لو جُعل التمثال صورة مستقلة لها ظل ، كما لو صنع صورة سبُع أو كلب أو آدمي ، ووضعها على الحائط أو على الأرض : فإن ذلك حرام , حيث كانت الصورة كاملة ، سواء صنعت مما تطول إقامته كحجر أو خشب ، أو مما لا تطول إقامته , كما صنع صورة السبُع أو الفرس من عجين أو حلاوة مما لا تطول إقامته

“Adapun jika patung dijadikan sebagai gambar yang tersendiri serta memiliki bayangan seperti dibuat bentuk hewan buas, atau anjing atau bentuk manusia dan diletakkan di dinding atau di lantai maka itu haram. Yang mana bentuk patung itu sempurna.
Sama saja dibuat dari bahan yang awet seperti batu atau kayu. Atau dibuat dari bahan yang cepat rusak seperti membuat patung berbentuk hewan buas atau kuda dari adonan tepung atau dari bahan manisan yang tidak tahan lama.”
(Al-Fawakih Ad-Dawani : 2/315)

 

Wallahu a’lam
Wabillahit taufiq

Dijawab dengan ringkas oleh :
Ustadz Abul Aswad Al Bayati, حفظه الله تعالى