Pertanyaan :
بسم اللّه الرحمن الر حيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Ahsanallāhu ilaikum, ustadz.
Afwan Ustadz, apakah ada system kredit syariah ?
mohon bantuan jawabannya Ustadz, syukron wa jazaakallahu khoiron.
(Disampaikan oleh Fulanah – Sahabat BiAS)
Jawaban :
وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ
بِسْـمِ اللّهِ
Alhamdulillah, wa laa haula wa laa quwwata illaa billaah, wash shalaatu was salaamu ‘alaa rasulillaah, Amma ba’du
Sistem kredit syariah disebut dengan Qardul Hasan yang bebas riba, disebutkan dalam salah satu redaksi fatwa :
القرض هو إعطاء المال على سبيل استرداده بعد فترة معينة، والمال قد يكون نقدًا وقد يكون عَينًا كالبُرِّ والشّعير، وقد يكون حيوانًا، وذلك عند جمهور الفقهاء، ومنع الحنفيّة قرض الحيوان
والقرض الحسن هو الذي لا تشترط فيه زيادة عند ردّه، وثوابه عظيم عند الله سبحانه؛ لأنه من باب التيسير على المُعسر، والتعاون على الخير، وقيل إن ثوابه أفضل من ثواب الصدقة، ورُوي في ذلك حديث مقبول:” الصدقة بعشر أمثالها، والقرض بثمانية عشر”
وكان القرض في الجاهليّة مشروطًا بزيادة في نظير تأجيل الدين، وتتكرّر الزيادة بتَكرار الأجل، ويُطلق عليه لفظ ” الربا ”
ومن صوره كما قال ابن حجر: أن يدفع الواحد ماله إلى غيره إلى أجل مسمًّى، على أن يأخذ منه كل شهر قدرًا معيّنًا، ورأس المال باقٍ بحاله، فإذا حل طلبه، فإن تعذّر الأداء زاد في الحق والأجل
“Qard / hutangan adalah memberikan sejumlah harta untuk dikembalikan lagi dalam durasi waktu tertentu. Harta yang diberikan bisa berupa uang atau barang tertentu, seperti Bur atau gandum, terkadang bisa berupa hewan. Itu menurut mayoritas para ulama ahli fiqih, sedangkan madzhab Hanafiyah melarang memberikan hutang berupa hewan.
Qardul Hasan adalah pinjaman yang tidak disyaratkan adanya tambahan tatkala mengembalikan pinjaman (tidak ada riba). Dan pahalanya besar di sisi Allah subhanahu wa ta’ala. Karena ia merupakan satu bentuk mempermudah bagi orang yang sedang kesulitan, dan bentuk bekerja sama di dalam kebaikan.
Dikatakan bahwa pahala qardul hasan ini lebih utama dari pada pahala sedekah. Diriwayatkan dalam hal itu sebuah riwayat yang maqbul : Sedekah itu sepuluh kali lipat pahalanya sedangkan Qardul Hasan delapan belas kali lipat.
Di era jahiliyah pinjaman itu disyaratkan adanya tambahan sebagai ganti dari penundaan hutang. Dan tambahan ini berulang setiap kali berulangnya waktu pengembalian, dan hal itu disebut dengan riba.
Diantara bentuknya (riba jahiliyah yang terlarang) sebagaimana dinyatakan oleh Ibnu Hajar :
Seseorang memberikan hartanya kepada orang lain dengan durasi waktu tertentu. Dengan syarat ia boleh mengambil keuntungan setiap bulannya sejumlah tertentu, akan tetapi modal awal tetap utuh. Itu apabila tepat waktu pembayaran. Apabila tak mampu membayar pada tempo seharusnya, maka akan bertambah pula hak dan waktunya.
(Sumber fatawaislamonline no. 2782).
Wallahu a’lam
Wabillahittaufiq
Dijawab dengan ringkas oleh :
Ustadz Abul Aswad Al Bayati حفظه الله
sumber: https://bimbinganislam.com/bagaimanakah-bentuk-hutang-atau-pinjaman-syariah/