Pertanyaan :

بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْم

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ

Semoga ustadz selalu dalam lindungan Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Afwan, ustadz apakah lurusnya manhaj berbanding lurus dengan tingkat keimanan?

Jazakallahu khairan.

(Disampaikan oleh Fulan, anggota grup BiAS)

Jawaban :

وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ

بِسْـمِ اللّهِ

Alhamdulillah, wa laa haula wa laa quwwata illaa billaah, wash shalaatu was salaamu ‘alaa rasulillaah, Amma ba’du.

Sebelum kita jawab, lebih baik jika kita mulai dengan definisi terlebih dahulu.

Pertama, Iman
Dari banyaknya definisi Iman yang dijelaskan oleh para ulama, definisi yang paling lengkap dan mencangkup keseluruhan adalah:

الإيمان اعتقاد بالقلب وإقرار باللسان وعمل بالجوارح، يزيد بالطاعة وينقص بالمعصية

“Iman adalah keyakinan di hati, ikrar di lisan, dan amalan pada anggota badan. Bertambah dengan ketaatan, berkurang dengan kemaksiatan.”

Ini sejalan dengan ungkapan Imam Syafi’I rohimahulloh

الايمان قول وعمل واعتقاد بالقلب

“Iman adalah perkataan, perbuatan, dan keyakinan di hati”
(I’tiqod Al-Aimmah Al-Arbaah 51)

Berangkat dari definisi diatas, sebagian ‘ulama menyamakan Iman dengan Aqidah.

Syeikh Sholih Al-Fauzan hafidzohulloh mengatakan,

العقيدة هى الإيمان، وهو ما يعتقده القلب ويؤمن به، فالعقيدة والإيمان شئٌ واحد

“Aqidah adalah iman, yakni apa yang menjadi keyakinan di dalam hati seseorang dan beriman dengannya (dipercayainya). Aqidah dan iman adalah sama”
Sumber : https://www.alfawzan.af.org.sa/ar/node/15448

Kedua, Manhaj
Manhaj secara bahasa adalah,

الطريق الواضح والمستقيم

“Jalan yang Jelas dan Lurus.”

Adapun Manhaj secara Istilah adalah jalan yang lurus atau metode yang jelas dalam beragama. Sedangkan manhaj dalam pengertian kita -Manhaj Salaf- maksudnya Jalan lurus atau metode jelas dalam beragama yang mengikuti Salafus Sholih, yaitu para orang0orang sholat terdahulu dari para shahabat, tabi’in, tabiut tabi’it, serta para ulama yang mengikuti mereka. Karena manhaj ini suatu metode dalam beragama tentu saja cangkupannya luas, bukan hanya Aqidah, tapi juga Adab, Fiqh, Tafsir, hadits, dan sebagainya.

Hubungan Manhaj dengan Keimanan
Setelah kita tau definisi masing-masing dari Iman dan Manhaj, lalu bagaimana hubungan antara keduanya?
Syeikh Sholih Fauzan menjelasakan bahwa manhaj lebih luas daripada aqidah, beliau mengatakan;

المنهج أعم من العقيدة ، المنهج يكون في العقيدة وفي السلوك والأخلاق والمعاملات وفي كل حياة المسلم ، كل الخطة التي يسير عليها المسلم تسمى المنهج
أما العقيدة فيراد بها أصل الأيمان ، ومعنى الشهادتين ومقتضاهما هذا هي العقيدة

“Manhaj lebih umum daripada aqidah. Manhaj meliputi aqidah, perilaku, akhlak, muamalah dan setiap hidup seorang muslim. Setiap langkah (metode) yang mana seorang muslim berjalan diatasnya itulah manhaj. Adapun aqidah maksudnya adalah dasar iman, makna syahadat dan konsekuensinya”
[Al-Ajwibatul Mufidah 75]

Apakah kuatnya iman bisa menghasilkan manhaj yang lurus?
Belum tentu, ada orang yang kuat dalam hal keimanan pada Alloh tapi tidak tau tentang konsekuensi dari meninggalkan Sunnah Rosululloh sholallohu ‘alaihi wasallam, tidak tau bagaimana bersikap dengan perbedaan pendapat dikalangan Ulama, tidak tau kewajiban rakyat terhadap pemimpin, bagaimana mungkin yang seperti ini disebut lurus manhajnya?!

Apakah lurusnya manhaj bisa menghasilkan iman yang kuat?
Mungkin tidak otomatis kuat, tapi berpotensi untuk kuat. Karena ada orang yang konsen memahami manhaj dalam hal yang berkaitan dengan fiqh, berkaitan dengan tafsir, berkaitan dengan adab, tapi masih belum memahami taqdir dengan baik, atau belum tau tentang sifat malaikat. Hal ini biasanya terjadi ketika seseorang terlambat mempelajari Aqidah, padahal mestinya ia fokus dahulu untuk mendalami Aqidah, memprioritaskannya dibanding yang lain.

Semoga Alloh menganugerahkan pada kita semua sifat Istiqomah dalam menuntut ilmu.

Wallahu A’lam,
Wabillahittaufiq.

 

Dijawab dengan ringkas oleh:
Ustadz Rosyid Abu Rosyidah حفظه الله

 

sumber: https://bimbinganislam.com/apakah-manhaj-yang-lurus-berbanding-dengan-keimanan/