Pertanyaan :

بسم اللّه الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمةالله وبركاته

Afwan Ustadz, apa perbedaan antara pahala yang terhapus dengan amalan yang terhapus?
Mohon penjelasannya.

جَزَاك الله خَيْرًا

(Disampaikan Oleh Sahabat BiAS)

Jawaban :

وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله و على آله و صحبه أجمعين

Amal yang terhapus artinya amalan tersebut tidak diterima dan belum gugur kewajibannya. Syaikh As-Sa’di menyatakan:

إن كل عبادة فعلت على وجه منهي عنه فإنها فاسدة؛ لأنه ليس عليها أمر الشارع، وإن النهي يقتضي الفساد، وكل معاملة نهى الشارع عنها فإنها مُلغاةٌ لا يعتد بها

“Sesungguhnya setiap amal ibadah yang dilakukan dengan tata cara yang dilarang maka ia adalah amal ibadah yang rusak. Karena tidak ada padanya perintah Sang Pembuat syariat. Dan larangan itu memberikan konsekwensi rusaknya amalan, setiap muamalah yang dilarang oleh Pembuat syariat, maka ia musnah dan tidak dianggap.”
(Bahjatu Qulubil Abrar : 10).

Sedangkan pahala yang gugur, amalan tersebut sudah mengugurkan kewajiban akan tetapi tidak ada pahalanya sama sekali.

Imam Ath-Thibbi menyatakan tentang fenomena terhapusnya pahala ini ketika menjelaskan hadits puasa:

إن الصائم إذا لم يكن محتسباً أو لم يكن مجتنباً عن الفواحش من الزور والبهتان والغيبة ونحوها من المناهي، فلا حاصل له إلا الجوع والعطش، وإن سقط القضاء، وكذا جميع العبادات إذا لم تكن خالصة، بل رياء وسمعة فإنها تسقط القضاء ولا يترتب عليها الثواب

“Sesungguhnya pelaku puasa apabila tidak berharap pahala dan tidak menjauhi perbuatan keji berupa kedustaan, kebohongan, ghibah dan larangan lainnya, maka puasanya tidak menghasilkan melainkan hanya lapar dan haus meskipun kewajibannya telah gugur.

Demikian pula seluruh amal ibadah jika tidak ikhlas justru malah riya’ dan sum’ah maka tidak ada pahalanya sama sekali.”
(Mirqatul Mafatih 6/530)

Wallahu a’lam, wabillahittaufiq.

Dijawab dengan ringkas oleh:
? Ustadz Abul Aswad Al Bayati حفظه الله

 

sumber: https://bimbinganislam.com/perbedaan-amalan-dan-pahala-yang-terhapus/