Pertanyaan:

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ

Ustadz, afwan ingin bertanya, Bagaimana cara meminta maaf atas prasangka-prasangka buruk terhadap orang lain yang orang tersebut mungkin tidak mengetahuinya? Apakah dengan meminta maaf secara langsung atau cukup dengan bertaubat memohon ampunan Allah dan mendoakan kebaikan baginya?

جَزَاك اللهُ خَيْرًا

(Dari Amalia IP di Jepang Anggota Grup WA Bimbingan Islam T05-G73)

Jawab:

وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته

Jika baru sekedar prasangka yang belum diucapkan secara lisan, atau diamalkan (maksudnya menyikapi orang tsb sesuai prasangka kita); maka ini belum tercatat sebagai dosa/kesalahan. Sebab Allah mengampuni bisikan-bisikan yang terlintas dalam hati selama tidak diucapkan/diamalkan (Muttafaq ‘alaih).

Namun bila sudah diucapkan dan ternyata orangnya memang seperti itu maka sama dengan ghibah, namun bila ternyata orangnya tidak spt itu maka sama dengan buhtan. Keduanya merupakan dosa besar dan pelakunya terancam siksa kubur bila tidak bertaubat. Untuk bertaubat bisa memilih salah satu cara berikut:

Bila dirasa bahwa yang bersangkutan adalah orang yang pemaaf, maka sebaiknya minta maaf langsung kepadanya atas dugaan buruk tersebut, dan bentuknya bisa dengan menyebutkan secara terus terang bahwa anda pernah berburuk sangka kepadanya, atau bisa juga minta maaf secara umum (lahir dan batin, atas kesalahan yang diketahui maupun yang tidak diketahui).

Bila dirasa bahwa yang bersangkutan justru marah bila mengetahui ada orang yang berburuk sangka atau meng-ghibahnya; dan dikhawatirkan enggan memaafkan; maka taubatnya dengan cara menyebut-nyebut kebaikannya di tempat kita pernah menyebut-nyebut kejelekannya. Bisa juga dengan mendoakan kebaikannya.

Sekedar memohon ampun mungkin tidak cukup dalam hal ini, selama dia mampu minta maaf secara langsung; sebab dosanya menyangkut hak sesama manusia.

Demikian wallaahu a’lam.

Konsultasi Bimbingan Islam

Dijawab oleh Ustadz Dr. Sufyan Baswedan Lc MA

Referensi: https://bimbinganislam.com/taubat-suudzon/