Pertanyaan:

بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْم

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ

Ustadz., bagaimana mana cara menegur imam yang bacaannya banyak yang salah, sedangkan yang menjadi imam tersebut orangnya tidak suka ditegur, dia merasa dialah yang pandai dari yang lain, orangnya mau menang sendiri dan tidak mau mendengar pendapat orang lain. Tolong beri solusinya ya Ustadz.

جزاك الله خيرا

(Dari Fulan Anggota Grup WhatsApp Sahabat BiAS)

 

Jawaban:

وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ

بِسْـمِ اللّهِ

Alhamdulillah, wa laa haula wa laa quwwata illaa billaah, wash shalaatu was salaamu ‘alaa rasulillaah, Amma ba’du.

Kita bisa meminta tolong kepada orang yang dia hormati dan segani untuk memberikan nasihat kepadanya. Dengan tetap mendoakan kebaikan serta tambahan hidayah untuk kita dan juga beliau pada waktu-waktu yang mustajabah. Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

مَا مِنْ عَبْدٍ مُسْلِمٍ يَدْعُو لِأَخِيهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ، إِلَّا قَالَ الْمَلَكُ: وَلَكَ بِمِثْل

“Tidaklah seorang hamba muslim mendoakan saudaranya secara sembunyi (ghoib) melaikan ada malaikat yang mengatakan ‘Untukmu semisal itu.” (HR. Muslim : 2732)

Dan yang harus kita pahami pula adalah bahwasanya kita hanya memiliki kewajiban untuk menasihati. Adapun hasilnya itu semua di bawah kehendak Allah ta’ala. Yang penting nasihat sudah disampaikan diterima alhamdulillah tidak diterima sudah gugur kewajiban kita, Allah ta’ala berfirman :

إِنَّكَ لَا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَٰكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَن يَشَاءُ ۚ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ

“Sesungguhnya engkau (Muhammad) tidak akan dapat memberi hidayah (petunjuk) kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi hidayah kepada orang yang Dia kehendaki, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk”. (Al Qashash : 56).

Dan selayaknya kita bersabar jika nasihat kita tidak diterima, selama kesalahan baca yang dilakukan oleh imam tersebut tidak sampai menyebabkan batalnya shalat maka itu tidak menjadi masalah yang krusial untuk kita.

Wallahu a’lam

Dijawab oleh:
Ustadz Abul Aswad Al-Bayati, BA. حفظه الله