Pertanyaan:
بسم الله الرحمن الر حيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Ustadz, izin bertanya waktu itu ana mengikuti shalat jenazah. Imam bilang kepada jama’ah si mayit khair dan jama’ah disuruh mengikuti kata kata imam. Kita pun akhirnya bilang khair . Yang ana tanyakan apakah jika si mayit itu mempunyai sifat buruk pada hidupnya lantas kita harus bilang khair juga?
Dan ana takutnya diminta pertanggung jawaban nya nanti apakah ana diam saja atau bilang khair ?
Apakah ada dalilnya ustadz si imam mengatakan khair melihat latar belakang si mayit ?
Jazākallāh khairan
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Disampaikan Sahabat BiAS N08
Jawaban:
وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ الله وَبَرَكَاتُهُ
بِسْـمِ الله
Alhamdulillāh rabbil ālamīn
Washshalātu wassalāmu ‘alā rasūlillāh, wa ‘alā ālihi wa ash hābihi ajma’in.
Wajazākallāh khairan katsiran atas pertanyaan dan do’a yang antum sampaikan,
Pembahasan Pertama
Ini dinamakan isyhad oleh sebagian orang yang melakukannya.
Mereka meminta orang lain agar mengatakan atau bersaksi kebaikan kepada mayit dan sebagian ulama, mengatakan bahwa amalan ini merupakan kebid’ahan (jika harus ada komando), sehingga tidak perlu dilaksanakan.
Pembahasan Kedua
Dalil mereka adalah sebuah hadits dalam Shahih Bukhari dan Muslim, saya ambil riwayat yang ada dalam Shahih Bukhari nomor 1367
Sahabat Anas bin Malik bercerita :
مَرُّوا بِجَنَازَةٍ، فَأَثْنَوْا عَلَيْهَا خَيْرًا
Para sahabat pernah melalui sebuah jenazah, orang-orang menceritakan (bersaksi) bahwa jenazah tersebut adalah baik khairan.
Maka Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam berkata : “وَجَبَتْ” yang berarti pasti, lalu mereka melalui jenazah lain,
Lalu para sahabat bersaksi bahwa jenazah tersebut buruk “شَرًّا”. Maka Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam berkata: “وَجَبَتْ” yang berarti pasti.
Maka Umar radhiallāhu ‘anhu bertanya kepada Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam:
“مَا وَجَبَتْ ؟”
“Apanya yang pasti wahai Rasūlullāh?”
Beliaupun menjawab :
هَذَا أَثْنَيْتُمْ عَلَيْهِ خَيْرًا، فَوَجَبَتْ لَهُ الجَنَّةُ، وَهَذَا أَثْنَيْتُمْ عَلَيْهِ شَرًّا، فَوَجَبَتْ لَهُ النَّارُ، أَنْتُمْ شُهَدَاءُ اللَّهِ فِي الأَرْضِ
“Jenazah pertama kalian sanjung dengan kebaikan, maka pasti baginya masuk surga sedang jenazah kedua kalian menyebutnya dengan keburukan, berarti dia masuk neraka karena kalian adalah saksi–saksi Allah di muka bumi”.
Dari dalil atau hadits inilah mereka salah faham.
Pembahasan Ketiga
Pemahaman yang benar. Hadits tersebut menjadi dalil bahwa seorang saat meninggal dan orang-orang shaleh menceritakan mayit tersebut bahwa ia adalah baik, ahli tauhid misalkan, maka itu adalah tanda kebaikan.
Dan jika ada jenazah dan orang-orang shalih menceritakannya bahwa ia adalah seorang yang buruk, ahli syirik misalkan, maka ia dikhawatirkan masuk kedalam neraka.
Namun, menceritakan kebaikan tersebut tidak perlu ada komando. Karena belum kita dapatkan contoh dari para ulama. Wallāhu a’lam
Pembahasan Keempat
Terjemahan hadits lengkapnya
سَمِعْتُ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، يَقُولُ: مَرُّوا بِجَنَازَةٍ، فَأَثْنَوْا عَلَيْهَا خَيْرًا، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «وَجَبَتْ» ثُمَّ مَرُّوا بِأُخْرَى فَأَثْنَوْا عَلَيْهَا شَرًّا، فَقَالَ: «وَجَبَتْ» فَقَالَ عُمَرُ بْنُ الخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: مَا وَجَبَتْ؟ قَالَ: «هَذَا أَثْنَيْتُمْ عَلَيْهِ خَيْرًا، فَوَجَبَتْ لَهُ الجَنَّةُ، وَهَذَا أَثْنَيْتُمْ عَلَيْهِ شَرًّا، فَوَجَبَتْ لَهُ النَّارُ، أَنْتُمْ شُهَدَاءُ اللَّهِ فِي الأَرْضِ»
Aku mendengar Anas bin Malik radhiallāhu ‘anhu berkata,: “Mereka (para sahabat) pernah melewati satu jenazah lalu mereka menyanjungnya dengan kebaikan.
Maka Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Pasti baginya”.
Kemudian mereka melewati jenazah yang lain lalu mereka menyebutnya dengan keburukan,
maka Beliaupun bersabda: “Pasti baginya”.
Kemudian ‘Umar bin Al Khaththab radhiallāhu ‘anhu bertanya: “Apa yang dimaksud pasti baginya?”.
Beliau menjawab: “Jenazah pertama kalian sanjung dengan kebaikan, maka pasti baginya masuk surga sedang jenazah kedua kalian menyebutnya dengan keburukan, berarti dia masuk neraka karena kalian adalah saksi-saksi Allāh tabāraka wa ta’āla di muka bumi“.
Wallāhu a’lam
Wabillāhittaufiq.
Dijawab dengan ringkas oleh:
? Team Tanya Jawab Bimbingan Islam
Referensi: https://bimbinganislam.com/apa-manfaat-isyhad-bagi-mayit/