Pertanyaan:

Assalamualaikum Warahmatullahi wabarakatuhu, Izin bertanya. terkait Zakat, Wakaf, Infaq, dan Sadaqah. Apa perbedaan paling mendasar di antara ke empat hal tersebut? Barakallahu fik.

(Ditanyakan oleh Santri Kuliah Islam Online Mahad BIAS)

 

Jawaban:

Waalaikumsalam warahmatullah wabarokatuh.

Bila melihat dari penjelasan makna dari masing-masing perbuatan di atas maka akan bisa diketahui perbedaan kesamaan darinya.

1. Zakat
Zakat adalah kewajiban memberikan sebagian harta yang dimiliki dengan syarat tertentu dan dikeluarkan dengan ukuran tertentu yaitu 2,5 persen atau sesuai aturan barang/harta yang dizakati.

2. Wakaf
Wakaf adalah barang yang ingin dilanggengkan/dipatenkan bentuknya dan diharapkan faidah yang akan terus mengalir dari nilai manfaatnya, tanpa ada pembatasan jumlah minimal atau maksimal dari harta yang akan diwakafkan, yang kemudian manfaatnya diberikan dan dishadaqahkan kepada orang-orang yang membutuhkannya dengan tidak menghilangkan barang aslinya/yang diwakafkan.

Sahabat Abdullah bin Umar Radhiyallahu ‘anhu berkata:

أَصَابَ عُمَرُ بِخَيْبَرَ أَرْضًا فَأَتَى النَّبِيَّ فَقَالَ أَصَبْتُ أَرْضًا لَمْ أُصِبْ مَالًا قَطُّ أَنْفَسَ مِنْهُ فَكَيْفَ تَأْمُرُنِي بِهِ قَالَ إِنْ شِئْتَ حَبَّسْتَ أَصْلَهَا وَتَصَدَّقْتَ بِهَا , فَتَصَدَّقَ عُمَرُ , أَنَّهُ لَا يُبَاعُ أَصْلُهَا وَلَا يُوهَبُ وَلَا يُورَثُ , فِي الْفُقَرَاءِ وَالْقُرْبَى وَالرِّقَابِ وَفِي سَبِيلِ اللَّهِ وَالضَّيْفِ وَابْنِ السَّبِيلِ , لَا جُنَاحَ عَلَى مَنْ وَلِيَهَا أَنْ يَأْكُلَ مِنْهَا بِالْمَعْرُوفِ أَوْ يُطْعِمَ صَدِيقًا غَيْرَ مُتَمَوِّلٍ فِيهِ

Umar Radhiyallahu ‘anhu telah memperoleh bagian tanah di Khaibar, lalu ia datang kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, seraya berkata,”Aku telah mendapatkan bagian tanah, yang saya tidak memperoleh harta selain ini yang aku nilai paling berharga bagiku. Maka bagaimana engkau, wahai Nabi? Engkau memerintahkan aku dengan sebidang tanah ini?” Lalu Beliau menjawab,”Jika engkau menghendaki, engkau wakafkan tanah itu (engkau tahan tanahnya) dan engkau shadaqahkan hasilnya,” lalu Umar menyedekahkan hasilnya. Sesungguhnya tanah ini tidak boleh dijual, tidak boleh dihibahkan dan tidak boleh diwaris, tetapi diinfakkan hasilnya untuk fuqara, kerabat, untuk memerdekakan budak, untuk kepentingan di jalan Allah, untuk menjamu tamu dan untuk ibnu sabil. Orang yang mengurusinya, tidak mengapa apabila dia makan sebagian hasilnya menurut yang makruf, atau memberi makan temannya tanpa ingin menimbunnya. [HR Bukhari no. 2565, Muslim 3085].

3. Infak dan Shadaqah
Sedangkan infak dan shadaqah mempunyai makna yang sama dari pemberian yang tidak diwajibkan untuk dikeluarkan, namun didorong pemiliknya untuk melakukannya dengan berharap ridha dan pahala besar dari Allah. Dan tidak ada batasan bagi pemiliknya untuk menyalurkannya kepada siapa pun terutama kepada orang yang membutuhkan.

مَثَلُ الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ اَمْوَالَهُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ اَنْۢبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِيْ كُلِّ سُنْۢبُلَةٍ مِّائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللّٰهُ يُضٰعِفُ لِمَنْ يَّشَاۤءُ ۗوَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ

“Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Mahaluas, Maha Mengetahui.” (QS.Al Baqarah : 261)

Walaupun terkadang makna shadaqah artinya adalah zakat wajib yang di bebankan oleh seseorang dan bukan bermakna infaq.

Surat At Taubah ayat 60,

إِنَّمَا الصَّدَقَاتُ لِلْفُقَرَاءِ وَالْمَسَاكِينِ وَالْعَامِلِينَ عَلَيْهَا وَالْمُؤَلَّفَةِ قُلُوبُهُمْ وَفِي الرِّقَابِ وَالْغَارِمِينَ وَفِي سَبِيلِ اللَّهِ وَابْنِ السَّبِيلِ ۖ فَرِيضَةً مِنَ اللَّهِ ۗ وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ

Artinya: “Sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang miskin, amil zakat, yang dilunakkan hatinya (mualaf), untuk (memerdekakan) hamba sahaya, untuk (membebaskan) orang yang berutang, untuk jalan Allah dan untuk orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai kewajiban dari Allah. Allah Maha Mengetahui, Maha Bijaksana.”

Allah berfirman dalam surat At-Taubah ayat 103,

خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِمْ بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْ ۖ إِنَّ صَلَاتَكَ سَكَنٌ لَهُمْ ۗ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

Artinya: “Ambillah zakat dari harta mereka, guna membersihkan dan menyucikan mereka, dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu (menumbuhkan) ketenteraman jiwa bagi mereka. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.”

Perbedaan keempat amalan di atas, bila dilihat dari wujud keutuhan barang setelah dimanfaatkan di antaranya bahwa shadaqah, infak dan zakat bentuk barangnya akan hilang/habis setelah dimanfaatkan, sedangkan dalam wakaf bahwa pemanfaatan hanya pada nila/hasil dari barang wakaf tersebut dengan tetap melanggengkan bentuk/asal dari wujudnya.

Semua amalan di atas sangat baik dan sangat dianjurkan untuk dilakukan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang. Wallahu a`lam.

Dijawab dengan ringkas oleh:
Ustadz Mu’tashim, Lc. MA. حفظه الله

 

Sumber: https://bimbinganislam.com/perbedaan-antara-zakat-wakaf-sadaqah-dan-infak/