Pertanyaan:

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ

Ana mau bertanya.
Apakah yang harus ana lakukan menyikapi ada seorang didalam keluarga yang enggan untuk sholat fardhu dalam kesehariannya?
Saya sendiri kurang berani menasehati karena lebih tua dari saya.
Dan saya juga ingin menanyakan apakah yang harus saya lakukan jika melihat anak kecil yang merupakan keponakan dari sepupu saya yang usianya masih kecil tapi dia sudah berani berbicara kotor dan membantah,memukul dan melihat sesuatu yang tidak haram dilihat ?

جَزَاك اللهُ خَيْرًا

Ditanyakan oleh Sahabat BiAS T05 G-59

JAWAB:

وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته

Yang harus anda lakukan ialah menasehati orang tersebut dengan lemah lembut… nasehat yang sifatnya ajakan kepada kebaikan, sebagaimana bahasa yang digunakan Nabi Musa ketika menasehati Fir’aun agar masuk Islam:

“Maukah kamu kuajak untuk membersihkan dirimu? Maukah kamu kubimbing kepada Allah sehingga menjadi orang yang takut kepadaNya?” (An Nazi’at: 18-19).

Bisa juga dengan melunakkan hatinya dengan santunan dan sikap baik, baru kemudian didakwahi. Sebab seseorang yang diperlakukan dengan baik biasanya akan luluh hatinya dan gampang diajak. Sebagaimana cara yang Nabi gunakan terhadap pemuka-pemuka kabilah Arab yang selama ini memusuhi beliau, namun begitu diberi banyak harta mereka menjadi sahabat-sahabat yang setia.

Ini juga bisa diterapkan kepada anak kecil yang berani bicara kotor dan seterusnya boleh jadi karena lingkungannya yang mendidik dia seperti itu. Oleh karenanya, sekedar nasehat mungkin tidak cukup, namun harus dibarengi dengan mengobati sumber penyakitnya. Kalau itu karena kedua orang tuanya biasa bicara kotor, main pukul, melihat yang haram… ya jangan salahkan anaknya. Dia harus dipindahkan dari lingkungan yang buruk tersebut. Atau mungkin saja dari sekolah dan teman-teman bergaulnya…
Ala kulli haal, minimal anda mengingkari hal tersebut dalam hati, lalu menasehati sebisanya.

Kalau tidak bisa langsung ke yang bersangkutan ya bisa minta tolong orang lain yang lebih didengar omongannya agar menasehati yang bersangkutan, baik itu orangtuanya, atau sahabatnya, atau gurunya dan sebagainya.

Wallaahu a’lam

Konsultasi Bimbingan Islam

Dijawab oleh Ustadz Dr. Sufyan Baswedan Lc MA

Referensi: https://bimbinganislam.com/amar-ma-ruf-di-tengah-keluarga/