Pertanyaan :
بسم اللّه الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمةالله وبركاته
Afwan ustadz, bagaimana kiat agar kita bisa bersabar dalam benturan yang pertama?
Karena kebanyakan ketika diuji, kita bersabar setelah mengeluh ataupun karena emosional yang tidak tertahan.
جَزَاك الله خَيْرًا
(Disampaikan: Admin BiAS T08)
Jawaban :
وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله و على آله و صحبه أجمعين
Senantiasa membangun kesadaran dalam diri setiap saat, setiap waktu, setiap keadaan, dengan cara mempelajari dengan rinci tentang qadha’ dan qadar. Bahwa setiap apa yang kita alami semua sudah dituliskan di dalam Lauhul Mahfudz.
Sehingga kita meyakini seyakin-yakinnya bahwa apa yang Allah pilihkan bagi kita adalah yang terbaik bagi kita, karena Allah jauh lebih mengetahui tentang diri kita lebih dari pada diri kita sendiri.
Yang kedua, segeralah mengucapkan istirja’ (Innalillahi wa inna ialihi rajiun) seketika tatkala kita terbentur oleh musibah. Dilanjutkan dengan doa ma’tsur sbb,
Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha berkata:
سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَا مِنْ مُسْلِمٍ تُصِيبُهُ مُصِيبَةٌ فَيَقُولُ مَا أَمَرَهُ اللَّهُ { إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ } اللَّهُمَّ أْجُرْنِي فِي مُصِيبَتِي وَأَخْلِفْ لِي خَيْرًا مِنْهَا إِلَّا أَخْلَفَ اللَّهُ لَهُ خَيْرًا مِنْهَا قَالَتْ فَلَمَّا مَاتَ أَبُو سَلَمَةَ قُلْتُ أَيُّ الْمُسْلِمِينَ خَيْرٌ مِنْ أَبِي سَلَمَةَ أَوَّلُ بَيْتٍ هَاجَرَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ إِنِّي قُلْتُهَا فَأَخْلَفَ اللَّهُ لِي رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَتْ أَرْسَلَ إِلَيَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَاطِبَ بْنَ أَبِي بَلْتَعَةَ يَخْطُبُنِي لَهُ فَقُلْتُ إِنَّ لِي بِنْتًا وَأَنَا غَيُورٌ فَقَالَ أَمَّا ابْنَتُهَا فَنَدْعُو اللَّهَ أَنْ يُغْنِيَهَا عَنْهَا وَأَدْعُو اللَّهَ أَنْ يَذْهَبَ بِالْغَيْرَةِ
“Aku mendengar Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Tidaklah seorang mukmin tertimpa musibah lalu ia membaca apa yang telah diperintahkan oleh Allah:
“`’INNAA LILLAHI WAINNAA ILAIHI RAAJI’UUN, ALLAHUMMA`JURNII FII MUSHIIBATI WA AKHLIF LII KHAIRAN MINHAA“`
(Sesungguhnya kami adalah milik Allah & akan kembali kepada Allah. Ya Allah, berilah kami pahala karena musibah ini & tukarlah bagiku dengan yang lebih baik daripadanya).”
Melainkan Allah menukar baginya dengan yang lebih baik.
Ummu Salamah berkata:
“Ketika Abu Salamah telah meninggal, saya bertanya, orang muslim manakah yang lebih baik daripada Abu Salamah?
Dia adalah orang-orang yang pertama-tama hijrah kepada Rasulullah. Kemudian akupun mengucapkan do’a tersebut. Maka Allah pun menggantikannya bagiku Rasulullah.
Ummu Salamah mengkisahkan:
Rasulullah mengutus Hatib bin Abu Balta’ah melamarku untuk beliau sendiri. Maka saya pun menjawab, bagaimana mungkin, aku telah mempunyai seorang anak wanita & aku sendiri adalah seorang pencemburu.
Selanjutnya beliau pun menjawab: Adapun anaknya, maka kita do’akan semoga Allah mencukupkan kebutuhannya & aku mendo’akan pula semoga Allah menghilangkan rasa cemburunya itu“.
[HR. Muslim No.1525].
Yang ketiga, banyak-banyaklah membaca dzikir pagi dan petang serta membiasakan diri membaca doa-doa sehari-hari karena dzikir dan doa itu menguatkan jiwa dan hati kita, sehingga ia takkan goyah dengan izin Allah ta’ala tatkala terkena benturan musibah. Allah ta’ala berfirman:
الَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ اللَّـهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ اللَّـهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
“Orang-orang yang beriman dan *hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.”
(QS Ar-Ra’du : 28).
Wallahu a’lam, wabillahittaufiq.
Dijawab dengan ringkas oleh:
? Ustadz Abul Aswad Al Bayati حفظه الله
sumber: https://bimbinganislam.com/cara-bersabar-dari-musibah-pertama/