Pertanyaan :

بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُه

Afwan Ustadz ijin bertanya,

Beliau shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda, ”Tidak akan bahagia suatu kaum apabila mereka menyerahkan kepemimpinan mereka kepada wanita”. ” (HR. Bukhari no. 4425)

Dalam dunia kerja ini ada akhwat yang ditugaskan memimpin, dilihat dari skill dan pengalaman dalam bidang tersebut, ini bagaimana hukumnya Ustadz?

Syukron Ustadz

(Disampaikan Oleh Adim, Sahabat BiAS T09 G-31)

Jawaban :

وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُه

Bismillah, was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,

Allah ta’ala berfirman:

الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ اللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَى بَعْضٍ وَبِمَا أَنْفَقُوا مِنْ أَمْوَالِهِمْ

“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka.”

(QS An-Nisa’ : 34).

Disebutkan dalam salah satu riwayat:

عَنْ أَبِي بَكْرَةَ رضي الله عنه قَالَ : لَمَّا بَلَغَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّ أَهْلَ فَارِسَ قَدْ مَلَّكُوا عَلَيْهِمْ بِنْتَ كِسْرَى قَالَ : ( لَنْ يُفْلِحَ قَوْمٌ وَلَّوْا أَمْرَهُمْ امْرَأَةً )

Dari Abu Bakrah radhiyallahu anhu berkata, tatkala sampai berita kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bahwa penduduk persia telah mengangkat anak wanita kisra sebagai raja, beliau berkata ; Takkan pernah jaya suatu kaum yang menjadikan wanita sebagai pemimpin.“

(HR Bukhari : 4425).

Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajid tatkala menjelaskan makna hadits ini beliau bersabda:

Mengenal Wanita Kala Islam Datang
استدل الفقهاء بهذا الحديث على عدم جواز تولي المرأة القضاء , لأن عدم الفلاح ضرر يجب اجتناب أسبابه , والحديث عام في جميع الولايات العامة , فلا يجوز أن تتولاها امرأة , لأن لفظ ( أمرهم ) عام فيشمل كل أمر من أمور المسلمين العامة

“Para ulama‘ berdalil dengan hadits ini akan tidak bolehnya mengangkat wanita menjadi pemimpin. Karena ketidak menangan adalah merupakan bahaya yang harus dijauhi sebab-sebabnya. Dan hadits ini mencakup seluruh jenis kepemimpinan. Tidak boleh wanita menjadi pemimpin.

Dan lafadz amruhum (urusan mereka) adalah lafadz umum yang mencakup seluruh urusan kaum muslimin secara umum.”

(Fatawa Islamqa no. 71338).

Akan tetapi larangan ini tidak lantas menyebabkan kepemimpinan tersebut tidak sah. Kepemimpinannya tetap sah akan tetapi tidak akan sempurna dan tidak akan mendapatkan kejayaan sebagaimana pernyataan Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam.

Wallahu a’lam, wabillahittaufiq.

Dijawab dengan ringkas oleh:
? Ustadz Abul Aswad Al Bayati حفظه الله

Referensi: https://bimbinganislam.com/apakah-boleh-wanita-menjadi-pemimpin/