Pertanyaan

بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُه

Ustadz, istri saya mengajar ngaji beberapa anak di sekitar rumah. Jika ada anak yang ulang tahun, maka orang tua si anak sering meminta untuk memimpin do’a ulang tahun. Apakah ini dibolehkan secara syaria’t?

Jazakallah khoyron.

( Dari Sahabat BiAS )

Jawaban

وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ
بِسْـمِ اللّهِ

Alhamdulillāh
Washshalātu wassalāmu ‘alā rasūlillāh, wa ‘alā ālihi wa ash hābihi ajma’in.

Semoga kita semua, anda beserta keluarga dan saya mendapatkan kemudahan dari Alloh untuk senantiasa berjalan di atas syariatNya.

Doa sejatinya adalah salah satu bentuk ibadah yang umum dan mulia, karena hampir semua ibadah disyariatkan untuk berdoa, sejalan dengan hadits dari Nu’man bin Basyir rodhiallohu ‘anhu bahwasanya Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda,

الدُّعَاءُ هُوَ الْعِبَادَةُ

“Doa adalah ibadah.” [HR Tirmidzi 2895]

Dan ibadah di dalam Islam tentu saja ada aturannya, tidak bisa diterima dan berpahala kecuali terpenuhi syaratnya, yakni :

1. Ikhlas, hanya berharap balasan dari Alloh Jalla wa ‘Alaa.

2. Sesuai dengan tuntunan Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam.
Maka memimpin doa di momen selain yang telah ada tuntunannya, seperti khutbah Jum’at, istisqo’, ‘iedul fithri,’iedul adha, dll adalah perbuatan yang menyelisihi Sunnah Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam.

Tidak ada yang melakukannya di zaman 3 generasi terbaik. Karena tidak bisa hanya dengan memandang baik dan berangkat dari niat baik lantas menjadikan ibadah tersebut bernilai baik, lihatlah apa yang disampaikan oleh Imam Syafi’i rohimahulloh;

مَن اسْتَحْسَنَ فَقَدْ شَرَعَ

“Barang siapa yang menganggap baik sesuatu (menurut pendapatnya), sesungguhnya ia telah membuat syari’at.”
(Jam’ul-Jawaami’, Al-Mahalliy 2/395)

Bahkan guru beliau, yakni Imam Malik rohimahulloh juga menyampaikan hal yang senada,

من ابتدع في الإسلام بدعة يراها حسنة ، فقد زعم أن محمدا – صلى الله عليه وسلم- خان الرسالة ، لأن الله يقول :{اليوم أكملت لكم دينكم}، فما لم يكن يومئذ دينا فلا يكون اليوم دينا

”Barang siapa yang membuat bid’ah (sesuatu yang baru dalam hal agama/ibadah) dalam Islam yang ia memandangnya baik, maka sungguh ia telah menuduh Muhammad shallallāhu ‘alayhi wa sallam mengkhianati risalah. Hal itu dikarenakan Alloh telah berfirman :

”Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu”. Maka apa saja yang pada hari itu (yaitu hari di mana Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam beserta para shahabatnya masih hidup) bukan merupakan bagian dari agama, maka begitu pula pada hari ini bukan menjadi bagian dari agama.” [Al-I’tisham oleh Asy-Syathibi, 1/49].

Terlebih lagi apa yang dilakukan itu keliru dari berbagai sudut pandang, kesalahannya seperti terdapat dalam pasal berlapis; memimpin doa ulang tahun dan merayakan ulang tahun.

Merayakan ulang tahun dalam kacamata Islam pun keliru dalam semua sisi:
1. Pertama, jika dianggap ibadah, maka jelas tertolak sebagaimana yang kita jelaskan di atas.
2. Kedua, jika dianggap sebagai kebiasaan, maka itu adalah kebiasaan non muslim bahkan syiar khas mereka, padahal Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda;

من تشبه بقوم فهو منهم

“Barangsiapa menyerupai suatu kaum, dia pun termasuk golongan mereka.” [HR Abu Dawud 4031]

Karenanya saudaraku, lebih baik tolak dan hindari jika dimintai tolong untuk memimpin doa, apalagi doa saat ada yang merayakan ulang tahun. Jangan sampai kita terjerumus dalam dosa yang berlapis karena terperosok pada kesalahan yang berlapis. Justru sikap yang tepat adalah ikut mendakwahkan bahwa perayaan ulang tahun tidak ada dalam syariat Islam, sampaikan dengan penuh kesantunan atau dibungkus dengan sebuah nasihat singkat kepada yang hadir tentang pentingnya bersyukur atas segala nikmat yang Alloh titipkan pada kita, sembari mengajak untuk terus memohon kepada Alloh agar diberi umur yang berkah, sebab umur panjang tidak menjamin kebaikan dan keberkahan hidup seseorang.

Semoga kita semua termasuk hamba-hambaNya yang diberikan kelembutan hati untuk menerima nasihat.

Wallahu ‘Alam.
Wabillahittaufiq.

Dijawab dengan ringkas oleh:
Ustadz Rosyid Abu Rosyidah حفظه الله

Referensi: https://bimbinganislam.com/nahi-munkar-pada-acara-perayaan-ulang-tahun-anak-anak/