Pertanyaan
بسم اللّه الرحمن الر حيم
السلام عليكم ورحمةالله وبركاته
Ustadz, bagaimana penjelasan secara ilmiah hadist berikut :
Ibnu Taimiyah rahimahullahu berkata:
“Jalan kelompok murjiah dan orang-orang seperti mereka ; taat kepada umaro (penguasa) secara mutlak, kendati mereka bukanlah orang- orang baik.” (Majmu’ Al -Fatawa, 27/508).
Syukran wa jazakallahu khairan.
( Dari Ratna, AdminT05.)
Jawaban
وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ
بِسْـمِ اللّهِ
Alhamdulillāh
Washshalātu wassalāmu ‘alā rasūlillāh, wa ‘alā ālihi wa ash hābihi ajma’in.
» Yang pertama :
Saya sudah mengecek langsung ke kitab Majmu’ Fatawa : 27/508 dan saya belum menemukan nukilan sebagaimana yang ditanyakan oleh penanya.
Di halaman tersebut Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah justru sedang berbicara tentang keutamaan negeri Syam dan tidak sedikitpun menyinggung murji’ah.
» Yang kedua :
Seandaipun benar itu ucapan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, maka tidak ada yang salah karena ahlissunnah meyakini bahwa ketaatan kepada penguasa itu hanya dilakukan dalam hal yang ma’ruf/yang baik saja , bukan ketaatan mutlak seperti yang ditanyakan oleh penanya.
Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam menyatakan :
لاَ طَاعَةَ لِمَخْلُوْقٍ فِيْ مَعْصِيَةِ الْخَالِقِ إِنَّمَا الطَّاعَةَ فِي الْمَعْرُوْفِ
“Tidak ada ketaatan terhadap makhluq di dalam memaksiati Sang Khaliq, akan tetapi ketaatan itu di dalam kebaikan saja.” (HR Bukhari : 7257, Muslim : 1840).
Hadits ini tidak mengisyaratkan sama sekali bolehnya memberontak kepada penguasa. Ketika penguasa memerintahkan kemaksiatan kepada kita, maka tidak boleh kita mentaatinya tapi bukan berarti boleh memberontak.
Dalam perintahnya yang lain yang tidak berbau kemaksiatan, kita tetap mentaatinya karena ketaatan kepada penguasa itu tidak mutlak sebagaimana yang diisyaratkan oleh penanya di dalam pertanyaannya.
» Yang ketiga :
Nukilan-nukilan dari para ulama justru berbanding terbalik dengan apa yang dinyatakan dalam pertanyaan tersebut. Kaum murjiah justru kaum yang memiliki karakter suka memberontak terhadap penguasa.
Mari kita simak sebagian nukilan berikut ini :
1). Telah berkata ‘Abdullah bin Thaahir rahimahullah mengenai Murji’ah :
يا أحمد إنكم تبغضون هؤلاء القوم جهلا، وأنا أبغضهم عن معرفة. أولا: إنهم لا يرون للسلطان طاعة الثاني: إنه ليس للإيمان عندهم قدر
“Wahai Ahmad, kamu membenci mereka (murji’ah) tanpa didasari ilmu, sedangkan aku membenci mereka dengan dasar ilmu. Pertama, mereka (murji’ah) tidak memandang taat kepada penguasa; dan yang kedua mereka tidak memandang adanya kadar/tingkatan bagi keimanan” (Aqidatus-Salaf Ashhabil Hadits : 68).
2). Al-Imam Sufyan bin ‘Uyainah rahimahullah juga menuturkan :
إن قول المرجئة يخرج إلى السيف.
“Sesungguhnya perkataan murji’ah adalah keluar (dari ketaatan) menuju (pemberontakan dengan) pedang”
(As-Sunnah oleh ‘Abdullah bin Ahmad bin Hanbal, no. 363).
3). Al-Imam Qatadah rahimahullah tak ketinggalan turut menyatakan :
إنما أحدث الارجاء بعد هزيمة ابن الاشعث
“Paham irja’ (murji’ah) itu hanya muncul pertama kali setelah terjadinya fitnah/kudeta Ibnul-Asy’ats” (As-Sunnah oleh Abdullah bin Ahmad bin Hanbal, no. 644).
Demikianlah penuturan para ulama’, bahwa di antara karakter khas kelompok murji’ah adalah gemar memberontak kepada penguasa kaum muslimin.
Sedangkan ahlis sunnah mereka mentaati penguasa dalam hal yang ma’ruf dan tidak menyeru kaum muslimin untuk melawan dan memberontak kepada penguasa mereka demi untuk mewujudkan kemaslahatan dan demi menjaga darah kaum muslimin.
» Jika sudah demikian, siapakah sebenarnya oknum murji’ah itu ?
Pertanyaan besar yang membutuhkan jawaban besar dari orang-orang berjiwa besar.
Wallahu a’lam
Wabillahittaufiq.
Dijawab dengan ringkas oleh:
Ustadz Abul Aswad Al Bayati حفظه الله
Referensi: https://bimbinganislam.com/kelompok-murjiah-mentaati-penguasa-secara-mutlak/